Analisa Fundamental Saham Ekadharma International (EKAD) dan Mark Dynamics Indonesia (MARK): Perusahaan “Membosankan”, Bisnis Menguntungkan

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa saham EKAD (PT Ekadharma International Tbk.) dan MARK (PT Mark Dynamics Indonesia Tbk.).

Kenapa saya bilang “membosankan”? EKAD adalah perusahaan yang bisnis utamanya memproduksi lakban. Sedangkan MARK adalah perusahaan yang bisnis utamanya memproduksi cetakan untuk sarung tangan karet.

Kenapa saya bilang bisnis mereka menguntungkan? Pendapatan EKAD di 2019 adalah IDR 758M dan pendapatan MARK di 2019 adalah IDR 361M. Amat sangat fantastis meski “hanya” dari jualan lakban dan cetakan sarung tangan karet.

Kenapa sekarang saya memilih membahas EKAD dan MARK? Karena EKAD ada di portofolio saya dan MARK termasuk salah satu saham yang saya pantau. Kedua perusahaan ini bisnisnya “membosankan”, kalau dibanding, misal, bank atau tambang. Tetapi bisnis mereka tetap amat sangat bagus.

Di memo tahunan (dengan ringkasan di sini) yang Warren Buffett berikan ke para pemegang saham Berkshire Hathaway di tahun 2014, salah satu syarat bisnis yang dia mau beli adalah:

“Simple businesses (if there’s lots of technology, we won’t understand it)”

Warrent Buffett, Letter to Shareholders 2014

Dalam bahasa Indonesia: “Bisnis yang mudah dimengerti (bila terlalu banyak teknologi, kita tidak akan mengerti)”.

Nanti saya jelaskan kenapa saya membeli saham EKAD tapi belum membeli saham MARK (meski sangat tertarik). Hanya perlu saya jelaskan, analisa kedua saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Saya menggunakan metode analisa value investing saya sendiri untuk analisa kedua saham ini, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest). Kalau belum tahu itu apa atau belum mengerti istilah-istilah dalam analisa saham, silahkan baca ini.

Lalu, sebelum kita lanjut, saya mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5.

Analisa saham EKAD

EKAD adalah perusahaan publik yang bergerak di bidang produksi lakban dan berbagai jenis pita perekat. Iya, itu saja. 90% pasarnya ada di Indonesia dan 10% di Malaysia. Perusahaan ini berdiri di tahun 1981 dan menjadi perusahaan publik di tahun 1990. Mereka memiliki 22 kantor cabang dan 18 pusat distibusi di seluruh Indonesia.

Secara industri EKAD masuk ke chemicals. Ada banyak perusahaan di industri tersebut, tetapi waktu saya melakukan Screening perusahaan-perusahaan yang sedang “murah”, hanya EKAD dan INCI (PT Intanwijaya Internasional Tbk). Tetapi setelah saya Review keduanya di bulan Mei 2020, hanya EKAD yang menurut saya bagus performa bisnisnya dan harganya sekilas terlihat murah.

Sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk saham EKAD di bawah ini.

Research saham EKAD

Saya menggunakan laporan tahunan EKAD  dari 2011 – 2019. Berikut performa bisnis mereka selama 9 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 13.27% per tahun!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 16% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 10% per tahun!
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 29.5M per tahun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata EKAD cukup tinggi, meski tetap bagus, di 0.8 (80% uang tunai aktifitas operasi mereka untuk belanja aset). Setelah saya lihat lagi, sebenarnya angka rata-ratanya tinggi karena di tahun 2013 dan 2014 EKAD membuka total 5 pusat distribusi dan 2 kantor cabang. Ekspansi terbesar mereka sampai saat ini. Kalau owner’s earnings ratio kedua tahun itu tidak dihitung, rata-ratanya hanya di 0.45 (45% uang tunai aktifitas operasi untuk belanja aset). Cukup efisien.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil di kisaran 0.7 per tahun.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 14.5% per tahun.
  8. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.3 per tahun! Sangat sehat.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 7x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan Mei 2020, PER EKAD ada di 9.9x. Sedikit lebih mahal dari PER historis, tetapi PER industrinya di 12x, jadi 17.5% lebih murah.
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.02x. Sama dengan PER, waktu itu PBV EKAD ada di 0.9x. Sedikit lebih murah dari PBV rata-rata historisnya. PBV industri juga saat itu di kisaran 0.9x.

Invest di saham EKAD

Saya lihat EKAD perusahaan yang bagus performa bisnisnya. Meski valuasinya sedang murah, tetapi bukan yang sedang “diskon”.

Tetapi dari Research saya di EKAD, saya juga menemukan hal-hal di bawah ini yang memantapkan saya untuk berinvestasi di emiten ini:

  1. Cash current ratio (rasio uang tunai lancar dibanding liabilitas/hutang lancar) ada di 1x! Jadi dari total uang tunai EKAD saja bisa membayar seluruh hutang-hutang mereka untuk setahun ke depan.  Aset lancar mereka juga 4x lebih besar dari total hutang/liabilitas mereka.
  2. Total assets mereka ada di IDR 968M. Tetapi kapitalisasi pasar mereka saat itu di IDR 765M. Jadi kalau kita beli seluruh perusahaan EKAD, kita dapat aset-aset mereka juga yang IDR 203M lebih banyak dari yang kita bayarkan. Juga, 50% dari aset total mereka itu berbentuk aset likuid (uang tunai, deposito, investasi, dan tanah).
  3. Ditambah lagi, mereka tidak pernah gagal membayarkan dividen selama 9 tahun terakhir.

