Saham PRDA: Analisa Fundamental 2022 (Update April 2022)

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Apa kabar? Kali ini saya ingin update analisa fundamental saham PRDA (Prodia Widyahusada Tbk.), sebagai pemain terbesar di bisnis laboratorium klinik Indonesia. Saingan dari perusahaan yang baru saya bahas sebelum ini yaitu DGNS (Diagnos Laboratorium Utama Tbk.).

Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com

Saya pertama kali membahas saham PRDA di Oktober 2020 lalu dan waktu itu, di harga saat itu (IDR 3,245 per lembar), PER dan PBV-nya sedang murah. Lalu, karena PRDA perusahaan dengan performa bisnis yang bagus, saat itu, jadi asal masih di bawah nilai wajarnya, ya, saya beli saja. Waktu itu saya belum mengerti mengenai analisa discounted cash flow (DCF), jadi tidak saya pakai.

Waktu itu kepemilikan saya di PRDA merupakan 10% dari total portfolio saya, salah satu dari 13 saham yang saya miliki, tapi karena di bulan Mei 2021 saya ingin mengkonsolidasikan portfolio saya menjadi 3 saham saja, saya jual PRDA dalam keadaan untung (sekitar 3% saja…hahaha) di IDR 3,350 per lembar.

Sekarang, saya ingin membahasa apakah saham PRDA ini masih layak untuk dibeli. Tapi sebelum kita lanjut, beberapa hal yang ingin saya ulangi:

Gambar 1. Logo PRDA (Sumber)

Saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti discounted cash flow (DCF).

Lalu, analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000, bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5, bukan 1,5, dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR, bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham PRDA ini!

Analisa saham PRDA

PRDA (Prodia Widyahusada Tbk.) adalah perusahaan publik Indonesia yang bergerak di bisnis kesehatan (laboratorium klinik tepatnya).

PRDA berdiri di tahun 1973 di Solo, Jawa Tengah dan didirikan oleh Pak Andi Wijaya, Ph.D. (saat ini Komisaris Utama PRDA), Pak Gunawan Prawiro Soeharto (Komisaris PRDA), dan rekan-rekan mereka. Secara industri, saham PRDA masuk ke healthcare equipment & providers, dan mereka menjadi perusahaan publik di tahun 2016.

Secara kepemilikan, 57% PRDA dimiliki oleh PT Prodia Utama (Holding Company), 18% oleh Bio Majesty Pte. Ltd. (perusahaan investasi PRDA yang sudah berinvestasi di PRDA sebelum IPO), dan 25% saham PRDA dimiliki oleh Masyarakat.

PT Prodia Utama dan Bio Majesty Pte. Ltd. sendiri dimiliki oleh Andi Widjaja, Ph.D., Gunawan P. Soeharto, J. Hamdono Widjojo, Elias Nugroho, Ichsan Hidajat dan Arjati Utami (the “Founder’s Group”), dan keluarga-keluarga mereka. Sebelum IPO, Prodia Utama dan Bio Majesty memiliki masing-masing 76% dan 24% dari PDRA. Setelah IPO, Prodia Utama dan Bio Majesty, berdua, masih memiliki total 75% dari PRDA.

PRDA merupakan laboratorium klinik terbesar di Indonesia dengan 259 cabang/outlet di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Saat post ini ditulis, PRDA memiliki jumlah saham beredar sebanyak 937,500,000 lembar.

Bisnis PRDA

Lalu, bagaimana dengan bisnis mereka? Mari kita lihat.

Ada 9 layanan medis yang PRDA lakukan…

  1. Tes rutin
  2. Tes tanpa laboratorium
  3. Klinik spesialisasi
  4. Tes esoteric
  5. Layanan laboratorium rujukan
  6. Konsultasi dokter
  7. Paket tes personal
  8. General medical check-up
  9. Perawatan preventif

Secara jenis pendapatan (types of revenue), pendapatan PRDA dibagi 3:

  1. Laboratorium
  2. Non-laboratorium
  3. Klinik

Total pendapatan PRDA di tahun 2021 adalah IDR 2,652,257,000,000.

Dan itu: 90.5% dari Laboratorium, 8.6% dari Non-laboratorium, dan 0.9% dari Klinik.

