Analisa Fundamental Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan Adaro Energy (ADRO): Dua Perusahaan Tambang Batubara Besar Indonesia

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham ITMG (PT Indo Tambangraya Megah Tbk.) dan ADRO (PT Adaro Energy Tbk.). Dua perusahaan tambang batubara besar di Indonesia dengan bisinis yang menguntungkan dan manajemen yang efisien.

Kedua perusahaan ini sama-sama merupakan salah dua perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia dalam kapitalisasi pasar. Saat post ini ditulis, kapitalisasi pasar ADRO ada di IDR 39T dan ITMG ada di IDR 9.3T.

Gambar kapitalisasi pasar 3 perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia: ADRO, PTBA, dan ITMG. Diambil dari IDN Financials tanggal 18 Oktober 2020.
Gambar 1. Kapitalisasi pasar 3 perusahaan tambang batubara terbesar di Indonesia. Diambil dari IDN Financials tanggal 18 Oktober 2020.

Perlu saya sampaikan sebelumnya, ITMG merupakan bagian dari portofolio saya yang sudah saya miliki dari bulan Mei 2020, sedangkan ADRO bukan bagian dari portofolio saya meski merupakan salah satu perusahaan yang saya sedang amati untuk saya miliki di harga yang tepat.

Nanti saya jelaskan kenapa saya membeli saham ITMG tapi tidak membeli saham ADRO (meski tertarik). Tetapi perlu saya jelaskan, analisa kedua saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Saya menggunakan metode analisa value investing saya sendiri untuk analisa kedua saham ini, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest). Kalau belum tahu itu apa atau belum mengerti istilah-istilah dalam analisa saham, silahkan baca ini. Lalu, saat saya melakukan tahap Research untuk kedua emiten ini, metode valuasi menggunakan PER dan PBV waktu itu cukup. Jadi saya tidak menggunakan metode valuasi fundamental lain seperti DCF (Discounted Cash Flow), yang sempat saya jelaskan sedikit di sini.

Lalu, sebelum kita lanjut, saya mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5.

Analisa saham ITMG

ITMG adalah perusahaan tambang batubara publik Indonesia. Perusahaan ini berdiri di tahun 1987 dan menjadi perusahaan publik di tahun 2007. Di akhir 2019, mereka memproduksi 23.4 juta ton batubara, atau sama dengan 3.8% total produksi batubara Indonesia di tahun itu. Mereka memiliki 5 tambang yang beroperasi, 1 tambang yang akan ditutup di tahun 2021, dan 1 tambang yang belum beroperasi.

Secara industri ITMG masuk ke coal mining. Ada banyak perusahaan di industri tersebut dan waktu saya melakukan tahap Screening di bulan April 2020 untuk mencari perusahaan-perusahaan yang sedang “murah”, saya hanya menemukan ITMG dan ADRO.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk ITMG di bawah ini.

Research saham ITMG

Saya menggunakan laporan tahunan ITMG dari 2009 – 2019. Perusahaan ini menggunakan USD dalam laporan keuangan perusahaannya, jadi angka-angka untuk EPS (earnings per share), BVPS (book value per share), PER (price to earnings ratio), dan PBV (price to book value) semua saya konversi ke Rupiah (IDR) menggunakan kurs USD-IDR Desember 2019. Kenapa?

1) Karena harga saham ITMG dalam Rupiah, jadi tidak bisa kalau tidak dikonversi dulu.

2) Saya menggunakan kurs yang sama (kurs terakhir tahun 2019), supaya angka-angkanya konsisten dan tidak berantakan hanya karena fluktuasi nilai tukar saja yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan operasional ITMG.

