SRTG: Analisa Fundamental Saratoga Investama Sedaya Tbk.

Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com
Channel YouTube Lounge & Chill adalah sponsor blog Stoxets.com

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham SRTG (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.), perusahaan milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, yang mungkin perusahaan investasi paling terkenal di Indonesia. Perusahaan ini sering saya sebut sebagai Berkshire Hathaway-nya Indonesia.

Logo SRTG
Gambar 1. Logo SRTG

Sebelum kita bahas saham SRTG ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000, bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5, bukan 1,5, dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR, bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham SRTG ini!

Analisa saham SRTG

SRTG (PT Saratoga Investama Sedaya Tbk.) adalah perusahaan investasi yang aktif melakukan investasi di Indonesia, baik di perusahaan publik maupun swasta. SRTG membedakan investasi mereka di blue chip companies (perusahaan yang sudah besar dan berkapitalisasi besar), growth focused (perusahaan berkembang), dan digital technology (perusahaan teknologi/digital).

SRTG pertama kali berdiri di tahun 1997 dan didirikan oleh Edwin Soeryadjaya, putra dari pendiri ASII William Soeryadjaya, dan Sandiaga Uno, yang bertemu dan “berguru” dengan William saat bekerja di Bank Summa pada tahun 1990. Model investasi SRTG adalah mengakuisisi perusahaan-perusahaan berkembang, mendampingi dan mengantarkan perusahaan dari tahap pertumbuhan dini hingga mapan, dan mencatatkan sahamnya untuk tahap monetisasi. Mereka fokus pada peluang investasi tahap awal, tahap pertumbuhan, dan kondisi khusus. SRTG berinvestasi di ADRO pada tahun 2002, TBIG pada tahun 2004, MPMX pada tahun 2010, dan MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk.) pada tahun 2012. Keempatnya merupakan persentase terbesar dalam portofolio SRTG, total 89%. Secara industri SRTG masuk ke Holding & Investment Companies, bagian dari sektor Financials.

SRTG dimiliki oleh Edwin Soeryadjaya (33.1%, Presiden Komisaris), Sandiaga Uno (21.51%, yang turun sebagai Presiden Direktur di tahun 2015), PT Unitras Pertama (32.72%, perusahaan investasi milik Edwin Soeryadjaya dan adiknya Joyce Soeryadjaya Kerr, yang juga merupakan anggota komisaris SRTG), Michael W. P. Soeryadjaya (0.0152%, Presiden Direktur dan putra dari Edwin Soeryadjaya), Lany D. Wong (0.0014%, Direktur Keuangan), Devin Wirawan (0.0056%, Direktur Investasi),  saham treasuri (0.35%), dan Masyarakat (12.29%).

Struktur kepemilikan SRTG
Gambar 2. Struktur kepemilikan SRTG

Terlihat kalau para manajemen SRTG (Board of Directors dan Board of Commissioners), dan bahkan para pendiri, masih memiliki saham SRTG secara langsung. This is a very good sign.

Oke, bagaimana dengan komposisi bisnis-bisnis mereka? Mari kita lihat.

Bisnis SRTG

Portfolio bisnis SRTG
Gambar 3. Portfolio bisnis SRTG

Sebagai active investment company, bisnis utama SRTG adalah capital allocation. Menempatkan investasi di perusahan-perusahaan lain, baik publik atau swasta. Sebagai holding company, pendapatan SRTG tidak dari aktifitas operasi, melainkan dari naik turunnya harga saham (untuk perusahaan publik), naik turunnya nilai wajar (untuk perusahaan swasta), dividen, dan penjualan atas sebagian atau keseluruhan saham yang dimiliki (to realize the gains). SRTG sangat selektif dalam memilih perusahaan untuk diinvestasikan. Setiap tahunnya mereka memilih dari 100 – 150 opportunities dan hanya memilih beberapa saja untuk diinvestasikan.

Bisnis-bisnis yang dilakukan SRTG utamanya dibagi tiga segmen, yang secara detil dibagi seperti berikut:

  1. Blue Chip companies

Segmen ini berkontribusi IDR 20.3 Triliun dari dari total pendapatan SRTG di tahun 2021, atau 83.3%, dan di dalamnya ada tiga perusahaan publik: ADRO, MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk.), dan TBIG.

