One Up on Wall Street – Review Buku

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com ini. Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya ini. Kali ini saya ingin mengulas buku lagi. Kali ini saya ingin mengulas buku berbahasa Inggris yang berjudul lengkap ‘One Up on Wall Street: How To Use What You Already Know To Make Money In The Market’, karangan Peter Lynch dan John Rothchild. Buku ini pertama kali diterbitkan di tahun 1989.

Buku One Up on Wall Street ini merupakan salah satu buku yang wajib dibaca oleh para investor saham. Baik yang baru belajar ataupun yang sudah lebih berpengalaman. Selain buku ’Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements’, karangan Mary Buffett dan David Clark, yang sudah saya review di bulan April 2021 lalu, buku ini juga merupakan salah satu buku pertama yang saya beli saat awal-awal mengenal dunia saham di akhir tahun 2016.

Saya membeli buku ini dalam edisi ebook, tepatnya versi Google Play Books, yang saya beli dari aplikasi Google Play. Waktu itu saya membelinya seharga IDR 150,661. Mungkin kalian bisa membelinya lebih murah dari itu karena Google Play Books suka ada diskon. Di Tokopedia juga ada yang versi cetaknya (Bahasa Inggris).

Gambar sampul depan buku ‘One Up on Wall Street’. Dengan wajah Peter Lynch di sampulnya.
Gambar 1. Sampul depan buku ‘One Up on Wall Street’ (Sumber)

Oke, mari kita ulas buku ini:

Pengarang Buku One Up on Wall Street

Seperti saya sebutkan di atas, pengarang buku adalah Peter Lynch dan John Rothchild.

Beliau adalah investor legendaris dari Amerika yang menjadi mutual fund manager (“manajer investasi reksa dana”) paling sukses dalam sejarah Amerika. Reksa dana yang dia kelola antara tahun 1977 – 1990, ‘Magellan Fund’ milik manajer investasi Fidelity Investments’, tumbuh sebesar 29.2% per tahun selama 13 tahun berturut-turut!

Perlu dicatat, total aset (atau ‘dana’) yang dikelola (“asset under management”) Peter Lynch saat itu tumbuh dari “hanya” USD 18 Juta menjadi USD 14 Milyar. Dalam reksa dana tersebut terdapat lebih dari 1,000 saham perusahaan-perusahaan yang berbeda, dan setiap perusahaan tidak boleh memiliki porsi lebih dari 5% dari total aset yang dikelola.

CAGR (“compound annual growth rate”, atau tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun) sebesar 29.2% selama 13 tahun berturut-turut ini merupakan performa reksa dana terbaik di dunia, minimal sampai saat itu.

Kalau kalian nonton video-video mengenai investasi di YouTube atau membaca artikel-artikel mengenai investasi dan kalian menemukan istilah “two bagger” atau “ten bagger” atau “a hundred bagger”, apapun angkanya, kalau ada istilah “bagger”, istilah itu dari Peter Lynch. Itu merupakan istilah dari olahraga bisbol yang dia popularkan menjadi istilah investasi saham yang bermaksud “beberapa kali lipat”, jadi “two bagger” maksudnya “dua kali lipat”.

Peter Lynch juga mencetuskan istilah “invest in what you know” (“berinvestasilah di perusahaan yang kamu ketahui”). Hal ini bukan berarti “oh saya pernah dengar, tuh, nama perusahaan ‘United Tractor’ (UNTR), saya beli sahamnya mereka saja, ah”. Tapi maksud Peter Lynch adalah, misal kamu kerja di bidang konstruksi, setiap hari kamu lihat, kok, semakin banyak excavator merek Hitachi, dibanding merek lainnya. Kamu cari tahu siapa distributornya, atau penjualnya, di Indonesia, “oh ternyata Hexindo Adiperkasa (HEXA). Lalu kamu telfon teman kamu yang di perusahaan konstruksi lain, kamu tanya ke mereka apa excavator yang mereka sering beli/sewa dalam beberapa tahun ke belakang, saat mereka bilang “Hitachi”. Kamu memutuskan untuk membaca laporan keuangan dan laporan tahunan HEXA. “Oh keuangannya bagus sekali, lebih bagus dari UNTR! (misalnya) Saya beli saham HEXA saja, ah!”. Begitu maksud dari “invest in what you know“.