Berikut performa bisnis mereka selama 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 4% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 15.8% per tahun.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 13.16% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata USD 236 juta per tahun. Total FCF selama 11 tahun terakhir di USD 2.6 milyar.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata ITMG sangat rendah, di 0.19 (hanya sekitar 19% uang tunai aktifitas operasi mereka untuk belanja aset)! Sangat efisien.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata 0.72 per tahun.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 27.3% per tahun! Manajemennya pandai dalam mengelola modal.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.45 per tahun! Sangat sehat.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 8.77x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan April 2020, PER ITMG ada di 5.1x. Jauh lebih rendah dari PER historisnya. Lalu saya lihat PER rata-rata di sektor mining di 10x, berarti ITMG 96% lebih rendah dari harga rata-rata PER industri saat itu!
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.34x. Sama dengan PER, waktu itu PBV ITMG ada di 0.73x. Jauh lebih rendah dari PBV historisnya. Lalu, PBV rata-rata sektor mining saat itu di kisaran 1.71x, berarti ITMG 134% lebih rendah dari harga rata-rata PBV sektornya!

Invest di saham ITMG

Dengan rasio PER dan PBV seperti itu, performa bisnis yang bagus, dan jumlah hutang yang kecil, saya sudah yakin mau berinvestasi di ITMG. Tapi saya coba gali informasi lebih dalam lagi, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di perusahaan ini.

Nah, saya menemukan hal-hal di bawah ini yang memantapkan saya untuk berinvestasi di emiten ini:

  1. Cash current ratio (rasio uang tunai lancar dibanding liabilitas/hutang lancar) ada di 1.0x! Jadi dari total uang tunai ITMG saja bisa membayar seluruh hutang-hutang mereka untuk setahun ke depan.
  2. Total assets mereka ada di IDR 16.7T, sedangkan kapitalisasi pasar mereka saat itu ada di IDR 8.5T. Aset-asetnya saja hampir 2x dari harga seluruh perusahaannya. Tidak masuk akal, nih.
  3. Di akhir 2019 mereka membukukan penjualan di IDR 23.7T. Jadi mereka bisa membukukan penjualan jauh lebih besar dari harga satu perusahaan. Masuk akal, kah?
  4. ITMG memiliki total cadangan batubara sebesar IDR 226.8T (dengan harga batubara di akhir 2019). Jadi mereka memiliki cadangan batubara sebesar 26.4x dari harga seluruh perusahaannya. Wow!
  5. Ditambah lagi, mereka tidak pernah gagal membayarkan dividen selama 11 tahun terakhir. Dengan rata-rata dividend yield sebesar 12.6%! Lebih dari 2x rata-rata inflasi Indonesia selama 11 tahun terakhir!

Karena hal-hal di atas, lah, saya memutuskan untuk menempatkan 6% dari portofolio saya di ITMG.

Saat post ini ditulis, posisi ITMG saya sudah naik sebanyak 9.21%. Kalau ditambah 3.3% dividen yang saya dapatkan dari ITMG, berarti posisi ITMG saya totalnya sudah naik sebesar 12.5% sejak Mei 2020.

Gambar grafik saham ITMG dari saya beli di bulan Mei 2020 sampai post ini ditulis. Posisi ITMG saya sudah naik sebanyak 9.21%. Kalau ditambah 3.3% dividen yang saya dapatkan dari ITMG, berarti posisi ITMG saya totalnya sudah naik sebesar 12.5%.
Gambar 2. Grafik ITMG dari saya beli di bulan Mei 2020 sampai post ini ditulis.

Analisa saham ADRO

ADRO juga adalah perusahaan tambang batubara publik Indonesia yang berawal dari eksplorasi BUMN Spanyol di Kalimantan. Perusahaan ini berdiri di tahun 1982 dan menjadi perusahaan publik di tahun 2008.

Di akhir 2019, mereka memproduksi 58 juta ton batubara, atau sama dengan 9.5% total produksi batubara nasional. Mereka memiliki tambang-tambang batubara di Indonesia dan Australia. Mereka juga memiliki 8 pilar bisnis, dan batubara meliputi 50% dari pendapatan mereka.

