Analisa Fundamental Saham HMSP: Industri Rokok Kretek Indonesia (Bagian II)

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Sebagai lanjutan dari post saya mengenai GGRM, kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham saingannya, HMSP (PT H.M. Sampoerna Tbk.), yang juga salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.

Waktu saya bahas GGRM, di bagian kesimpulan, saya bilang hal demikian:

Tetapi dari angka owner’s earnings ratio (dengan atau tanpa rasio negatif tahun 2011) dan analisa DCF-nya, kok, saya seperti kurang “sreg”, yah?…

Belum lagi saya juga hitung FCF/Equity Ratio (rasio untuk mengetahui berapa banyak uang tunai yang bisa mereka hasilkan dari setiap modal yang ada) mereka rata-ratanya hanya 0.052 (5.2%). Artinya, setiap IDR 100 dari modal yang ada, mereka “hanya” bisa menghasilkan IDR 5.2 uang tunai!…

Dari sana seolah-olah manajemen mereka kurang efisien dalam mengolah kapital. Apa mungkin economic moat di industri, atau perusahaan, ini tidak sebesar yang saya kira sebelumnya?

Maaf sekali, saya kali ini tidak bisa langsung membuat kesimpulan. Mari kita bandingkan dengan HMSP (H.M. Sampoerna Tbk.) sebelum kita membuat kesimpulan untuk saham ini…

Nah, di post kali ini saya sudah bisa membuat kesimpulan dengan membandingkan GGRM dan HMSP. Saya membuat analisa ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest). Saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV dan juga Discounted Cash Flow (DCF).

Sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa saham ini bukan merupakan bagian dari portofolio saya dan analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Lalu, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5.

Analisa saham HMSP

Nah, lanjut, buat yang merokok, seperti saya, pasti kenal dong rokok Sampoerna A Mild? Rokok saya ini, jadi mudah-mudahan saya tidak bias dalam membahas ini, yah…hehehe.

Gambar 1. Logo Sampoerna A. Merokok atau tidak, pasti tahu lambang ini (Sumber)

Saya sudah bahas “economic moat” industri rokok di post GGRM sebelum ini. Yaitu kondisi dimana susah bagi kompetitor untuk masuk ke industri tersebut karena berbagai alasan sehingga perusahaan memiliki keuntungan yang kompetitif. Jadi sekarang kita langsung bahas HMSP sebagai perusahaan saja.

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) adalah perusahaan rokok publik yang telah berdiri dari tahun 1913 di Surabaya, merek pertamanya waktu itu adalah “Dji Sam Soe” (pasti sering dengar juga, kan?). Tahun 1989 mereka meluncurkan merek “Sampoerna A” yang amat terkenal itu dan di tahun 1990 mereka resmi menjadi perusahaan publik. Di tahun 2005, Philip Morris Indonesia mengakuisisi mayoritas saham HMSP (92.5% dari total saham beredar).

Secara industri mereka masuk di tobacco dan jenis rokok yang mereka produksi adalah sigaret kretek linting-tangan (SKT), sigaret linting-mesin (SKM), dan sigaret putih mesin (SPM – atau rokok tembakau non-cengkeh).

Gambar 2. Rokok-rokok SKL, SKT, dan SKM (Sumber)

Beberapa merek-merek rokok mereka yang terkenal adalah Sampoerna A (termasuk “A Mild”), Sampoerna U (termasuk “U Mild”), Dji Sam Soe, Sampoerna Hijau, dan karena HMSP sudah milik Philip Morris, Marlboro (satu-satunya produk SPM HMSP).

Dari semua merek-mereknya, pangsa pasar HMSP adalah yang terbesar di Indonesia, 32.2% di tahun 2019, dengan penjualan sekitar 98.5 milyar batang rokok. Dan dari sana, Sampoerna A dan Sampoerna U, produk-produk SKM mereka, berkontribusi 70.7 milyar batang rokok.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk HMSP di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan HMSP dari 2010 – 2019 untuk kinerja mereka yang aktual (sudah terjadi) dan 2020 (Kuartal III) untuk kinerja yang masih berupa ekspektasi. Berikut performa bisnis mereka selama hampir 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 8.46% per tahun.
  1. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 7.11% per tahun.
  1. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 13.27% per tahun.
  1. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 10T per tahun! Total FCF selama kurang lebih 11 tahun terakhir sedikit di bawah IDR 110T!
  1. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata HMSP amat sangat rendah di 0.17! Sangat efisien, bumi dan langit kalau dibandingkan dengan GGRM.
  1. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata di 0.74 per tahun.
  1. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 53%! Sangat tinggi!
  1. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.64 per tahun. Masih sehat.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 28.87x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan Desember 2020, PER HMSP ada di 19.63x. Lebih murah 32% dari PER historisnya. Menarik.

    Tapi saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 12x, berarti PER HMSP lebih mahal sekitar 64% dari rata-rata industrinya.