Sedangkan John Rothchild adalah seorang penulis buku dan majalah yang berspesialisasi di topik-topik finansial dan investasi. Semua buku yang ditulis Peter Lynch, yang semuanya sudah saya baca dan akan saya review, ditulis bersama John Rothchild.

Isi Buku One Up on Wall Street

Buku ini merupakan buku kedua dari “trilogi” buku Peter Lynch dan John Rothchild. Yang pertama adalah ‘Learn to Earn’ dan yang terakhir adalah ‘Beating the Street’.

Learn to Earn adalah buku yang menjelaskan mengenai sejarah dan konsep-konsep dasar saham. One Up on Wall Street, yang kita sedang bahas ini, adalah buku yang menjelaskan mengenai konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode investasi Peter Lynch. Sedangkan Beating the Street memberikan contoh-contoh pengaplikasian dari teori-teori yang dibahas di buku One Up on Wall Street. Inshallah seperti yang saya bilang di atas, semuanya akan saya review dekat-dekat ini.

Kembali ke buku One Up on Wall Street, buku ini memiliki 310 halaman, dibagi menjadi 3 bagian, dan dalam 20 bab.

Berikut saya sebutkan ketiga bagian dari buku ini beserta beberapa contoh isinya:

Bagian-bagian dari buku ini

Part 1: Preparing to Invest

Pada dasarnya, bagian ini membahas apakah kita cocok untuk berinvestasi di pasar saham atau obligasi, apa alasan kita berinvestasi di pasar saham, kita mau jadi investor jangka panjang atau jangka pendek, dan bagaimana emosi kita kalau tiba-tiba harga saham yang kita miliki turun drastis. Hal-hal ini ikut menentukan, jadi tidak hanya pengetahuan dan riset, apakah kita bisa sukses di pasar saham atau tidak.

Di bagian ini juga dijelaskan bahwa kita tidak perlu bergantung terhadap para investor profesional (baca: “bandar”) untuk tahu mana saham yang harus kita investasikan berdasarkan rekomendasi mereka. Kita sebagai investor “amatir”, pun, bisa lebih sukses dari mereka. Dibanding para investor profesional, kita bahkan memiliki keunggulan yang lebih besar dari mereka, yaitu kita bisa berinvestasi di perusahaan apa pun. Sekali lagi, “invest in what you know“.

Bahkan di bagian ini juga dibahas kalau percuma saja memprediksi kondisi ekonomi makro saat ini, fokus saja ke perusahaannya.

Part 2: Picking Winners

Di bagian dua ini, yang paling penting adalah enam tipe-tipe saham berbeda dan bagaimana cara menghitung rasio-rasio penting yang harus kita ketahui sebelum berinvestasi.

Keenam tipe-tipe saham tersebut adalah:

The Slow Growers

Ini merupakan jenis perusahaan dengan laba besar yang pertumbuhannya sudah mulai melambat. Jadi biasanya mereka memberikan dividen yang besar juga. Contoh di Bursa Efek Indonesia (BEI)* mungkin: MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk.) dan DLTA (Delta Djakarta Tbk.). Pertumbuhan pendapatan sudah mulai mengecil, tapi labanya besar, dan dividen juga besar.

The Stalwarts

Kalau ini adalah jenis perusahaan yang sudah besar, dengan keuangan yang kuat, dan, biasanya, merupakan pemimpin dalam industrinya, dan tetap ada pertumbuhan pendapatan 10% ke atas. Contoh di BEI* mungkin: GGRM (Gudang Garam Tbk.), HMSP (H.M. Sampoerna Tbk.), dan BBCA (Bank Central Asia Tbk.).

The Fast Growers

Jenis perusahaan ini adalah para perusahaan kecil yang pertumbuhan tahunannya sangat tinggi, 15% – 20% atau lebih. Contoh di BEI* mungkin: ACES (Ace Hardware Indonesia Tbk.) dan MARK (Mark Dynamics Indonesia Tbk.).

