Saham ASII: Analisa Fundamental Astra International (Januari 2023)

Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com
Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin update analisa fundamental saham ASII (PT Astra International Tbk.) yang sudah pernah saya bahas di bulan April 2021 lalu. ASII sendiri merupakan produsen otomotif terbesar di Indonesia.

Gambar 1. Logo ASII

Sebelum kita bahas saham ASII ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000, bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5, bukan 1,5, dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR, bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham ASII ini!

Analisa saham ASII

ASII (PT Astra International Tbk.) adalah perusahaan multi-industri yang memiliki bidang usaha yang beragam, dari industri manufaktur (otomotif), perdagangan, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan (konstruksi dan real estat), dan jasa (aktivitas profesional; ilmiah dan teknis; jasa informasi dan komunikasi).

ASII pertama kali berdiri di tahun 1957 oleh William Soeryadjaya (bersama adiknya, Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong serta Teddy Thohir) sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Tahun 1969, ASII menjadi distributor mobil Toyota di Indonesia dan di tahun 1970 mereka menjadi distributor motor Honda dan mesin perkantoran merek Xerox. Di tahun 1972, ASII mendirikan United Tractors (UNTR). Di tahun 1983, ASII mendirikan Astra Agro Niaga (cikal bakal Astra Agro Lestari). Di tahun 1990, ASII melakukan IPO. Di tahun 2005, ASII memasuki bisnis jalan tol dengan mengakuisisi 34 % saham Marga Mandala Sakti. Secara industri ASII masuk ke multisector holdings, bagian dari sektor industrials.

ASII dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage Limited (50.11%, perusahaan holding investasi Singapura yang bisnis utamanya di otomotif milik Jardine Matheson Group), Anthony John Liddell Nightingale (0.02%, Komisaris ASII), Suparno Djasmin (0.01%, Direktur), Johannes Loman (0.004%, Direktur), Gidion Hasan (0.003%, Direktur), Prijono Sugiarto (0.002%, Presiden Komisaris), Henry Tanoto (0.001%, Direktur), dan Masyarakat (49.86%). Terlihat kalau para manajemen ASII (Board of Directors dan Board of Commissioners) memiliki saham ASII secara langsung. This is a very good sign.

Struktur kepemilikan ASII
Gambar 2. Struktur kepemilikan ASII

Oke, bagaimana dengan komposisi bisnis-bisnis mereka? Mari kita lihat.

Bisnis ASII

Portfolio bisnis ASII
Gambar 3. Portfolio bisnis ASII

Bisnis-bisnis mereka, termasuk komposisi/kontribusinya, adalah:

  1. Otomotif

ASII memproduksi, merakit, menyalurkan, dan memiliki jaringan dealer untuk Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, UD Trucks, dan sepeda motor Honda. Mereka juga memproduksi dan merupakan retailer dari mobil BMW dan Lexus. ASII juga memproduksi dan mendistribusikan suku cadang kendaraan produksi mereka melalui Astra Otoparts.

Segmen ini berkontribusi IDR 95.5 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 40.9%.

  1. Jasa Keuangan

ASII memiliki usaha pembiayaan kepemilikan produk-produk mobil, motor, dan alat berat melalui Federal International Finance (FIFGROUP), Toyota Astra Financial Services (TAFS), Surya Artha Nusantara Finance, dan Komatsu Astra Finance.

ASII juga memiliki bisnis asuransi jiwa (Astra Life) dan umum (Asuransi Astra).

Segmen ini berkontribusi IDR 24.6 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 10.6%.

  1. Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi, & Energi

Selain UNTR, dalam lini bisnis ini juga ada kontraktor penambangan (Pamapersada Nusantara), pertambangan batu bara (Tuah Turangga Agung), dan konstruksi (PT Acset Indonusa Tbk./ACST).

Segmen ini berkontribusi IDR 78.4 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 33.6%.

  1. Agribisnis

Melalui PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), yang bergerak di perkebunan kelapa sawit, segmen ini berkontribusi IDR 24.3 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 10.4%.

  1. Infrastruktur dan Logistik

Melalui ASTRA Infra (Astra Tol Nusantara dan Astra Nusa Perdana), ASII memiliki usaha pembangunan dan pengelolaan jalan tol, dan juga pelabuhan laut. Dan melalui Serasi Autoraya, ASII memiliki usasa jasa transportasi dan logistik.

Segmen ini berkontribusi IDR 6.75 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 2.9%.

