TINS: Analisa Fundamental Saham Produsen Timah Terbesar di Dunia

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham TINS (PT Timah Tbk.). Sebuah perusahaan pertambangan timah terbesar, tidak hanya di Indonesia, bahkan di dunia secara produksi.

Pembahasan TINS kali ini merupakan ketiga kalinya saya membahas perusahaan pertambangan mineral, setelah ANTM dan INCO bulan April lalu. Dan TINS juga pernah menjadi bagian dari portfolio pak Lo Kheng Hong, seorang investor legendaris Indonesia yang pernah kita bahas di bulan Mei lalu.

Tapi sebelumnya saya juga pernah membahas mengenai dua perusahaan pertambangan batubara besar Indonesia, ITMG dan ADRO.

Nah, seperti biasa, sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Lalu, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Analisa saham TINS

TINS (PT Timah Tbk.) adalah perusahaan produsen dan eksportir logam timah Indonesia. Cakupan bisnis mereka juga termasuk pertambangan, perindustrian, perdagangan, pengangkutan, dan jasa. Perusahaan ini juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang perbengkelan dan galangan kapal, penambangan non-timah, jasa pelayanan Kesehatan, agrobisnis, properti, dan pemasaran logam timah dan hilirisasi produk timah.

Secara industri TINS masuk ke metal & mineral. Mereka adalah sebuah BUMN yang berdiri di tahun 1976. Tetapi, salah satu usaha pertambangannya sudah ada dari tahun 1819, saat Belanda mendirikan Banka Tin Winning Bedrijf. Pada tahun 1995, TINS menjadi perusahaan publik dan pada tahun 2019 TINS menjadi produsen timah olahan terbesar di dunia.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk ANTM di bawah ini.

Research saham TINS – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan TINS dari 2011 – 2020. Berikut performa bisnis mereka selama 10 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 9.54% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: -7.66% per tahun. “Pertumbuhan” laba TINS naik turun tidak beraturan, jadi kalau dirata-ratakan minus. Angka ini tidak bisa dijadikan patokan.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 4.46% per tahun. Memang secara industri ini adalah industri yang kompetitif.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif negatif dengan rata-rata IDR -244 Miliar per tahun. Total FCF selama 10 tahun terakhir di IDR -2.4 Triliun dan bahkan angka FCF 5 tahun terakhir tidak beraturan.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata TINS minus. Artinya uang kas yang dihasilkan bisnis ini kecil / sedikit sekali.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata 0.84x per tahun.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 5.71% per tahun. Kecil sekali.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 1.06 per tahun. Kalau saya perhatikan, tren hutang mereka meningkat. Tidak bagus ini.
  9. Current ratio (rasio aset lancar dibanding kewajiban lancar) rata-rata: 2.06x! Sangat tinggi. Perusahaan ini cukup likuid.

  10. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 31.59x. Saat saya melakukan Research ini di bulan Mei 2021, PER TINS ada di -112.89x. Angka minus tidak bisa dipakai sebagai acuan.
  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 4.62x. PBV mereka saat post ini saya tulis ada di 7.78x.

    PBV rata-rata industrinya ada di 2.71x. Secara PBV, TINS jauh lebih mahal dari rata-rata industrinya dan historisnya.

    Tidak ada yang menarik di valuasi PER dan PBV ANTM.

Invest di saham ANTM?

Seperti biasanya, kalau NPM kecil, ROE kecil, FCF negatif, dan PER dan PBV tidak menarik, pasti sudah saya hiraukan perusahaan ini.

Tapi, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk TINS, satu hal ini yang saya dapat:

  • TINS memiliki total cadangan timah yang sudah terbukti sebesar IDR 104 Triliun (dengan harga nikel jual rata-rata TINS di tahun 2021)!. Jadi mereka memiliki cadangan nikel sebesar 2.73x dari harga seluruh perusahaannya.

    Kalau cadangan mineral mereka dibagi jumlah saham beredar, seharusnya harga saham mereka berada di IDR 4,367 per lembarnya. Berarti 173% lebih murah dari harga sekarang. Wow!

Nah, karena nilai FCF kumulatif dan rata-rata tahunan sebuah TINS negatif, saya tidak akan melakukan valuasi DCF. (Karena memang tidak bisa juga DCF dilakukan dengan FCF negatif).

Kesimpulan

Oke, invest di TINS, kah, kita?

Meski tetap ada “harta karun tersembunyi” di dalam TINS, saya tidak akan berinvestasi di sini.

Minimal di harga saat ini. Kenapa? Kalau kita lihat harga saham TINS di tahun 2020 lalu, anggap lah saat harganya sudah mulai naik dari harga paling rendahnya saat pandemi mulai, yang berada di IDR 675 per lembar sahamnya. (Harga paling rendahnya di tahun 2020 yaitu IDR 328 per lembar saham di bulan Maret 2020.)

Di harga IDR 675 per lembar, PBV TINS ada di 3.28x, 27% lebih rendah dari rata-rata historisnya dan 75% lebih rendah dari rata-rata industrinya. Lalu kapitalisasi pasar TINS berarti ada di IDR 16.2 Triliun, sedangkan sepanjang tahun 2019 pendapatan (revenue) TINS ada di IDR 19.3 Triliun.

Kalau kita membeli TINS di harga tersebut, di Agustus 2020, uang kita sudah naik 200% lebih!

Gambar grafik harga saham TINS dari Juni 2020 sampai saat post ini ditulis di Juni 2021. Harga sahamnya sudah naik 200% lebih!
Gambar 1. Harga saham TINS dari Juni 2020 sampai sekarang (Sumber)

Tetapi di harga sekarang, IDR 1,600 per lembar, dengan FCF negatif, DER (hutang) tinggi, dan ROE kecil? Tidak, terima kasih.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai ANTM. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)