UNIC: Analisa Fundamental Unggul Indah Cahaya Tbk.

Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com
Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Apa kabar?? Maaf lama tidak upload post baru. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental UNIC (PT Unggul Indah Cahaya Tbk.). Satu-satunya produsen bahan kimia Alkylbenzene (AB), salah satu bahan baku utama deterjen, di Indonesia.

Logo UNIC
Gambar 1. Logo UNIC

Sebelum kita bahas saham UNIC ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000, bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5, bukan 1,5, dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR, bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham UNIC ini!

Analisa saham UNIC

UNIC (PT Unggul Indah Cahaya Tbk.) adalah perusahaan perusahaan produsen bahan kimia Alkylbenzene (AB) yaitu salah satu bahan baku utama deterjen. UIC adalah produsen tunggal AB di Indonesia dan memproduksi dua jenis AB, yaitu Linear Alkylbenzene (LAB) dan Branched Alkylbenzene (BAB), dengan produk sampingan Heavy Alkylate (HA) dan Light Alkylate (LA).

UNIC pertama kali berdiri di tahun 1983 dan didirikan oleh Pak Eka Tjipta Widjaja, Pak Anthony Salim, Jimmy Masrin (keluarga pendiri PT Lautan Luas Tbk., distributor produk kimia raksasa Indonesia), dan keluarga pendiri PT Wings Surya. Mereka mulai beroperasi secara komersil di tahun 1985 setelah didukung oleh teknologi berlisensi dari UOP LLC (perusahaan teknologi pengolahan minyak bumi Amerika Serikat, yang telah diakuisisi oleh Honeywell Group). Di tahun 1990 mereka melakukan IPO. Sejak tahun 2005, UNIC juga menambah portofolio bisnis dengan mengakuisisi PT Wiranusa Grahatama, sebuah perusahaan pengembang kompleks gedung perkantoran dan apartemen di kawasan pusat bisnis Jakarta. Secara industri mereka masuk ke Basic Materials.

UNIC dimiliki oleh PT Aspirasi Luhur (36.35%, perusahaan holding joint-venture antara keluarga Widjaja, melalui PT Mitrajaya Suryaprima, keluarga Masrin, melalui PT Caturkarsa Megatunggal, dan keluarga Salim, melalui PT Salim Chemicals Corpora), PT Alas Pusaka (11.39%, perusahaan milik PT Wings Surya), PT Salim Chemicals Corpora (10.34%, perusahaan milik keluarga Salim), PT Lautan Luas Tbk. (5.96%, perusahaan milik keluarga Masrin), Hanny Sutanto (0.08%, Wakil Presiden Komisaris UNIC), dan Masyarakat (35.88%). Terlihat kalau keluarga pendiri UNIC, masih memiliki saham UNIC secara langsung dan tidak langsung. This is a good sign.

Struktur kepemilikan UNIC
Gambar 2. Struktur kepemilikan UNIC

Oke, bagaimana dengan komposisi bisnis-bisnis mereka? Mari kita lihat.

Bisnis UNIC

Gambar 3. Struktur perusahaan UNIC

UNIC memiliki kantor pusat di Jakarta dan mengoperasikan fasilitas manufaktur di Merak, Banten. Mereka memiliki tiga entitas anak yang bergerak di bidang kimia dan memiliki kantor perwakilan dan fasilitas manufaktur masing-masing di Gresik, Jawa Timur (PT Petrocentral), Ho Chi Minh City dan Dong Nai Province, Vietnam (UIC Vietnam Co., Ltd.), dan Wetherill Park, New South Wales, Australia (Albright & Wilson (Australia) Limited). UNIC juga memiliki entitas anak yang bergerak di bidang properti yaitu PT Wiranusa Grahatama yang beroperasi di Jakarta. Selain itu mereka juga memiliki beberapa entitas anak lainnya yang beroperasi di Jakarta (PT Wira Usaha Tama) dan Singapura (Universal Interchemicals Corp. Pte., Ltd.).

Bisnis-bisnis mereka, termasuk komposisi/kontribusinya, adalah:

  1. Penjualan Bahan Kimia Surfactants

Segmen penjualan bahan kimia Surfactants berkontribusi USD 348 Juta dari total pendapatan UNIC di tahun 2021, atau 93.9%. Dalam enam tahun terakhir (2017 – estimasi full year 2022), pendapatan dari penjualan Surfactants total naik 44.3%, atau 7.4% per tahun.