  1. Teknologi Informasi

ASII juga memiliki PT Astra Graphia Tbk., sebuah perusahaan yang bergerak di bidang document solutions (printing untuk perkantoran), digital services (solusi teknologi informasi), dan office services (perlengkapan dan alat tulis kantor, dan dokumentasi).

Segmen ini berkontribusi IDR 3.25 Triliun dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 1.4%.

  1. Properti

Dari Astra Modern Land, ASII memiliki proyek-proyek pembangunan dan pengelolaan kota mandiri yang bernama “Asya” di Jakarta Garden City, Jakarta Timur.

Segmen ini berkontribusi IDR 944 Miliar dari total pendapatan ASII di tahun 2021, atau 0.4%.

Nah, dari segi pendapatan, seperti ini pembagian masing-masing segmen:

Sumber pendapatan ASII tahun 2021
Gambar 4. Sumber pendapatan ASII tahun 2021

Kami menggunakan angka tahun 2021 karena belum ada angka full year untuk tahun 2022 lalu. Dari sini tapi kita tetap bisa dapat gambaran segmen mana yang paling signifikan dari keseluruhan bisnis-bisnis ASII.

Nah, kalau kita bahas pendapatan mereka dari tahun 2017 – 2021, pendapatan ASII naik total 13.3% atau 2.7% per tahunnya. Dari tahun 2020 – 2021, ada kenaikan pendapatan 33.38%. Tapi, di tahun 2022 ini, prediksi konservatif kami melihat pendapatan ASII akan turun -7.7% dari tahun 2021 lalu. (Meski bila kami optimis, pendapatan mereka bisa naik 23% di tahun 2022 ini).

Pendapatan ASII 5 tahun terakhir + ekspektasi tahun 2022
Gambar 5. Pendapatan ASII 5 tahun terakhir + ekspektasi tahun 2022

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk ASII di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Data di bawah diambil dari Laporan Tahunan (dan Keuangan) selama dua belas tahun kebelakang (dari tahun 2011 – 2Q2022). Data finansial dari Laporan Keuangan 2Q2022 kami setahunkan (“annualized”), jadi hanya merupakan angka prediksi.

Berikut performa bisnis mereka selama jangka waktu tersebut:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: naik 5.6% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: naik 10.8% per tahun.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 11.5% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 17.1 Triliun per tahun. Selama dua tahun terakhir, total FCF kumulatif ASII ada di sekitar IDR 205.6 Triliun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: positif di 0.45x.
  6. FCF/Net Profit ratio (rasio FCF dibandingkan laba) rata-rata: 0.73x (atau FCF yang dihasilkan dari modal sebanyak 73%)! Bahkan mediannya di 58%!
  7. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: sehat di 0.79x per tahun.
  8. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 16.6% per tahun.
  9. ROIC (Return on Invested Capital, atau “Imbal Hasil dari Uang Kas yang Diinvestasikan”) Untuk lebih jelasnya bisa baca blog post kami disini.

Rata-rata ROIC ASII adalah 8%. Dengan rata-rata dalam 5 tahun penuh terakhir di 6.7% (2017 – 2021).

  1. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.89x per tahun.
  2. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 12.80x. Tetapi saat kami melakukan Research ini di bulan Januari 2023, PER ASII ada di 6.6x. Itu 92% lebih murah dari PER historisnya.

    Tapi, dengan PER industrinya di 2.48x, harga PER ASII saat ini juga 63% lebih mahal dari rata-rata industrinya.
  3. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.14x. PBV ASII saat ini ada di 1x. Berarti itu 108% lebih murah dari PBV historisnya.

    Tapi, dengan PBV rata-rata industri saat ini ada di 0.97x, berarti PBV ASII saat ini 6% lebih mahal juga dari rata-rata industrinya.

Invest di saham ASII?

Secara valuasi PER dan PBV, saham ASII terlihat sedang murah bila dilihat dari rata-rata historisnya, sayang secara industri valuasinya mahal. Saya pribadi suka kalau semua rata-ratanya murah. Tapi, ASII adalah perusahaan dengan performa bisnis yang sangat bagus.

