Analisa Fundamental Saham MIKA: Bisnis Rumah Sakit di Indonesia

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham MIKA (PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.), yang merupakan salah satu perusahaan operator rumah sakit terbesar di Indonesia.

Gambar logo RS Mitra Kemayoran (MIKA).
Gambar 1. Logo RS Mitra Keluarga (MIKA) (Sumber)

Perusahaan ini masuk ke indeks paling prestisius di Bursa Efek Indonesia, LQ45, sebagai salah satu emiten paling banyak diperjual-belikan di pasar saham Indonesia, bulan Agustus 2020 lalu. Sebuah pencapaian tersendiri bagi perusahaan ini.

Sedikit banyak post kali ini berhubungan post saya mengenai PRDA (PT Prodia Widyahusada Tbk.). Yang mana waktu itu saya bilang valuasi PRDA yang paling bagus-dan-“murah”.

Nah, sekarang kita lihat, apakah MIKA masih “mahal”. Kita akan membuat analisa ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV dan juga Discounted Cash Flow (DCF).

Sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa saham ini bukan merupakan bagian dari portofolio saya dan analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Tetapi satu hal yang perlu saya bilang di awal, MIKA adalah RS langganan saya dan keluarga istri saya karena kebetulan rumah orang tua istri saya dekat sekali dengan RS Mitra Keluarga Kemayoran. Jadi kami sudah tahu persis kualitas RS ini. Mudah-mudahan hal ini tidak menjadi terlihat berpihak dalam membuat analisa saat ini, ya.

Lalu, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5.

Analisa saham MIKA

Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) adalah perusahaan operator rumah sakit publik Indonesia. Mereka berdiri tahun 1989 dan menjadi perusahaan publik di tahun 2015. MIKA adalah salah satu perusahaan operator RS publik terbesar di Indonesia dari jumlah tempat tidur dan pasien yang ditangani.

Sama dengan PRDA, secara industri MIKA juga masuk ke healthcare. Dan seperti saya bilang di atas, dan di post saya mengenai PRDA, saat saya melakukan Review untuk industri ini hanya MIKA, PRDA, dan HEAL (PT Medikaloka Hermina Tbk.) yang menarik perhatian saya. Memang saya akhirnya memilih untuk investasi di PRDA, karena paling “murah” dengan performa bisnis bagus. Tetapi MIKA juga menarik perhatian saya karena performa bisnisnya yang, bisa dibilang, lebih bagus dari PRDA.

Memang secara industri mereka sama, tetapi secara bisnis mereka berbeda jauh, again, meski terkait. MIKA di rumah sakit, PRDA di laboratorium klinik. Karena demikian, saya jadi mau Research mengenai MIKA lebih jauh. Apalagi karena mereka sekarang masuk ke indeks LQ45.

Sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk MIKA di bawah ini.

Research saham MIKA

Saya menggunakan laporan tahunan MIKA dari 2012 – 2019 untuk kinerja mereka yang aktual (sudah terjadi) dan 2020 (Kuartal III) untuk kinerja yang masih berupa ekspektasi. Berikut performa bisnis mereka selama hampir 9 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 11.3% per tahun.
  1. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 15.3% per tahun.
  1. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 25.61% per tahun!
  1. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 423M per tahun! Total FCF selama kurang lebih 9 tahun terakhir ada di IDR 3.8T.
  1. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata MIKA rendah di 0.47! Efisien.
  1. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata MIKA rendah di 0.54! Juga efisien.
  1. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata 19.8% per tahun! Sangat bagus.
  1. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata sangat rendah di 0.18 per tahun! Sangat sehat!
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata di 32.25x. Dan saat saya melakukan Research ini di bulan Desember 2020, PER MIKA ada di 50.34x. Jauh lebih mahal dari PER historisnya.

    Lalu dengan PER industrinya di 20x, harga PER MIKA saat itu 61% lebih mahal dari nilai PER industrinya!
  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata 5.61x. Sama dengan PER, waktu itu PBV MIKA ada di 7.57x.

    Lalu PBV industri saat itu ada di 2.48x, jadi PBV MIKA saat itu sedang 205% lebih mahal daripada nilai PBV industrinya!

Oke, pantas, kah, MIKA untuk diinvestasikan?

Invest di saham MIKA

Saya lihat MIKA adalah perusahaan yang performa bisnisnya amat bagus. Tetapi dengan valuasi-valuasi dasar, PER dan PBV, emiten ini amat mahal.

Emiten “mahal” atau “murah” pasti ada alasannya. Apa dari performa bisnis yang relatif paling bagus di industrinya pantas untuk MIKA dihargai pasar setinggi ini? Entah.