    Dan lebih mahal 85% dibanding PER GGRM di 10.57x.
  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 14.84x! Waktu itu PBV HMSP ada di 6.31x. Lebih mahal 57% dari PER historisnya.

    Lalu, PBV rata-rata industri saat itu di kisaran 2.58x, berarti harga PBV HMSP saat itu lebih mahal 144% dari PBV historisnya.

Invest di saham HMSP?

Kinerja HMSP ini sangat bagus, dengan ROE di atas 50% saya tidak heran kalau PER dan PBV-nya dihargai mahal oleh pasaran.

Seperti biasa, saya coba menggali lebih dalam lagi, untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham ini, ada beberapa hal yang menarik.

  1. Revenue (pendapatan) mereka tidak lebih besar dari kapitalisasi pasar.
  1. Melanjutkan poin nomor 1, saya lihat apa yang saya sebut sebagai Revenue vs. Market Cap Ratio (pendapatan dibanding kapitalisasi pasar). Selama hampir 11 tahun ke belakang, rata-rata rasio ini di 0.27. Rasio ini sekarang di 0.5, lebih tinggi hampir dua kali dari rasio historisnya. Artinya saham mereka sedang murah!
  1. Dividend Yield mereka cukup tinggi, dengan rata-rata di 4%. Di tahun 2020, mereka memberikan dividen yield 7.7%! Jauh lebih tinggi dari inflasi!
  1. Current Ratio (aset lancar dibagi hutang lancar) mereka tinggi! Rata-rata di 3.3x! Artinya mereka punya 3.3x aset untuk setiap hutang yang jatuh tempo dalam setahun ke depan. Sangat likuid.

Oke, cukup menarik, sih. Nah, sekarang, bagaimana dengan valuasi secara DCF? Mari kita lihat.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar 3. Hasil valuasi DCF untuk saham HMSP
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2016 – 2019 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2020 – 2023.
  2. Untuk discount factor, saya pakai 8%. Biasanya, saya pakai 7.5% dari angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun yang saya lebihkan 0.5%. Tetapi saya mau lebih konservatif untuk saham ini.
  3. Untuk perpetual growth, saya pakai 2%. Biasanya saya pakai 3 – 3.5%.

Intinya adalah, nilai kumulatif FCF milik HMSP dari akhir 2020 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 258T. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 50 tahun ke depan. Nilai IDR 258T itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham HMSP yang beredar saat ini di 116 milyar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 2,224.

Saat post ini ditulis di bulan Desember 2020, nilai per lembar GGRM adalah IDR 1,555. Berarti ada margin of safety sebesar 43%(!) antara nilai intrinsik saham ini dan nilai aktual sahamnya saat ini. Cukup bagus!

Mungkinkah saham HMSP mencapai IDR 2,224? Loh, di 23 Januari 2018 saham HMSP sempat mencapai IDR 5,550, kok. Tapi hanya di tanggal itu saja, setelah itu turun terus sampai ke level yang sekarang.

Lalu, mungkinkah HMSP “mencetak” total FCF sampai IDR 258T? Sangat mungkin! Saat ini saja total FCF selama 11 tahun terakhir mereka saja sudah IDR 110T. Kira-kira butuh 23 tahun untuk sampai ke total FCF di IDR 258T ini. Jauh lebih pendek dari waktu yang dibutuhkan GGRM untuk mencapai total FCF mereka di IDR 207T (69 tahun) berdasarkan total FCF mereka sekarang.

Kesimpulan Dari Saham HMSP vs GGRM

Oke….seperti yang saya bilang, saya kurang “sreg” dengan GGRM. Sepertinya manajemen mereka kurang efisien dalam pengelolaan kapital. Rata-rata FCF/Equity Ratio mereka yang hanya 0.052 juga kecil sekali.

Bandingkan dengan rata-rata FCF/Equity Ratio HMSP yang ada di 0.49 (49%). Artinya, setiap IDR 100 dari modal yang ada, mereka bisa menghasilkan IDR 49 uang tunai! Sangat efisien!

Dengan rasio di atas yang besar, owner’s earnings ratio yang kecil, dan ROE yang besar, terlihatlah economic moat yang besar di saham HMSP ini.

Memang kalau kalian ingat, margin of safety GGRM di 145% jauh lebih besar dari HMSP di 43%. Tetapi butuh waktu 69 tahun bagi GGRM untuk mencapai nilai wajar (fair value) total FCF mereka, dibanding 23 tahun bagi HMSP. Dan selama itu, berdasarkan performa bisnis mereka selama ini, saham HMSP memiliki perusahaan di belakang dengan manajemen keuangan yang lebih efisien…dan rata-rata dividend yield yang lebih besar juga.

Saya akan lebih memilih untuk berinvestasi di HMSP bila ada dana lebih. Saya cukup senang melihat hasil analisa saya ini….karena saya lebih suka rokok Sampoerna A Mild daripada GG Mild…hehehe. Jadi, yah, bila ada dana lebih, saya kemungkinan besar akan berinvestasi di HMSP, ketimbang GGRM.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham HMSP ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)

Exit mobile version