Lalu secara jenis pelanggan (types of customers) dibagi 4:

  1. Pelanggan individu
  2. Referensi dokter
  3. Referensi pihak ketiga (laboratorium lain atau asuransi)
  4. Klien korporasi

Dan itu: 33.8% dari pelanggan individu, 31.4% dari referensi dokter, 21.2% dari referensi pihak ketiga, dan 13.6% dari klien korporasi.

Lalu, dengan total 65.2% pelanggan PRDA merupakan pelanggan individu dan referensi dokter, artinya mereka melakukan pembayaran secara tunai/setara tunai (kartu kredit). Bukan secara invoicing. Tidak hanya itu, PRDA juga semakin sering direferensikan oleh dokter-dokter Indonesia:

  • Ada 55,000 referensi dokter untuk tes di laboratorium/klinik PRDA di tahun 2019
  • Ada 61,000 referensi dokter untuk tes di laboratorium/klinik PRDA di tahun 2020
  • Ada 66,000 referensi dokter untuk tes di laboratorium/klinik PRDA di tahun 2021

Ini berarti: 1) PRDA memang dipercaya oleh para dokter, atau 2) memang tes-tesnya hanya bisa dilakukan di PRDA. Dan ingat, di tahun 2020 saat ada PSBB di seluruh Indonesia karena pandemi Covid-19, dokter tetap mereferensikan pasien-pasiennya untuk tes di laboratorium/klinik PRDA.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk saham PRDA di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan Laporan Tahunan PRDA dari 2013 – 2021. Berikut performa bisnis mereka selama 9 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: naik 12.79% per tahun. Bahkan dari tahun 2020 ke 2021, pendapatan PRDA naik 41.6%!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: naik 35.65% per tahun! Dan dari tahun 2020 ke 2021, laba PRDA naik 131%!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 10.39% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 111 Miliar per tahun. Selama sembilan tahun terakhir, total FCF kumulatif PRDA ada di sekitar 999 Miliar.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: 0.95x. Terakhir di Desember 2020, owner’s earnings ratio PRDA ada di 1.15x. Jadi sekarang ada improvement sebesar 21%. Ini merupakan sesuatu yang baik.
  6. FCF/Equity ratio (rasio FCF dibandingkan modal) rata-rata: -0.08x. Angka ini negatif karena ada angka FCF negatif yang sangat besar (dibandingkan modal) di tahun 2015, jadi merusak angka rata-ratanya. Kalau angka mediannya positif di 0.09x, bahkan di tahun 2021 lalu sudah 0.29x (atau FCF yang dihasilkan dari modal di 29%)!
  7. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: rendah dan stabil di kisaran 0.4x per tahun.
  8. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 26.7% per tahun!
  9. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: sangat tinggi di 1.5x per tahun. Memang besar. Tapi rata-rata DER PRDA di Desember 2020 adalah 1.9x, jadi ada perbaikan sebesar 27%. Ini juga hal yang sangat baik. Lagipula, tren DER mereka menurun dalam beberapa tahun terakhir sejak IPO. Di tahun 2021 lalu, DER PRDA ada di 0.2x saja.
  10. Current ratio (rasio aset lancar dibanding kewajiban lancar) rata-rata: 4.1x! Bagus!
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 21x. Tetapi saat kami melakukan Research ini di bulan Maret/April 2022, PER PRDA ada di 11.65x. Itu 81% lebih murah dari PER historisnya!

Dengan PER industrinya di 17x, harga PER PRDA saat ini 46% lebih murah dari rata-rata industrinya!

  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.67x. Tapi, PBV PRDA saat ini ada di 3.2x. Berarti hampir 17% lebih mahal dari PBV historisnya!

Meski demikian, dengan PBV rata-rata industri saat ini ada di 3.62x, berarti PBV PRDA saat ini 12.6% lebih murah dari rata-rata industrinya!

Invest di saham PRDA?

Secara valuasi PER, saham PRDA ini murah. Lalu secara PBV saham ini lebih mahal dari PBV historisnya (meski memang lebih murah dari rata-rata industrinya). Tapi, secara performa bisnis PRDA ini bagus, DER memang tinggi, tapi itu dibarengi dengan current ratio yang tinggi juga dan tren DER yang mengecil (jadi PRDA masih sehat, lah).

