MAYA: Analisa Fundamental Saham Bank Mayapada Internasional Tbk.

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham MAYA (PT Bank Mayapada Internasional Tbk.). Sebuah bank swasta publik dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.

Gambar daftar 17 bank-bank di Indonesia dengan kapitalisasi pasar terbesar per Juli 2021. MAYA nomor 17.
Gambar 1. MAYA, salah satu bank swasta publik dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia (Sumber)

Alasan saya ingin membahas MAYA kali ini, dibanding perusahaan-perusahaan lain yang lebih menarik (seperti Bank Jago yang saya bahas di post sebelum iniatau Global Mediacom, saham koleksi pak Lo Kheng Hong, yang juga sudah pernah saya bahas di sini), karena adik ipar saya ingin berinvestasi di saham MAYA ini. Dia bilang temannya bilang ke dia saham ini akan naik (“waah, bahaya ini kalau berinvestasi karena kata orang” saya pikir). Oleh sebab saya khawatir, jadi saya mau memastikan apakah saham MAYA ini ada potensi atau tidak, makanya sekarang kita akan analisa fundamental sahamnya.

Saya menggunakan metode analisa value investing saya sendiri untuk analisa kedua saham ini, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest). Kalau belum tahu itu apa atau belum mengerti istilah-istilah dalam analisa saham, silahkan baca ini.

Lalu, seperti biasa, sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Lalu, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Analisa saham MAYA

MAYA (PT Bank Mayapada Internasional Tbk.) adalah merupakan bank BUKU 3 (berdasarkan laporan keuangan publikasi bulan Maret 2021 yang bisa diunduh di sini) yang berdiri di tahun 1989 di Jakarta dan didirikan oleh pak Tahir, salah satu orang terkaya di Indonesia dan juga pendiri Mayapada Group.

Perusahaan yang termasuk di dalam industri bank ini (apa lagi…hehe) menjadi perusahaan publik di Juni 1997, persis sebulan sebelum krisis ekonomi Asia dimulai. MAYA adalah salah satu bank yang berhasil lolos dari krisis ekonomi tahun 1997 – 1998 itu.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk MAYA di bawah ini.

Research saham MAYA – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan keuangan MAYA dari 2011 – Kuartal 1 tahun 2021, dimana angka kuartal 1 tahun 2021 ini saya setahunkan (jadi merupakan ekspektasi saja).

Berikut performa bisnis mereka selama 10 – 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 19.88% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 35.46% per tahun. Kalau secara median, angka ini ada di 26%.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 10.17%.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 179 Miliar per tahun. Total FCF selama 10 – 11 tahun terakhir di IDR 1.79 Triliun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 0.16x. Rendah, kok. Bagus.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.66x per tahun. Bagus.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 9.07% per tahun.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 7.89x. Karena bisnis mereka memang dari hutang yang mereka kelola, DER tinggi tidak masalah, sih.

Nah, untuk nomor 9 – 14, ini adalah rasio-rasio yang penting dan spesifik bagi industri perbankan. Silahkan dilihat.

  1. Return on assets (imbal hasil dari total aset) rata-rata: 0.97% per tahun. Angka ini harusnya di atas 1%. Jadi ini masih tergolong oke.
  2. Net interest margin (marjin/perbedaan dari bunga yang bank terima dari nasabah dengan bunga yang bank bayarkan ke nasabah lain) tahun 2020: 4.45%. Angka ini cukup stabil selama 10 – 11 tahun terakhir.
  3. Non-performing loan (persentase kredit macet dari total kredit yang diberikan bank) tahun 2020: 3.68%. Cukup rendah.
  4. Current account savings account/CASA (dana bank dari tabungan nasabah yang berbunga rendah) rata-rata: 31.95%. Ini angka yang kecil.
  5. Term deposits (dana bank dari deposito/bunga tinggi) rata-rata: 68.05%. Karena angka deposito lebih tinggi dari CASA, artinya bank ini memberikan bunga deposito lebih tinggi dari bank-bank yang CASAnya lebih tinggi dan itu “memakan” pendapatan bank.
  6. Loan deposit ratio (rasio perbandingan dana bank yang diterima dari nasabah dengan dana yang dipinjamkan ke nasabah lain) rata-rata: 85.70%. Angka ini ditentukan oleh BI, minimum 78% dan maksimum 92%.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 130x! Dan saat saya melakukan Research ini di bulan Juni 2021, PER MAYA ada di 106.4x. Sekitar 30% lebih murah dari PER historisnya. Tapi PER rata-rata industri perbankan saat itu ada di 44x. Mahal sekali.
  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 3.37x. PBV mereka saat post ini saya tulis ada di 1.48x. Sekitar 127% lebih murah dari PBV historisnya!

    Lalu, PBV rata-rata industrinya ada di 3.77x. Secara PBV, MAYA 154% lebih murah dari rata-rata industrinya!

Invest di saham MAYA?

Secara valuasi PER, MAYA tidak menarik sama sekali. Tapi secara valuasi PBV, MAYA cukup under valued (“di bawah nilai wajar”).

Jadi seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk MAYA, hanya hal ini yang saya dapat:

  • Saat post ini ditulis, total kapitalisasi pasar MAYA ada di IDR 20.4 Triliun. Total aset mereka per Maret 2021? IDR 104 Triliun. Artinya total aset mereka 5x lebih besar dari nilai perusahaannya! Tidak masuk akal, nih. Selama 10 – 11 tahun terakhir, biasanya total aset mereka hanya sebesar 3.4x dari kapitalisasi pasar.

Oke, menarik juga.

Kesimpulan

Oke, invest di MAYA, kah, kita?

Yaah, seperti saya sudah bilang di atas, sebenarnya perusahaan ini sedang murah, sih.

Apa saya mau berinvestasi di saham ini? Tidak. Tapi bila sudah terlanjur seperti adik ipar saya? Kalau belinya di kisaran harga IDR 1,670 (harga saat post ini ditulis) atau di bawah itu, tidak masalah, kok. Saya yakin harganya akan naik. Tapi yang jelas saham ini bukan untuk jangka panjang. Kenapa?

Ada tiga hal:

  1. Kita sudah di pertengahan tahun 2021, tapi Laporan Tahunan (LT) MAYA masih belum keluar. Jangankan LT, Laporan Keuangan (LK) saja belum! (kecuali LK publikasi, hal minimum yang harus mereka letakan di media cetak untuk publik).
  2. Informasi yang ada di LK dan LT tidak selengkap bank-bank lain. Contoh: mereka tidak memberikan angka “net write off” (persentase dana macet yang kemungkinan tidak akan dibayar kembali oleh nasabah) di dalam LK dan LT. ARTO saja ada, kok. Ini memberikan kesan ada hal yang ingin mereka sembunyikan. Antara itu atau, ya, mereka tidak detil saja dalam memberikan informasi ke publik. Tapi Bank bukannya industri yang harus detil?
  3. Terakhir, MAYA melakukan rights issue (penerbitan saham baru terbatas) setiap tahun! Gila sih ini. Artinya kalau kita beli saham ini, lalu MAYA melakukan rights issue, dan kita tidak ikutan beli lagi; maka harga saham kita akan terdilusi (nilainya berkurang). Dan ini setiap tahun!

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai MAYA. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)