  1. Growth Focused companies

Kontribusi segmen ini di IDR 3.5 Triliun dari dari total pendapatan SRTG di tahun 2021, atau 14.6%, dan di dalamnya ada sembilan perusahaan, tiga perusahaan publik (terbuka) dan enam perusahaan swasta (tertutup): MPMX, AGII (PT Aneka Gas Industri Tbk.), PRAY (PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk.), PT Mulia Bosco Logistics, PT Deltomed Laboratories, City Vision, PT Xurya Daya Indonesia, AtriaDC, dan Forrest Carbon.

  1. Digital Technology

Segmen ini berkontribusi IDR 455 Miliar dari total pendapatan SRTG di tahun 2021, atau 1.9%, dan di dalamnya ada tiga perusahaan start-up digital dan dua dana investasi: PT Lingkar Niaga Solusindo (SIRCLO), PT Fuse Teknologi Indonesia, PT Julo Teknologi Finansial, Provident Growth Fund (milik PT Provident Capital Indonesia, yang juga memiliki saham MDKA), dan SC Tech Investment (dana investasi dari perusahaan milik Michael Soeryadjaya, Direktur Utama dari SRTG).

Nah, dari segi pendapatan, seperti ini pembagian masing-masing segmen:

Sumber pendapatan SRTG tahun 2021
Gambar 4. Sumber pendapatan SRTG tahun 2021

Itu semua dari kenaikan harga saham / nilai wajar dari perusahaan-perusahaan yang diinvestasikan oleh SRTG. Tapi, mereka juga memiliki pendapatan tambahan dari dividen dan bunga, yang sudah pasti selalu berbentuk uang tunai. Jadi sebenarnya total pendapatan SRTG untuk tahun 2021 ada di IDR 26,064,901,000,000. Karena pendapatan mereka dari naik turunnya harga saham / nilai wajar perusahan yang menjadi portfolio mereka, jadi pendapatan mereka fluktuatif dan tidak bisa diprediksi.

Pendapatan SRTG 5 tahun terakhir + ekspektasi tahun 2022
Gambar 5. Pendapatan SRTG 5 tahun terakhir + ekspektasi tahun 2022

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk SRTG di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Data dalam tabel di bawah diambil dari Laporan Tahunan (dan Keuangan) selama sebelas tahun kebelakang (dari tahun 2012 – 3Q2022). Data finansial dari Laporan Keuangan 3Q2022 kami setahunkan (“annualized”), jadi hanya merupakan angka prediksi.

Berikut performa bisnis mereka selama jangka waktu tersebut:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 11% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 56.5% per tahun.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 63.8% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 354.5 Miliar per tahun. Total FCF kumulatif SRTG ada di sekitar IDR 3.9 Triliun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: 0.042x.
  6. FCF/Equity ratio (rasio FCF dibandingkan modal) rata-rata: 0.008x (atau FCF yang dihasilkan dari modal sebanyak 0.8%).
  7. FCF/Net Profit ratio (rasio FCF dibandingkan laba) rata-rata: -4.7%. Mediannya di 5.1%.
  8. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.3x per tahun.
  9. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 15% per tahun.
  10. ROIC (Return on Invested Capital, atau “Imbal Hasil dari Uang Kas yang Diinvestasikan”) Untuk lebih jelasnya bisa baca blog post kami disini.

Rata-rata ROIC SRTG adalah 9.6%. Dan di tahun 2021, ROIC SRTG ada di 39.4%.

  1. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.27x per tahun.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 6.7x. Tetapi saat kami melakukan Research ini di bulan November 2022, PER SRTG ada di 3.5x. Itu 89% lebih murah dari PER historisnya.

Lalu, dengan PER industrinya di 41x, harga PER SRTG saat ini juga 1,059% lebih murah dari rata-rata industrinya!

  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 0.7x. PBV SRTG saat ini ada di 0.5x. Berarti itu 33% lebih murah dari PBV historisnya.

Tapi, dengan PBV rata-rata industri saat ini ada di 0.85x, berarti PBV SRTG saat ini hampir 57% lebih murah juga dari rata-rata industrinya.

Invest di saham SRTG?

Secara valuasi PER dan PBV, saham SRTG terlihat sedang murah bila dilihat dari rata-rata historis dan industrinya. Saya pribadi suka kalau semua rata-ratanya murah. Memang karena pendapatannya fluktuatif, hampir mustahil untuk bisa memprediksi pendapatannya di masa-masa depan.

