Saham PMMP: Analisa Fundamental Panca Mitra Multiperdana

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham PMMP (PT Panca Mitra Multiperdana Tbk.), sebuah perusahaan pengolahan dan eksportir udang di Indonesia.

Sama seperti DIVA (Distribusi Voucher Nusantara Tbk.) dan PALM (Provident Agro Tbk.), yang baru kita bahas di beberapa posts sebelumnya, PMMP bukan merupakan bagian dari Seri Saham LQ45 blog ini. Saya ingin menganalisa fundamental saham PMMP ini karena diberitakan di media beberapa minggu lalu kalau anak Pak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, membeli saham ini sebanyak 8% dari saham yang beredar, senilai IDR 92.2 Miliar, melalui perusahaannya PT Harapan Bangsa Kita.

Nah, sebelum kita bahas saham PMMP ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV. Biasanya saya juga menggunakan valuasi Discounted Cash Flow (DCF), tetapi untuk saham PMMP ini saya tidak memakainya karena free cash flow PMMP yang negatif.

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham PMMP ini!

Analisa saham PMMP

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) merupakan perusahaan pengolahan dan eksportir udang di Indonesia yang didirikan oleh Soesilo Soebardjo, S.H. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini berdiri di tahun 2004 dan memiliki pabrik pengolahan di Situbondo, Jawa Timur, dan Tarakan, Kalimantan Utara.

Selama 16-17 tahun berdiri, PMMP berhasil menjadi perusahaan eksportir udang terbesar kedua di Indonesia, berdasarkan volume ekspor, di tahun 2019. PMMP juga berhasil menembus pasar Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan lainnya. PMMP baru menjadi perusahaan publik di Desember 2020.

Secara industri, PMMP masuk ke food & beverages. Lalu secara kepemilikan, per laporan keuangan terakhir untuk Kuartal 2 tahun 2021, 51% sahamnya dimiliki oleh PT Tiga Makin Jaya, 24.65% dimiliki oleh Soesilo Soebardjo, 8.5% dimiliki oleh Martinus Soesilo, 0.85% dimiliki oleh Hirawan Tedjokoeoemo, dan sisanya (15%) dimiliki oleh masyarakat.

PT Tiga Makin Jaya sendiri, sepertinya, merupakan perusahaan holding, yang 79% sahamnya dimiliki oleh Soesilo Soebardjo dan sisanya dimiliki oleh Martinus Soesilo (20%) dan Hirawan Tedjokoeoemo (1%). Martinus Soesilo merupakan putra dari Soesilo Soebardjo dan Hirawan Tedjokoeoemo merupakan salah satu karyawan pertama PMMP.

Nah, PT Harapan Bangsa Kita (GK Hebat), perusahaan yang bergerak dalam bidang akselerasi bisnis pengolahan makanan dan minuman milik Kaesang Pangarep, membeli 8% dari saham PMMP milik PT Tiga Makin Jaya di pasar negosiasi. Jadi di laporan keuangan Kuartal 3 tahun 2021 seharusnya persentase kepemilikan sudah akan berubah.

Secara penjualan produk di tahun 2020, PMMP membaginya menjadi: Udang Vannamei (berkontribusi 86% dari penjualan), udang Windu (“Black Tiger prawn”, berkontribusi sebesar 11% dari penjualan), dan lain-lain (produk-produk bernilai tambah, seperti sudah dimasak/digoreng menjadi tempura untuk pasar Jepang, berkontribusi sebesar 3% dari penjualan).

Gambar beberapa produk-produk PMMP. Saham PMMP baru dijual ke publik tahun 2020 lalu, meski perusahaannya sendiri sudah berdiri dari tahun 2004.
Gambar 1. Produk-produk PMMP (Sumber)

Lalu bagaimana performa bisnisnya? Mari kita lihat.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan PMMP dari 2017 – Kuartal 2 tahun 2021. Berikut performa bisnis mereka selama hampir 4 – 5 tahun kebelakang (kurs dalam USD dan IDR; untuk yang IDR saya konversi dari kurs USD-IDR Desember 2020):

