Analisa Fundamental Saham Hexindo Adiperkasa (HEXA) dan Waskita Beton Precast (WSBP): Indonesia Membangun

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham HEXA dan WSBP. Memang HEXA dan WSBP bukan di industri yang sama, tetapi mereka saling terkait dan membutuhkan.

Kedua saham ini, HEXA dan WSBP, banyak andil dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang dan saya yakin saham-saham infrastruktur tetap akan banyak andil untuk bertahun-tahun ke depan.

Analisa saham HEXA dan WSBP ini juga bukan rekomendasi untuk melakukan apapun dengan saham-saham ini, ya. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri, tidak lebih dari itu.

Metode value investing yang saya gunakan untuk analisa saham HEXA dan WSBP ini juga metode SRRI (Screen, Review, Research, and Invest) dan saya menganggap kalian sudah mengerti istilah-istilah dalam menganalisa saham. Kalau belum tahu SRRI itu apa atau belum mengerti istilah-istilah dalam analisa saham, silahkan baca di sini.

Nah, setelah saya melakukan Screening, saya menemukan kedua saham ini. Jadi, sekarang mari kita langsung bahas tahap Review, Research, dan Invest saja, ya.

Tetapi, sebelum kita lanjut, saya mau mengulang apa yang saya sudah bilang dari awal saya memulai blog ini mengenai cara saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5. Jangan bingung, ya.

Analisa saham HEXA

HEXA (PT Hexindo Adiperkasa Tbk.) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan dan purna jual heavy equipments (alat berat) seperti ekskavator, terutama yang bermerek Hitachi. Perusahaan ini berdiri di tahun 1988 dan menjadi perusahaan publik di tahun 1995.

Secara industri HEXA masuk ke wholesale (durable & non-durable goods), tapi menurut saya itu terlalu luas jadi saya masukan mereka ke heavy equipments. Memang di 2017/2018 industri HEXA disebut itu seingat saya.

Ada beberapa perusahaan publik yang bergerak di industri tersebut, tetapi yang paling besar adalah PT United Tractors Tbk. (UNTR), grupnya Astra dan emiten yang membuat pak Lo Kheng Hong kaya raya.

Saat saya Review keduanya di bulan Juni 2020, saya temukan performa bisnis HEXA lebih bagus dari UNTR dan harga sahamnya lebih murah. Karena itu saya memilih untuk Invest di HEXA dibandingkan UNTR.

Mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk HEXA di bawah ini.

Research saham HEXA

Saya menggunakan laporan tahunan HEXA dari 2008 – 2019. Sejak 2009, HEXA menggunakan USD dalam laporan keuangan perusahaannya, jadi angka-angka untuk EPS (earnings per share), BVPS (book value per share), PER (price to earnings ratio), dan PBV (price to book value) semua saya konversi ke Rupiah (IDR) menggunakan kurs USD-IDR Desember 2019. Kenapa?

  1. Karena harga saham HEXA dalam Rupiah, jadi tidak bisa kalau tidak dikonversi dulu.
  2. Saya menggunakan kurs yang sama (kurs terakhir tahun 2019), supaya angka-angkanya konsisten dan tidak berantakan hanya karena fluktuasi nilai tukar saja yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan operasional HEXA.

Nah, mari kita bahas performa bisnis HEXA selama 12 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 12.24% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 47.91% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 7.55% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dan ada di rata-rata USD 30.7 juta per tahun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) kecil sekali: hanya 0.04 per tahun, atau 4% dari uang dari aktifitas operasi perusahaan yang dipakai untuk belanja aset.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.79 per tahun. Kurang lebih sama dengan UNTR. Industri alat berat memang tidak murah.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 22.5 per tahun! Dibanding dengan UNTR dengan rata-rata 17.86% per tahun, HEXA lebih pandai dalam mengolah modal.
  8. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.9 per tahun. Cukup tinggi. Lebih tinggi dari UNTR di 0.7. Tetapi tetap sehat.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 8x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan Juni 2020, PER HEXA ada di 3.57x. Jauh lebih murah dari PER rata-rata historisnya.
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.55x. Sama dengan PER, waktu itu PBV HEXA ada di 0.77x. Jauh lebih murah dari PBV rata-rata historisnya.