Tapi, seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk ini, ada beberapa hal di bawah yang saya dapat:

  1. Cash current ratio (rasio uang kas & setara kas lancar dibanding liabilitas/hutang lancar) di Maret/April 2022 PRDA rata-rata ada di 4.1x! Di tahun 2021 bahkan ada di 5.6x! Jadi di tahun 2021 lalu, total uang kas & setara kas lancar PRDA 5.6x kali lebih besar dari hutang-hutang mereka untuk setahun ke depan. Ini amat sangat sehat.
  2. Total assets mereka ada di IDR 2.7 Triliun. Sedangkan total hutang-hutangnya “hanya” IDR 466 Miliar, hanya 17% dari aset-aset mereka!

Lalu 77% dari aset-aset mereka, di IDR 2.1 Triliun, berbentuk uang tunai, deposito, dan aset tetap. Amat sangat likuid.

  1. Rata-rata ROIC (“Return on Invested Capital”; atau “Imbal Hasil dari Uang Kas yang Diinvestasikan” – lebih jelasnya silahkan baca post saya mengenai ROIC) PRDA adalah 18%! Dengan tren naik dalam 5 tahun terakhir dan di tahun 2021, ROIC PRDA ada di 26%!
  2. Selain itu, EPS (Earnings per share, laba bersih per lembar saham) PRDA yang sudah 7 tahun berturut-turut terus naik. EPS yang naik akan membuat harga saham naik, bila kinerja perusahaannya bagus, itu sudah hampir dapat dipastikan.

    Lalu, analisa DCF untuk saham ini bagaimana?

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar 2. Hasil valuasi DCF untuk saham PRDA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2018 – 2021 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2022 – 2025.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, saya pakai 90.8%. Yaitu, angka FCF/Net Profit rata-rata dari tahun 2018 – 2021.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Itu saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya tambah 0.5% untuk lebih konservatif.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 3.5% saja. Angka yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, atau sekitar 5.7%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik PRDA dari akhir 2022 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 8.97 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 8.97 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham PRDA yang beredar saat ini di 937.5 juta lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 9,576.

Saat research atas saham ini dilakukan di Maret/April 2022, harga per lembar saham PRDA adalah IDR 7,725, atau 23.96% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya!

Bahkan kalau dikurangi hutang-hurangnya, nilai intrinsik per lembar saham PRDA menjadi IDR 9,078 , atau masih 14.9% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya!

Ada margin of safety di saham PRDA saat in yang menarik, yang menunjukan kalau harga saham PRDA saat ini dijual di bawah harga wajarnya.

Kesimpulan

Oke, invest di PRDA, kah, kita? Untuk saya, jawabannya mudah saja: iya!

Nah, sekarang, pertanyaan yang lebih sulit adalah, saham PRDA vs. DGNS, lebih bagus mana?

Mereka sama-sama di bisnis laboratorium klinik, bahkan kalau sudah baca post saya mengenai DGNS, mungkin ingat kalau saya merekomendasikan saham DGNS juga. Bahkan rasio-rasio DGNS banyak yang lebih bagus dibandingkan dengan PRDA.

Mungkin untuk pertanyaan bagus mana antara saham PRDA vs. DGNS, saya bisa jawab tergantung profil masing-masing investor. Karena saham DGNS termasuk ke growth stock, perusahaan yang sedang berkembang pesat, kemungkinan naiknya saham DGNS memang terlihat lebih besar dari PRDA. Tapi apa yang DGNS lalui sekarang, PRDA sudah lalui mungkin 12-15 tahun yang lalu.

Dan juga, hal yang mengkhawatirkan dari DGNS adalah ketergantungannya terhadap bisnis yang diberikan oleh perusahaan induk dan sister company-nya. Malah, 62% dari keseluruhan bisnis DGNS itu dari pihak berelasi (dan hanya 5.7% dari pelanggan/pasien individu). Ini adalah risiko yang lebih besar dibanding PRDA. (Yah, memang yield potential yang lebih tinggi biasanya risikonya lebih besar juga).

Warren Buffett pernah bilang: “It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price”. Dan, meski kami pribadi tertarik juga dengan DGNS, tapi PRDA masih tetap menjadi “wonderful company at a fair price” untuk saat ini.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham PRDA ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini dan/atau kunjungi laman Karyakarsa saya untuk kasih tip/beli thesis investasi (analisa investasi secara detil) yang saya buat disana…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Kasih tip / beli thesis investasi buatan Stoxets.com

Kunjungi laman Karyakarsa Stoxets.com

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

1 thought on “Saham PRDA: Analisa Fundamental 2022 (Update April 2022)”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)

Exit mobile version