Nah, seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk ini, ada beberapa hal di bawah yang saya dapat:

  1. Total assets (aset total) SRTG ada di IDR 66.6 Triliun, dan kapitalisasi pasar SRTG, saat post ini ditulis, ada di IDR 33.7 Triliun. Itu setara dengan 197% dari kapitalisasi pasarnya.
  1. Net asset value (NAV, total investasi minus liabilitas) SRTG ada di IDR 56.1 Triliun. Itu 166% lebih besar dari kapitalisasi pasar saat ini!
  1. Cash/Equivalents (uang kas/setaranya) + Investments (investasi) + Properties (properti) SRTG ada di IDR 66.5 Triliun. Itu berarti 197% dari kapitalisasi pasarnya.
  1. SRTG selalu membayarkan dividen selama tujuh tahun terakhir dengan dividend yield rata-rata mereka di 9.2% per tahun. Itu jauh lebih besar dari rata-rata inflasi Indonesia (2.7% dalam lima tahun terakhir).
  1. EPS (Earnings per share, laba bersih per lembar saham) SRTG dari tahun 2012 – 3Q2022 itu naik 400%. Atau 36% per tahun! EPS yang naik akan membuat harga saham naik, bila kinerja perusahaannya bagus, itu sudah hampir dapat dipastikan. Begitu juga sebaliknya tapi.
Pergerakan harga saham SRTG mengikuti EPS-nya
Gambar 6. Pergerakan harga saham SRTG mengikuti EPS-nya

Nah, “harta karun”nya tidak banyak, tapi sangat menarik. Lalu, analisa DCF untuk saham ini bagaimana?

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham SRTG
Gambar 7. Hasil valuasi DCF untuk saham SRTG
  1. Kami menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2016 – 2021 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2022 – 2027.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, kami pakai 15.8%. Yaitu, angka FCF/Net Profit rata-rata dari tahun 2012 – 3Q2022.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Itu kami pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan kami tambah 0.5% untuk lebih konservatif.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), kami pakai 4% saja. Angka yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, atau sekitar 5.7%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik SRTG dari akhir 2022 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 39.6 Triliun.

Nilai IDR 39.6 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham SRTG yang beredar saat ini di 13.56 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 2,918.

Saat research atas saham ini dilakukan di November 2022, harga per lembar saham SRTG adalah IDR 2,490, atau 17% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Bahkan, setelah dikurangi hutang-hurangnya, nilai intrinsik per lembar saham SRTG hanya menjadi IDR 2,604, atau masih 4.4% lebih MURAH dari nilai intrinsiknya.

Kesimpulan

Oke, invest di SRTG, kah, kita?

SRTG adalah perusahaan dengan performa bisnis yang bagus dan saat riset saya dibuat harga sahamnya sedang murah, bila dibandingkan dengan potensinya. Contoh perusahaan yang Warren Buffett maksud saat beliau bilang “It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.”

Dengan rata-rata ROE yang tinggi (15.4%) dan ROIC yang cukup tinggi (9.6%, dengan rata-rata empat tahun terakhir di 25%). Memang dengan FCF/Equity dan FCF/Net Profit masing-masing di 0.8% (rata-rata) dan 5% (median), terlihat kalau SRTG sepertinya “kurang lihai” dalam “mencetak” uang tunai. Mungkin berbeda dengan Berkshire Hathaway yang memiliki operasi / bisnis asuransi yang memang mereka kendalikan langsung, SRTG murni perusahaan investasi. Meski mereka tidak menghasilkan produk sendiri yang bisa mereka jual, mereka “menjual” kemampuan mereka dalam memilih perusahaan / industri / sektor untuk diinvestasikan dan mentransformasi perusahaan-perusahaan tersebut menjadi “industry leaders”.

Hasilnya apa? SRTG memiliki target IRR (investment rate of return / imbal hasil investasi) di atas 20% per tahun. Dari analisa kami, empat kepemilikan terbesar SRTG menghasilkan rata-rata IRR sebesar 87% per tahun dalam tujuh tahun terakhir. That is a great performance by any metrics! SRTG can compete with any global investment firms with a performance like this.

Gambar 8. IRR SRTG 7 tahun terakhir

Lalu, dari valuasi kami, harga wajar saham SRTG ada di antara IDR 2,600 – 4,900 per lembarnya. Dengan harga saham mereka saat thesis report ini dibuat ada di IDR 2,490 per lembar, maka margin of safety yang ditawarkan SRTG saat ini cukup menarik. Apalagi bila kita lihat potensi mereka. Saya pribadi tertarik untuk berinvestasi di perusahaan ini.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham SRTG ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini dan/atau kunjungi laman Karyakarsa saya untuk kasih tip/beli thesis investasi (analisa investasi secara detil) yang saya buat disana…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Kasih tip / beli thesis investasi buatan Stoxets.com

Kunjungi laman Karyakarsa Stoxets.com

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)