Invest di saham HEXA

“Oke, semua angka di atas bagus-bagus”, saya pikir. Dari situ saja sudah cukup memuaskan saya untuk memutuskan berinvestasi di HEXA dibanding UNTR.

Tetapi saya temukan hal-hal di bawah ini yang memantapkan saya untuk berinvestasi di HEXA:

  1. Current ratio (rasio aset dibanding liabilitas/hutang) ada di 1.96x! Jadi aset HEXA 2x lebih banyak dari hutangnya. Likuid sekali perusahaan ini dan lebih likuid sedikit dari UNTR di 1.81x.
  2. PER mereka 55% lebih murah dari PER historisnya dan PBV mereka 100% lebih murah dari PBV historisnya!
  3. Revenue (pendapatan) HEXA saat itu ada di IDR 6T, tapi kapitalisasi pasar “hanya” senilai IDR 2.7T dan total aset HEXA ada di IDR 4.8T.
    Bayangkan, total pendapatan per tahun suatu perusahaan + total asetnya 3x lebih besar dari harga perusahaan tersebut. Masuk akal, kah?
  4. Ditambah lagi, mereka tidak pernah gagal membayarkan dividen selama 12 tahun terakhir dan rata-rata dividen yang mereka bayarkan setiap tahunnya ada di 7% dari harga per lembar saham (dividend yield)! Itu jauh lebih besar dari rata-rata inflasi Indonesia 10 tahun ke belakang!

Karena hal-hal di atas, lah, saya memutuskan untuk menempatkan hampir 10% dari portofolio saya di HEXA. Saat post ini ditulis, HEXA saya sudah naik 9.82%. Not bad.

Gambar grafik saham HEXA dari Juni 2020 sampai post ini ditulis. Sudah naik 9.82%.
Gambar 1. Grafik saham HEXA dari saya beli di bulan Juni 2020 sampai post ini ditulis

Analisa saham WSBP

WSBP (PT Waskita Beton Precast Tbk.) adalah perusahaan BUMN pecahan (spin-off) dari perusahaan konstruksi raksasa negara PT Waskita Karya Tbk. Jadi meski baru 5 tahun berdiri, sudah menjadi perusahaan beton terbesar di Indonesia.

Secara industri WSBP masuk ke cement & concrete (semen dan beton) dan sepengetahuan saya hanya ada dua perusahaan beton publik di Indonesia: WSBP dan WTON (PT Wijaya Karya Beton Tbk.).

Sama seperti WSBP, WTON juga merupakan pecahan perusahaan BUMN. Yaitu pecahan dari perusahaan konstruksi raksasa juga bernama PT Wijaya Karya Tbk. Ini menjadikan tahap Review saya menarik, karena cukup membandingkan 2 perusahaan saja yang mirip dalam banyak hal.

Saat saya Research keduanya di bulan Mei 2020, saya temukan performa bisnis WSBP lebih bagus dari WTON dan harga sahamnya lebih murah. Karena itu saya memilih untuk Invest di WSBP dibandingkan WTON.

Sayangnya, setelah 3.5 bulan saya menaruh uang saya di WSBP, dan harga sahamnya sudah naik 6% lebih, Direktur Utama WSBP saat itu ditangkap KPK atas dugaan korupsi saat beliau masih di perusahaan induk WSBP, yaitu Waskita Karya. Setelah berita buruk itu keluar, posisi saya di WSBP langsung turun drastis.

Saya sempat kesal sekali saat dengar ini, sebab salah satu syarat investasi fundamental adalah manajemen yang baik dan bersih, kalau menurut pak Lo Kheng Hong. Tetapi sejak ada berita kalau manajemen komisaris dan direksi WSBP dirombak, sekarang posisi saya di WSBP sedang turun di -21%.

Saya sebenarnya ingin keluar dari saham ini. Tetapi karena posisi saya di sini hanya 2.8% dari total portofolio saya, saya tidak terlalu khawatir. Plus, saya masih percaya potensi bisnis ini dan performa bisnis perusahaan ini yang akan saya bahas di bawah cukup bagus untuk industrinya.

Karena itu, mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk WSBP di bawah ini.