Karena hal-hal di atas, lah, saya memutuskan untuk menempatkan hampir 7% dari portofolio saya di EKAD. Saat post ini ditulis, EKAD saya sudah naik 11.42%. Kalau ditambah dividen yang saya dapat minggu lalu, kepemilikan saya di EKAD dari Mei 2020 sampai sekarang sudah naik 14.30%. Not bad!

Gambar grafik EKAD dari saya beli di bulan Mei 2020 sampai post ini ditulis. Sudah naik 11.42%. Bila ditambah dividen, sudah naik 14.30%. Not bad!
Gambar 1. Grafik EKAD dari saya beli di bulan Mei 2020 sampai post ini ditulis

Analisa saham MARK

MARK adalah perusahaan manufaktur cetakan sarung tangan karet Hong Kong yang berlokasi di Medan. Mereka berdiri di Indonesia dari tahun 2003 dan menjadi perusahaan publik di tahun 2017.

MARK dimiliki oleh Tecable (HK) Co. Limited, sekitar 79%, dan sisanya, sekitar 21%, oleh masyarakat Indonesia. Nah, dari prospektus MARK sendiri, Tecable 100% sahamnya dimiliki oleh Chin Kien Ping. Warna negara Malaysia yang juga adalah Presiden Komisaris dari MARK. Fakta terakhir ini penting.

Malaysia menguasai 61% pangsa pasar sarung tangan karet dunia (dari sini 30% menggunakan produk MARK sebagai cetakan sarung tangan-sarung tangan mereka). 73% pangsa pasar sarung tangan karet Malaysia dikuasai oleh 4 perusahaan saja, salah satunya adalah Hartalega. Nah, sekitar 46% pendapatan MARK itu dari Hartalega sendiri. Jadi, Malaysia adalah pasar yang penting bagi MARK.

Secara industri MARK masuk ke ceramics, glass, & porcelain (keramik, gelas, dan porselen), ya mungkin karena cetakan mereka menggunakan bahan keramik.

Saat saya melakukan Review dan Research untuk MARK di bulan September 2020, bisa dikatakan mereka tidak memiliki saingan yang sama-sama perusahaan publik dan memiliki pabrik di Indonesia. Saingan-saingan mereka ada di Malaysia, itu pun, MARK saat sebelum IPO bisa memproduksi 400ribu pieces/bulan. Jauh lebih besar dari saingan-saingannya.

Nah, sekarang, mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk MARK di bawah ini.

Research saham MARK

Saya menggunakan laporan keuangan dan tahunan MARK dari 2014 – 2019 dan berikut adalah performa bisnis MARK selama 6 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 18.9% per tahun!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 73.2% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 14.7% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif negatif dengan rata-rata -10.5M per tahunnya. Kalau saya lihat mereka memang memperbesar kapasitas produksi besar-besaran, dengan membuat pabrik baru di tahun 2016 sehingga mereka memutuskan untuk IPO sebagai sumber pendanaan. Saya lihat di 2018 dan 2019 mereka juga meningkatkan kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru lagi.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: 2.5x. Amat sangat besar. Artinya biaya belanja aset mereka 2.5x lebih besar dari uang tunai yang didapat dari aktifitas operasi setiap tahunnya. Tapi memang mereka sedang berkembang sih.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.7 per tahun. Cukup baik dan efisien. Yang saya lihat MARK di sini sangat konsisten.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 24% per tahun! Bagus sekali ini, manajemennya pandai dalam mengelola modal.
  8. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.87 per tahun. Tergolong tinggi karena memang sebelum IPO hutang mereka berbanding modal cukup besar.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 13.83x. Tetapi saat saya melakukan Research di bulan September 2020, PER MARK ada di 33.5x! Sedangkan PER industri “hanya” 18x. Amat mahal.         
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.58x. Waktu itu PBV MARK ada di 9.85x. PBV industri “hanya” di 4.57x. Mahal!

(By the way, PER dan PBV industri yang saya pakai hanya yang memiliki PER positif.)

Lalu, beberapa hal yang saya temukan saat saya gali lebih dalam laporan-laporan keuangan MARK:

  1. Current ratio (rasio aset dibanding liabilitas/hutang) ada di 3x! Jadi aset lancar MARK hampir 3x lebih banyak dari hutang lancarnya. Likuid sekali perusahaan ini.
  2. Kapitalisasi pasar mereka ada di IDR 2T, tapi aset total mereka “hanya” di IDR 440M dan pendapatan mereka “hanya” di IDR 360M. Angka-angka aset dan pendapatan itu amat sangat tinggi, tetapi, ya, tidak ada yang nilai intrinsik yang tersembunyi yang biasa saya pakai sebagai alasan/pembenaran kenapa saya mau investasi di suatu perusahaan.

Tidak Invest di saham MARK

Nah, jadi berbeda dengan EKAD, untuk MARK meski performa bisnisnya amat bagus dan selalu bertumbuh, saya tidak melihat ada nilai-nilai intrinsik tersembunyi yang bisa meyakinkan saya untuk membeli MARK di harga saat ini. Karena itu saya memutuskan untuk tidak membeli saham MARK untuk sekarang.

Tetapi, ini merupakan perusahaan bagus yang saya masukan ke daftar perusahaan-perusahaan yang saya awasi. Jadi kalau misal MARK turun ke sekitar IDR 300-400 per lembarnya, dengan performa bisnis seperti sekarang atau lebih baik, mungkin akan saya borong.

Oke, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai EKAD dan MARK, dua perusahaan bagus dengan model bisnis yang mudah dipahami. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan: Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)