Saham FREN: Analisa Fundamental Smartfren Telecom

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham FREN (PT Smartfren Telecom Tbk.), sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia.

Sama seperti PMMP (Panca Mitra Multiperdana Tbk.), DIVA (Distribusi Voucher Nusantara Tbk.), dan PALM (Provident Agro Tbk.), yang baru kita bahas di beberapa posts sebelumnya, saham FREN juga bukan merupakan bagian dari Seri Saham LQ45 blog ini. Saya ingin menganalisa fundamental saham FREN ini karena ada salah satu pembaca blog Stoxets.com yang memintanya.

Seperti biasa, kalau ada yang request analisa suatu saham, bila saya sedang free akan saya kerjakan.

Nah, sebelum kita bahas saham FREN ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV. Biasanya saya juga menggunakan valuasi Discounted Cash Flow (DCF), tetapi untuk saham FREN ini saya tidak memakainya karena free cash flow FREN yang negatif.

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham FREN ini!

Analisa saham FREN

PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) adalah perusahaan telekomunikasi Indonesia milik grup Sinarmas. Perusahaan ini berdiri di tahun 2002 yang awalnya bernama PT Mobile-8 Telecom. Pada tahun 2003, perusahaan ini meluncurkan produk prabayar “murah meriah” dengan jaringan CDMA bernama “FREN”. Di tahun 2006, perusahaan ini menjadi perusahaan publik dan di tahun 2011 perusahaan ini mengakuisisi PT Smart Telecom dan merubah namanya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk.

Gambar contoh produk telepon seluler jaringan CDMA FREN. Saat jaringan CDMA FREN dimatikan di tahun 2017, entah kenapa saham FREN naik drastis di tahun 2018.
Gambar 1. Contoh telepon seluler jaringan CDMA FREN (Sumber)

Secara industri, FREN masuk ke telecommunication. Lalu secara kepemilikan, per laporan tahunan 2020, saham-saham FREN dimiliki oleh:

  • 30.3% dimiliki oleh PT Global Nusa Data,
  • 18.5% dimiliki oleh PT Wahana Inti Nusantara,
  • 12.3% dimiliki oleh PT Bali Media Telekomunikasi,
  • 10.5% dimiliki oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk.,
  • Dan 28.4% dimiliki oleh masyarakat.

Global Nusa Data, Wahana Inti Nusantara, dan Bali Media Telekomunikasi merupakan bagian dari grup Sinarmas yang merupakan pemegang saham mayoritas PT Smart Telecom.

Lalu, bagaimana performa bisnisnya? Mari kita lihat.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan FREN dari 2016 – Kuartal 3 tahun 2021. “Kok cuma 6 tahun kebelakang? Biasanya 10 tahunan?”… Iya, menurut saya 5 – 6 tahun kebelakang untuk analisa saham FREN ini sudah cukup. Nanti kita lihat sendiri kenapa:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 24.5%! Wow, bagus.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 8.6%. Cukup bagus, tapi ini menipu. Kenapa? Lihat di bawah.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: -38.3%! Iya, jadi selama 6 tahun kebelakang perusahaan ini labanya minus. Net profit tetap bertumbuh karena trennya menuju positif memang. Tapi tetap saja rugi terus.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif negatif di IDR 3.2 Triliun dengan rata-rata IDR -643 Miliar per tahun. Tapi di tahun 2020, FCF FREN pertama kalinya menjadi positif (IDR 114 Miliar) setelah 3 tahun sebelumnya negatif. (Untuk tahun 2021, dari FCF yang disetahunkan angkanya sementara positif juga. Kita lihat saja nanti akhir tahun bagaimana).
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 1.24x. Tinggi.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 1.2x. Perusahaan ini sangat tidak efisien.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: -21.5% per tahun. Jelek.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: tinggi di 1.65x per tahun!
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: -18x! Saat saya melakukan Research ini di bulan November 2021, PER saham FREN ada di -46x. Jelek sekali.

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.15x. Waktu itu PBV saham FREN ada di 2.15x juga. Tidak ada margin of safety di sini.

Tapi, PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 2.15x. Berarti harga PBV FREN saat itu 22% lebih murah dari rata-rata industrinya! Lumayan.

Invest di saham FREN?

Menurut saya, performa bisnis FREN itu, mohon maaf,…sangat buruk. Mungkin perusahaan dengan performa bisnis paling buruk yang pernah saya analisa. Karena itu saya hanya mau menganalisa performa bisnis FREN untuk 5 – 6 tahun kebelakang.

Tapi, mari kita coba menggali lebih dalam lagi untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham FREN ini:

  1. Total Assets FREN senilai IDR 41.7 Triliun dan kapitalisasi pasarnya ada di 27 Triliun! Total asetnya 1.5x lebih besar dari harga seluruh perusahaan! Masuk akal, kah?
  2. Uang tunai + setengah dari aset tetap (tidak saya hargai penuh supaya lebih konservatif) total di IDR 16.9 Triliun. 63% lebih besar dari harga seluruh perusahaannya.

Meski performa bisnisnya jelek dan FCF-nya negatif, jadi tidak bisa kita valuasi menggunakan analisa DCF, tapi ada beberapa “harta karun tersembunyi” yang menarik di saham FREN ini. Jadi, apa kesimpulannya?

Kesimpulan

Langsung saja, apa saya mau berinvestasi di saham FREN? Jawabannya: tidak sama sekali. Lebih baik saya pilih TLKM (Telkom Indonesia Tbk.) atau EXCL (XL Axiata Tbk.), deh.

Tapi, menurut saya “harta-harta karun tersembunyi” dalam perusahaan ini sebenarnya bisa menjadi margin of safety dalam berinvestasi di sahamnya. Bagaimana maksudnya? Aset total mereka ada di IDR 41.7 Triliun, kalau dibagi dengan jumlah saham beredar mereka di 308 miliar lembar, nilai per lembar saham mereka ada di kisaran IDR 135! Saat saya melakukan riset untuk saham FREN ini, harga per lembar sahamnya ada di IDR 88, atau ada 54% margin of safety!

Meski demikian, untuk saya itu saja tidak cukup. Saya butuh performa bisnis yang bagus juga. Lagipula, banyak saham perusahaan-perusahaan lain yang lebih bagus.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham FREN ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)