Research saham WSBP

Saya menggunakan laporan tahunan HEXA dari 2014 – 2019, karena perusahaan ini baru berdiri tahun 2014 dan IPO di 2016.

Nah, mari kita bahas performa bisnis HEXA selama 6 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 55.47% per tahun!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 30.38% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 14% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif negatif. Tapi ini hal yang wajar, ini bisnis yang amat sangat mahal dan butuh modal/uang tunai besar (capital intensive). Lagipula WSBP perusahaan yang masih muda untuk industrinya (WTON sudah berdiri dari 1997).
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) amat besar. Lagi-lagi, ini industri mahal dan WSBP perusahaan yang masih berkembang, jadi CAPEX (capital expenditures, belanja aset) pasti masih amat sangat besar (untuk membangun pabrik dan membeli aset-aset produksi).
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.78 per tahun. Cukup baik dan efisien.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 13.5 per tahun. Cukup besar untuk industrinya.
  8. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 1.14 per tahun. Cukup tinggi. Artinya hutang WSBP lebih banyak dari modal mereka. Tetapi, memang industrinya seperti ini dan saya lihat di 2019 dan 2018, DER mereka sudah mulai berkurang dibanding WTON yang masih tinggi.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 8.73x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan Mei 2020, PER WSBP ada di 9.24x. Sedikit lebih tinggi dari rata-rata PER historisnya.
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 0.89x. Sama dengan PER, waktu itu PBV WSBP ada di 0.92x. Sedikit lebih murah dari PBV rata-rata historisnya.

Invest di saham WSBP

Bagus, kah? Tidak begitu. Tetapi, seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saya tetap memutuskan untuk investasi di emiten ini. Kenapa? Karena:

  1. Kapitalisasi pasar WSBP IDR 4.9T, tetapi aset lancarnya ada di IDR 9.7T (hampir 2x lebih besar) dan total asetnya ada di IDR 16T (3x lebih besar). Perusahaan ini dihargai pasar lebih rendah dari aset-asetnya!
  2. Current ratio (rasio aset dibanding liabilitas/hutang) ada di 1.6x rata-ratanya! Jadi aset WSBP hampir 2x lebih banyak dari hutangnya. Likuid sekali perusahaan ini.
  3. WSBP ada 154 komitmen proyek di pipeline mereka (3x lebih banyak dibanding komitmen proyek WTON yang “hanya” sekitar 40an proyek), senilai IDR 4.5T. Berarti kalau kita beli 100% saham WSBP, kita langsung dapat proyek senilai harga yang kita bayarkan. Masuk akal, kah?
  4. Rata-rata dividen yang mereka bayarkan setiap tahunnya sejak IPO ada di 6% dari harga per lembar sahamnya (dividend yield)! Itu lebih besar dari rata-rata inflasi Indonesia 10 tahun ke belakang!
  5. Indonesia membangun infrastruktur besar-besaran untuk, paling tidak, 5 tahun ke depan. Tetapi induk WSBP, yaitu WSKT, sudah berdiri dari 1961. Indonesia tetap akan membangun infrastrukturnya untuk waktu yang sangat lama.

Nah, karena hal-hal di atas, lah, saya memutuskan untuk berinvestasi di WSBP. Tetapi karena performa bisnisnya belum begitu bagus (dari sisi liabilitas dan belanja aset), saya hanya menempatkan 2.8% dari uang saya di perusahaan ini. Target saya di Desember 2020, WSBP hanya akan menempatkan 1% dari total portofolio saya.

Kalau manajemen WSBP yang baru bisa membuktikan diri mereka dengan meningkatkan performa bisnis perusahaan sepanjang tahun 2021, mungkin di 2022 kepemilikan saya di WSBP akan saya tingkatkan.

Gambar grafik saham WSBP dari Juni 2020 sampai post ini ditulis. Turun jadi minus 21%.
Gambar 2. Grafik saham WSBP dari saya beli di bulan Juni 2020 sampai post ini ditulis

Oke, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai HEXA dan WSBP, dua perusahaan penting di garda depan pembangunan infrastruktur Indonesia.

Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi di HEXA atau WSBP. Apalagi di saham-saham lain. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan: Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)