UNIC memiliki tiga unit produksi Alkylbenzene (AB) dengan kapasitas produksi sebesar 351,000 metrik ton per tahun yang terdiri dari 180,000 metrik ton Linear Alkylbenzene (LAB) dan 90,000 metrik ton Branched Alkylbenzene (BAB) di Merak, Banten (UNIC); 33,000 metrik ton di Ho Chi Minh City, Vietnam; dan 48,000 metrik ton di New South Wales, Australia. AB merupakan zat aktif dalam deterjen yang merupakan bahan dasar Surfactants yang berfungsi melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

  1. Penjualan Bahan Kimia Phosphate

Segmen penjualan bahan kimia Phosphate berkontribusi USD 22.8 Juta dari total pendapatan UNIC di tahun 2021, atau 6.1%. Dalam enam tahun terakhir (2017 – estimasi full year 2022), pendapatan dari penjualan Phosphate total turun 47.6%, atau -7.9% per tahun.

UNIC memiliki satu unit produksi Phosphate dengan kapasitas produksi sebesar 40,000 metrik ton di Gresik, Jawa Timur (PT Petrocentral). Petrocentral adalah entitas anak UNIC yang merupakan produsen tunggal Sodium Tripolyphosphate (STPP) di Indonesia. STPP digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam deterjen yang berfungsi sebagai “water softener”, sehingga dapat meningkatkan daya bersih deterjen. Bahan baku Petrocentral dipasok oleh pemasok tunggal dalam negeri yaitu PT Petrokimia Gresik.

  1. Pendapatan Jasa – Real Estate

Segmen pendapatan jasa – real estate (properti) berkontribusi USD 0 dari total pendapatan UNIC di tahun 2021, atau 0%. Turun 100% dari USD 534.8 ribu di tahun 2020. Dalam enam tahun terakhir (2017 – estimasi full year 2022), pendapatan dari penjualan Surfactants total turun 100%, atau -16.7% per tahun.

Bisnis properti UNIC dijalankan oleh PT Unggul Indah Investama (UII), holding company yang didirikan pada tahun 1996 berkaitan dengan rencana partisipasi UNIC dalam PT Wiranusa Grahatama (WG), sebuah perusahaan patungan untuk membangun gedung perkantoran dan apartemen.

di tahun 2021 lalu, setelah terbentuknya terbentuknya Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (P3SRS) PGRA yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan kawasan Pemukiman, Provinsi DKI. UNIC tidak lagi mencatat pendapatan maupun biaya dari pengelolaan apartemen.

Nah, dari segi pendapatan, seperti ini pembagian masing-masing segmen:

Gambar 4. Sumber pendapatan UNIC tahun 2021

Kami menggunakan angka tahun 2021 karena belum ada angka full year untuk tahun 2022 lalu. Dari sini tapi kita tetap bisa dapat gambaran segmen mana yang paling signifikan dari keseluruhan bisnis-bisnis UNIC.

Nah, kalau kita bahas pendapatan mereka dari tahun 2017 – 2021 pendapatan UNIC naik total 15.8% atau 3.2% per tahunnya. Tapi dari tahun 2020 – 2021, ada kenaikan pendapatan 14.2%. Di tahun 2022 ini, prediksi konservatif kami melihat pendapatan UNIC akan naik sebesar 14.3% dari tahun 2021 lalu.

Gambar 5. Pendapatan UNIC 5 tahun terakhir + ekspektasi tahun 2022

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk UNIC di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Data dalam tabel di bawah diambil dari Laporan Tahunan (dan Keuangan) selama sebelas tahun kebelakang (dari tahun 2012 – 3Q2022). Data finansial dari Laporan Keuangan 3Q2022 kami setahunkan (“annualized”), jadi hanya merupakan angka prediksi.

Berikut performa bisnis mereka selama jangka waktu tersebut:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: naik 0.09% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: naik 271.5% per tahun. Ini tinggi karena ada fluktuasi yang sangat tajam di tahun 2014 – 2017.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 5.2% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata USD 17 Juta per tahun. Total FCF kumulatif UNIC ada di sekitar USD 188.1 Juta.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata UNIC itu positif di 0.36x.
  6. FCF/Net Profit ratio (rasio FCF dibandingkan laba) rata-rata: 317%. Mediannya di 107.5%.
  7. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: sehat di 0.87x per tahun.
  8. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 10.4% per tahun.
  9. ROIC (Return on Invested Capital, atau “Imbal Hasil dari Uang Kas yang Diinvestasikan”) Untuk lebih jelasnya bisa baca blog post kami disini.

Rata-rata ROIC UNIC adalah 8.8%. Dengan rata-rata dalam 5 tahun penuh terakhir di 12% (2017 – 2021).

  1. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.45x per tahun.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) median: 5.3x. Tetapi saat kami melakukan Research ini di bulan akhir Februari 2023, PER UNIC ada di 5x. Itu 4% lebih murah dari PER historisnya. Kami memakai angka median karena angka rata-ratanya ada fluktuasi yang tajam.

Lalu, dengan PER industrinya di 10.9x, harga PER UNIC saat ini juga 115% lebih murah dari rata-rata industrinya!