The Cyclicals

Perusahaan kategori ini merupakan perusahaan yang memiliki siklus dalam naik-turunnya pendapatan atau laba mereka. Ini kebanyakan perusahaan komoditas, batubara misalnya, yang harganya naik turun tergantung harga komoditas tersebut di dunia. Contoh di BEI*: ITMG (Indo Tambangraya Megah Tbk.).

Turnarounds

Ini merupakan jenis perusahaan yang telah berhasil memperbaiki keuangan dan performa bisnisnya dalam beberapa tahun terakhir, setelah sebelumnya perusahaannya dilanda kesulitan (bahkan hampir bangkrut). Saya tidak terpikir perusahaan apa yang berhasil melakukan turnaround di BEI, tapi yang saya tahu Sido Muncul dulu pernah hampir bangkrut di 2004, tapi ini jauh sebelum mereka menjadi perusahaan publik di tahun 2013 jadi mungkin tidak termasuk.

The Asset Plays

Jenis kategori ini untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki aset-aset “tersembunyi” yang tidak terlihat langsung dalam laporan keuangan maupun tahunan. Contoh di BEI*: BSDE (Bumi Serpong Damai Tbk.), perusahaan ini memiliki aset-aset terpilih (properti, tanah kosong, investasi, dll) senilai IDR 42.6 Triliun. Market cap saat ini? IDR 18.6 Triliun. Jadi seharusnya, kalau dihitung hanya dari aset-aset terpilihnya saja, harga sahamnya di IDR 2,270 / lembarnya.

*Contoh-contoh di atas hanya menurut saya saja. Tiap perusahaan yang saya sebut bisa masuk ke tipe-tipe lainnya. Jadi mungkin hal ini bersifat subjektif.

Selain itu bagian ini juga membahas cara menemukan saham-saham, cara memonitor saham-saham yang kita sudah miliki, apa ciri-ciri perusahaan yang “sempurna” dan yang harus kita jauhi, dan pentingnya laba dalam kesuksesan perusahaan.

Kita harus pahami bahwa dalam setiap lembar saham adalah kepemilikan terhadap sebuah perusahaan, dan kesuksesan sebuah perusahaan tergantung dari kemampuannya mencetak laba.

Part 3: The Long-term View

Di bagian terakhir ini banyak membahas soal cara mendesain portfolio saham yang memiliki potensi naik besar tapi tetap meminimalisir resiko, kapan membeli dan kapan bisa menjual sahamnya, berbahayanya short selling saham (pernah saya jelaskan di sini), dan apa yang harus kita lakukan bila sedang bear market.

Dan tentunya masih banyak lagi hal-hal yang dibahas dalam buku ini.

Pendapat saya mengenai buku ini

Bagus sekali!

Menurut saya buku ini informatif sekali. Tetapi sayangnya, buku ini tidak memiliki seri Bahasa Indonesia, hanya Inggris saja. Meski isinya cukup jelas bagi pemula (menurut saya), tapi di bagian awal buku ini terasa sangat lambaaat sekali saat saya membacanya.

Mungkin karena penuh dengan analogi dan teori yang memang penting untuk dibahas di awal, supaya kita tahu apakah investasi saham itu sesuai dengan kita atau tidak…yaaah, kalau tidak sesuai sayang dong sudah beli bukunya…hehehe.

Tapi masuk ke bagian kedua, buku ini penuh dengan informasi dan pengetahuan penting yang akan sangat bermanfaat dalam perjalanan investasi kita!

Bahkan Robert Susilo (salah satu value investor muda tersukses di Indonesia yang dijuluki “the next Lo Kheng Hong”) bilang di percakapannya dengan pak Lukas Setia Atmaja, kalau buku One Up on Wall Street ini merupakan “bible”(“kitab suci” – tidak saya kapitalisasi karena masa buku biasa disamakan dengan Kitab Suci…hehehe) dia dalam berinvestasi!

Karena hal-hal di atas, saya merekomendasikan buku ini, bagi yang bisa Bahasa Inggris pastinya, dan memberinya 4.8 / 5 bintang! (Beli aja di Tokopedia, ya, kalau berminat).

Oke! Mungkin itu dulu yang bisa saya share mengenai buku One Up on Wall Street ini. Semoga membantu kalian dalam memilih. Sampai jumpa di post berikutnya dan bila ada saran/pertanyaan, silahkan berikan komentar di bawah atau hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)