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 8.6%
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 37.4%. Bagus!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 5.8%.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif negatif di USD 78 Juta dengan rata-rata USD -15 Juta per tahun. Tapi di tahun 2020, FCF PMMP pertama kalinya menjadi positif (USD 1 Juta) setelah 3 tahun sebelumnya negatif. (Untuk tahun 2021, dari FCF yang disetahunkan angkanya sementara masih negatif. Kita lihat saja nanti akhir tahun bagaimana).
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 20.2x! Artinya belanja aset PMMP jauh lebih besar dari uang tunai yang masuk dari aktifitas operasi. Tapi, angka ini dikarenakan owner’s earnings ratio di tahun 2018 yang sangat tinggi. Angka mediannya sendiri kecil di 0.68x.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil di kisaran 0.8x.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 16.7% per tahun. Angka yang bagus.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: tinggi di 3.68x per tahun! Bagusnya angka ini menurun terus selama 5 tahun terakhir.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 5.6x. Saat saya melakukan Research ini di bulan November 2021, PER saham PMMP ada di 5.4x. Sekitar 4% lebih mahal dari harga rata-ratanya.

    Tapi, saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 8.5x, sekitar 57% lebih murah dari PER industrinya saat itu!

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 0.9x. Waktu itu PBV saham PMMP ada di 0.94x. 4.4% lebih mahal.

Tapi, PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 2.46x. Berarti harga PBV PMMP saat itu 162% lebih murah dari rata-rata industrinya! Menarik juga.

Invest di saham PMMP?

Menurut saya, performa bisnis PMMP cukup menarik. DER yang tinggi dan FCF yang negatif memang mengkhawatirkan bagi saya, tapi PMMP yang baru melakukan IPO ini bisa dibilang masuk ke kategori growth phase (“fase pertumbuhan”). Jadinya wajar saja. Lagipula DER-nya dalam tren menurun dan FCF-nya ada potensi menjadi positif.

Sekarang saya coba menggali lebih dalam lagi untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham PMMP ini:

  1. Total Assets mereka, kalau dalam IDR, senilai IDR 3.65 Triliun, kapitalisasi pasar PMMP ada di 941 Miliar! Total asetnya hampir 4x lebih besar dari harga seluruh perusahaan! Masuk akal, kah?
  2. Revenue PMMP di tahun 2020, dalam IDR, ada di IDR 2.4 Triliun, itu berarti 154% lebih tinggi dari harga seluruh perusahaannya! Tidak masuk akal, kan?
  3. Current Ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar) PMMP rata-rata di 1.15x! Jadi PMMP sebenarnya cukup likuid, kok, meski DER-nya tinggi.
  4. Current Assets mereka, kalau dirupiahkan, senilai IDR 3 Triliun. 3.2x lebih besar dari harga seluruh perusahaan!
  5. Uang tunai + deposito + sepertiga persediaan barang + setengah aset tetap (tidak saya hargai penuh supaya lebih konservatif) total di IDR 1.3 Triliun. 38% lebih besar dari harga seluruh perusahaannya.
  6. Bahkan, net working capital(aset lancar dikurangi seluruh hutang-hutangnya) itu senilai IDR 420 Miliar. Hampir 50% dari harga seluruh perusahaannya. Tidak masuk akal.

Meski sayang FCF-nya negatif, jadi tidak bisa kita valuasi menggunakan analisa DCF, tapi ada banyak sekali “harta karun tersembunyi” yang menarik di saham PMMP ini. Jadi, apa kesimpulannya?

Kesimpulan

Langsung saja, apa saya mau berinvestasi di saham PMMP ini? Jawabannya mungkin saja. Tergantung harganya.

Jadi, menurut saya, “harta-harta karun tersembunyi” PMMP sebenarnya cukup untuk menjadi margin of safety dalam berinvestasi di saham PMMP ini. Tapi di harga IDR 468, saat post ini ditulis, PER dan PBV-nya di atas harga rata-rata mereka dalam 5 tahun kebelakang. Nah, kalau harganya di kisaran IDR 200 – 300, bahkan di IDR 400 / lembar, PER dan PBV saham PMMP akan cukup jauh di bawah harga rata-ratanya. Itu akan menjadi jauh lebih menarik bagi saya.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham PMMP ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)