Nah, seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk ini, ada beberapa hal di bawah yang saya dapat:

  1. Current Assets (aset lancar) ASII ada di IDR 175.3 Triliun, dan kapitalisasi pasar ASII, saat thesis ini ditulis, ada di IDR 261.1 Triliun. Itu setara dengan 67% dari kapitalisasi pasarnya!
  1. Cash/Equivalents + Investments + 50% Inventories + Properties + Fixed Assets ASII ada di IDR 180.9 Triliun. Itu berarti 69% dari kapitalisasi pasarnya!
  1. Total asset (tanpa Goodwill) ASII ada di IDR 387.6 Triliun. Itu berarti 148% dari kapitalisasi pasarnya! (Dan dalam hal ASII, brand value dari merek “Toyota” sendiri akan membuat harga jual perusahaan mereka semakin mahal…bila suatu saat mereka mau jual, ya).
  1. ASII selalu membayarkan dividen selama dua tahun terakhir dengan dividend yield rata-rata mereka di 2.71% per tahun. (sama dengan rata-rata inflasi Indonesia (2.7% dalam lima tahun terakhir).
  1. EPS (Earnings per share, laba bersih per lembar saham) ASII dari tahun 2011 – 2Q2022 itu naik 70%. Atau 5.9% per tahun! EPS yang naik akan membuat harga saham naik, bila kinerja perusahaannya bagus, itu sudah hampir dapat dipastikan. Begitu juga sebaliknya tapi.
Pergerakan harga saham ASII mengikuti EPS-nya
Gambar 6. Pergerakan harga saham ASII mengikuti EPS-nya

Nah, “harta karun”nya tidak banyak, tapi sangat menarik. Lalu, analisa DCF untuk saham ini bagaimana?

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham ASII
Gambar 7. Hasil valuasi DCF untuk saham ASII
  1. Kami menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2016 – 2021 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2022 – 2027.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, kami pakai 73%. Yaitu, angka FCF/Net Profit rata-rata dari tahun 2012 – 2Q2022.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Itu kami pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan kami tambah 0.5% untuk lebih konservatif.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), kami pakai 3.5% saja. Angka yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, atau sekitar 5.7%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik ASII dari akhir 2022 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 499.6 Triliun.

Nilai IDR 499.6 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham ASII yang beredar saat ini di 40.4 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 12,342.

Saat research atas saham ini dilakukan di Januari 2023, harga per lembar saham ASII adalah IDR 5,950, atau 109% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Bahkan, setelah dikurangi hutang-hurangnya, nilai intrinsik per lembar saham ASII hanya menjadi IDR 8,379, atau masih 29% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Kesimpulan

Oke, invest di ASII, kah, kita?

ASII adalah perusahaan dengan performa bisnis yang bagus dan saat riset saya dibuat harga sahamnya sedang murah, bila dibandingkan dengan potensinya. Contoh perusahaan yang Warren Buffett maksud saat beliau bilang “It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.”

Dengan rata-rata ROE di 16.6% dan ROIC di 8.02%, ASII adalah perusahaan yang memiliki performa bisnis sangat bagus. Selain itu, mereka juga mahir dalam menghasilkan uang tunai (FCF) dengan rata-rata rasio FCF/Equity dan FCF/Net Profit masing-masing di 9.9% dan 73%. Arti dari rata-rata rasio FCF/Net Profit di 73% adalah 73% dari laba mereka berbentuk uang tunai, bukan hanya laba di atas kertas saja. Impressive.

Mereka menguasai market share kendaraan bermotor (Roda Empat dan Roda Dua) di Indonesia dengan merek-merek Toyota, Daihatsu, dan motor Honda. Mereka memiliki ”moat” yang sangat nyata, yaitu end-to-end automotive ecosystem yang tetap tidak bisa bersaing dengan saingan terdekatnya (PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. / IMAS, memiliki pendapatan yang 10x lebih kecil dari ASII). Selain itu ASII juga sangat “melek” digitalisasi, dari investasi ke perusahaan teknologi start-up hingga digitalisasi internal mereka.

Dari valuasi kami, harga wajar saham ASII ada di antara IDR 9,300 – 12, 300 per lembarnya. Dengan harga saham mereka saat thesis report ini dibuat ada di IDR 6,450 per lembar, maka margin of safety yang ditawarkan ASII saat ini amat sangat menarik. Saya pribadi tertarik untuk berinvestasi di perusahaan ini.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham ASII ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini dan/atau kunjungi laman Karyakarsa saya untuk kasih tip/beli thesis investasi (analisa investasi secara detil) yang saya buat disana…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Kasih tip / beli thesis investasi buatan Stoxets.com

Kunjungi laman Karyakarsa Stoxets.com

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)