  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) median: 0.52x. PBV UNIC saat ini ada di 0.88x. Berarti itu 39% lebih mahal dari PBV historisnya.

Tapi, dengan PBV rata-rata industri saat ini ada di 1x, berarti PBV UNIC saat ini 23% lebih murah dari rata-rata industrinya.

Invest di saham UNIC?

Nah, seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk ini, ada beberapa hal di bawah yang saya dapat:

  1. Cash/Equivalents + Inventories + Investment properties + Fixed assets UNIC ada di IDR 3.9 Triliun, dan kapitalisasi pasar UNIC, saat thesis ini ditulis, ada di IDR 3.7 Triliun. Itu berarti 7% lebih besar dari kapitalisasi pasarnya.
  1. Total asset minus Goodwill UNIC ada di IDR 5.1 Triliun. Itu berarti 37% lebih tinggi dari kapitalisasi pasarnya.
  1. Current assets (aset lancar) UNIC ada di IDR 4.25 Triliun. Itu 14% lebih tinggi dari kapitalisasi pasarnya.
  1. EPS (Earnings per share, laba bersih per lembar saham) UNIC dari tahun 2012 – 3Q2022 itu naik 2,741%. Atau 249% per tahun. EPS yang naik akan membuat harga saham naik, bila kinerja perusahaannya bagus, itu sudah hampir dapat dipastikan. Begitu juga sebaliknya tapi.
Pergerakan harga saham UNIC mengikuti EPS-nya

Gambar 6. Pergerakan harga saham UNIC mengikuti EPS-nya

Nah, “harta karun”nya tidak banyak, tapi sangat menarik. Lalu, analisa DCF untuk saham ini bagaimana?

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

 Hasil valuasi DCF untuk saham UNIC

Gambar 7. Hasil valuasi DCF untuk saham UNIC
  1. Kami menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2021 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2022 – 2027.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, kami pakai 107.5%. Yaitu, angka FCF/Net Profit median dari tahun 2012 – 3Q2022 untuk lebih konservatif.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Itu kami pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan kami tambah 0.5% untuk lebih konservatif.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), kami pakai 2.5% saja. Angka yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, atau sekitar 5.7%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik UNIC dari akhir 2022 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 6.7 Triliun.

Nilai IDR 6.7 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham UNIC yang beredar saat ini di 383.3 juta lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 17,523.

Saat research atas saham ini dilakukan di Februari 2023, harga per lembar saham UNIC adalah IDR 9,725, atau 44.5% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Bahkan, setelah dikurangi hutang-hurangnya, nilai intrinsik per lembar saham UNIC hanya menjadi IDR 15,261, atau masih 36% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Kesimpulan

Oke, invest di UNIC, kah, kita?

UNIC adalah perusahaan dengan performa bisnis yang bagus dan saat thesis ini dibuat harga sahamnya sedang cukup murah. Apakah ini salah satu contoh perusahaan yang Warren Buffett sebut sebagai “wonderful company”? Let’s see.

Sekilas memang terlihat kalau rata-rata ROE-nya kurang impressive di 9.3% dan ROIC-nya di 8.8%. Tapi dalam enam tahun terakhir (2017 – 3Q2022), rata-rata ROE dan ROIC-nya masing-masing di 13% dan 12.8%. Ini berarti ada peningkatan dan terlihat kalau UNIC sangat prudent (berhati-hati) dalam berhutang. Bahkan rata-rata DER mereka di 0.45x. Selain itu, FCF mereka selalu positif dalam sebelas tahun terakhir, kecuali di tahun 2013.

Selain itu, UNIC adalah satu-satunya produsen Alkylbenzene di Indonesia. Alkylbenzene adalah bahan utama dalam pembuatan deterjen, ia adalah zat aktif dalam detergen yang merupakan bahan dasar Surfaktan yang berfungsi melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Jadi, UNIC supplies ke perusahaan-perusahaan manufaktur deterjen besar di Indonesia dan industri deterjen adalah industri yang berestimasi senilai IDR 12 Triliun di Indonesia yang terus bertumbuh selama populasi Indonesia juga bertumbuh. Dan UNIC tidak memiliki saingan disini.

Jadi, dari valuasi kami, harga wajar saham UNIC ada di antara IDR 10,100 – 17,500 per lembarnya. Dengan harga saham mereka saat thesis report ini dibuat ada di IDR 9,725 per lembar, maka margin of safety yang ditawarkan UNIC saat ini sangat menarik. Apalagi bila kita lihat kalau mereka sangat berhati-hati dalam berhutang dan memiliki “moat” yang besar.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham UNIC ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini dan/atau kunjungi laman Karyakarsa saya untuk kasih tip/beli thesis investasi (analisa investasi secara detil) yang saya buat disana…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Kasih tip / beli thesis investasi buatan Stoxets.com

Kunjungi laman Karyakarsa Stoxets.com

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)