Seperti biasa, saya coba menggali lebih dalam lagi, untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham ini yang membuatnya divaluasi tinggi oleh pasar:

  1. Revenue (pendapatan) dan Total Assets(jumlah total aset) mereka tidak lebih besar dari kapitalisasi pasar. Tidak ada yang spesial.
  1. Melanjutkan poin nomor 1, saya lihat apa yang saya sebut sebagai Revenue vs. Market Cap Ratio (pendapatan dibanding kapitalisasi pasar). Selama hampir 9 tahun ke belakang, rata-rata rasio ini di 0.4. Rasio ini sekarang di 0.08, jauh lebih rendah dari rasio historisnya. Artinya saham mereka sedang mahal sekali!
  1. Dividend Yield mereka amat rendah, dengan rata-rata di 0.64%. Di tahun 2020, mereka memberikan dividen yield 0.78%. Tidak menarik.
  1. Current Ratio (aset lancar dibagi hutang lancar) mereka tinggi! Rata-rata di 6.5x! Artinya mereka punya 6.5x aset untuk setiap hutang yang jatuh tempo dalam setahun ke depan. Sangat likuid.
  1. Return on Assets (laba dibagi total aset) sangat bagus, rata-rata di 16.68%.

Oke, tidak ada yang menarik, sih. Bagaimana dengan valuasi secara DCF? Mari kita lihat.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar hasil valuasi DCF untuk MIKA. Dengan fair value di IDR 1,423, tidak ada margin of safety dari harga saat post ini ditulis di IDR 2,680. Yang ada malah lebih mahal hampir 47% harga sekarang dari harga intrinsiknya.
Gambar 2. Hasil valuasi DCF untuk saham MIKA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2016 – 2019 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2020 – 2023.
  2. Untuk discount factor, saya pakai 7.2%. Biasanya, saya pakai 7.5% dari angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun yang saya lebihkan 0.5%. Tetapi dengan performa bisnis yang bagus seperti MIKA ini, saya cukup “nyaman” hanya melebihkan 0.2%. Kenapa harus di atas 7%?? Kalau kurang dari ini mending saya investasi di obligasi jangka panjang pemerintah saja, deh.
  3. Untuk perpetual growth, saya pakai 2.5%. Biasanya saya pakai 3 – 3.5%. Tapi untuk ini saya ingin lebih konservatif.

Intinya adalah, nilai kumulatif FCF milik MIKA dari akhir 2020 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 20.3T. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 50 tahun ke depan. Nilai IDR 20.3T itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham MIKA yang beredar saat ini di 14.2 milyar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 1,423.

Saat post ini ditulis di bulan Desember 2020, nilai per lembar MIKA adalah IDR 2,680. Berarti jangankan margin of safety, harga sahamnya hampir 47% lebih mahal dari nilai wajarnya (fair value)!

Lalu, mungkinkah MIKA “mencetak” total FCF sampai IDR 20.3T? Yah, mungkin saja. Tetapi meski performa bisnis mereka tetap bagus seperti sekarang, pun, mereka tetap butuh waktu kira-kira 43 tahun untuk mencapai angka total FCF itu.

Kesimpulan Dari Saham MIKA

Sebelum kita buat kesimpulan apakah saya ingin berinvestasi di MIKA, ada satu hal mengenai masuknya MIKA ke indeks prestisius LQ45. CNBC Indonesia menulis artikel yang menarik mengenai ini. Salah satu syarat untuk suatu emiten masuk ke indeks ini adalah likuiditas (saham banyak diperjual-belikan).

Nah, di artikel tersebut ditulis, dalam transaksi harian MIKA ada 10 broker yang melakukan jual dan beli di hari yang sama dengan jumlah lot yang sama. Lalu ada juga disebutkan kalau ada jumlah lot yang sudah dijual langsung dibeli oleh broker lain dalam jumlah yang persis sama. Seolah-olah dilakukan oleh satu pihak yang sama yang ingin menaikan likuiditas MIKA.

Aneh memang. Tapi likuid atau tidak, menurut saya MIKA adalah perusahaan yang bagus.

Hanya saja, apakah saya akan berinvestasi di MIKA bila saya ada dananya? Tidak di harga sekarang. Bila saya bisa membeli saham ini di harga IDR 1,300 – 1,400 (9.5% – 1.7% margin of safety), kemungkinan besar saya akan beli.

Kenapa tidak di harga IDR 1,200? Kan margin of safety-nya lebih besar (kurang lebih akan ada 18.6% margin of safety). Saya tahu kualitas perusahaan ini dan saya tidak masalah beli saham ini tanpa “diskon” yang banyak ataupun sedikit lebih “mahal”. Tapi tidak di harga sekarang. Entah apa kesempatan ini akan datang untuk saya, karena terakhir MIKA di kisaran IDR 1,300 – 1,400 itu di bulan Oktober 2018 dan tidak pernah lagi di kisaran angka itu.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham MIKA ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)