Secara industri ADRO masuk ke coal mining. Seperti yang saya bilang di atas, saat saya melakukan tahap Screening di bulan April 2020 untuk mencari perusahaan-perusahaan yang sedang “murah”, saya hanya menemukan ITMG dan ADRO.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk ADRO di bawah ini.

Research saham ADRO

Saya menggunakan laporan keuangan dan tahunan ADRO dari 2009 – 2019 dan perusahaan ini juga menggunakan USD dalam laporan keuangan perusahaannya (sejak 2011), jadi angka-angka untuk EPS, BVPS, PER, dan PBV semua saya konversi ke Rupiah (IDR) menggunakan kurs USD-IDR Desember 2019.

Berikut adalah performa bisnis ADRO selama 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 14.21% per tahun!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 26% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 11.2% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata USD 373 juta per tahun. Total FCF selama 11 tahun terakhir di USD 4.1 milyar.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: 0.45x. Ini sangat bagus. Artinya biaya belanja aset mereka hanya kurang dari setengah dari uang tunai yang didapat dari aktifitas operasi setiap tahunnya.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.71 per tahun. Tidak seefisien ITMG, tapi ADRO cukup stabil di kisaran angka itu.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 12.16% per tahun. Tidak sebagus ITMG, tapi ADRO tidak jelek secara keseluruhan.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.99 per tahun. Hutangnya tergolong tinggi ini.
  9. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 11.78x. Saat saya melakukan Research ini di bulan Mei 2020, PER ADRO ada di 5.68x. Sedangkan PER rata-rata di sektor mining ada di 10x. Berarti PER ADRO hampir setengah dari PER sektornya.             
  10. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.43x. Waktu itu PBV ADRO ada di 0.62x. PBV rata-rata sektor ada di “hanya” di 1.71x. Berarti PBV ADRO hampir 3x lebih murah dari PBV rata-rata sektornya. Murah!

Lalu, beberapa hal yang saya temukan saat saya gali lebih dalam laporan-laporan keuangan ADRO, yang makin menunjukkan kalau ini adalah perusahaan yang bagus:

  1. Cash current ratio (rasio uang tunai lancar dibanding liabilitas/hutang lancar) ada di 1.15x! Jadi dari total uang tunai ADRO saja bisa membayar seluruh hutang-hutang mereka untuk setahun ke depan, dan masih ada sisa lagi.
  2. ADRO memiliki total cadangan batubara sebesar IDR 1,005T (dengan harga batubara di akhir 2019) dan kapitalisasi pasar mereka di bulan Mei 2020 ada di IDR 34.2T. Jadi mereka memiliki cadangan batubara sebesar 29.4x dari harga seluruh perusahaannya. Wow!
  3. ADRO tidak pernah gagal memberikan dividen, dengan yield rata-rata di 4.2%, selama 11 tahun ke belakang.

Kesimpulan dari saham ITMG dan ADRO

Kenapa saya memilih ITMG, bukan ADRO, untuk saya investasikan?

Jawabannya, sebenarnya ITMG dan ADRO sama-sama perusahaan bagus  dengan harga yang cukup murah saat itu. Tetapi, terus terang saja, saat itu, saya hanya ada dana cukup untuk membeli 1 perusahaan pertambangan. Saya memilih ITMG karena:

  1. Harga PER yang saat itu lebih murah.
  2. Manajemen yang lebih efisien (DER, owner’s earnings ratio, ROE, dan rasio-rasio lain yang lebih rendah).
  3. Dividend yield yang lebih tinggi.

Jadi saya lihat, ya, ITMG saat itu lebih bagus performa bisnisnya dan harganya lebih murah. Tapi kalau waktu itu saya ada dana lebih, mungkin saya juga akan membeli ADRO, meski di persentase portofolio yang lebih kecil.

Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai ITMG dan ADRO, dua perusahaan pertambangan batubara besar dengan performa bagus. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan: Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)