Saham DLTA: Analisa Fundamental 2021 (Update)

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas perkembangan / update analisa fundamental dari saham DLTA (Delta Djakarta Tbk.) yang sudah pernah saya bahas sebelumnya di sini.

Waktu itu saya bilang saham DLTA ini lebih bagus dari saingannya langusng Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI), dan bahkan dari Apple Inc. (Nasdaq: AAPL)! Karena saham MLBI “hanya” naik 99,150% sejak IPO dan AAPL “hanya” naik 115,900% sejak IPO. DLTA? Naik 1,049,900% sejak IPO!

Waktu itu di harga DLTA yang IDR 6,123 / lembar, dari valuasi DCF ada margin of safety sebesar 45.78% dengan performa bisnis yang lebih bagus dari MLBI. Jadi waktu itu saya merekomendasikan saham DLTA dibandingkan dengan MLBI.

Nah, sama seperti ACES, sejak saya rekomendasikan saham DLTA di bulan Desember 2020, saham DLTA sedang turun -13%. Saya jadi bertanya-tanya, apakah performa bisnis DLTA masih bagus? Itu yang ingin saya jawab sekarang. Karena saya pikir kalau waktu itu saja pantas untuk dibeli, apalagi sekarang kalau harganya lebih murah.

Nah, tapi sebelum kita lanjut, beberapa hal yang ingin saya ulangi lagi:

1) Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

2) Saya menggunakan metode analisa value investing saya sendiri yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest) dan, kali ini, juga menggunakan metode analisa DCF (Discounted Cash Flow), yang sempat saya jelaskan sedikit di sini cara melakukan analisanya.

3) Lalu, sebelum kita lanjut, saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5. Dan untuk kode mata uang, saya akan menulis kode standar internasional seperti USD / IDR.

Analisa saham DLTA

Izinkan saya sedikit membahas sejarah DLTA lagi, ya. Siapa tahu ada yang lupa atau belum baca analisa DLTA saya yang sebelumnya.

PT Delta Djakarta Tbk. (DLTA) adalah perusahaan produsen minuman beralkohol (bir) publik di Indonesia. Perusahaan ini berdiri di tahun 1932, sebagai produsen bir Jerman yang kemudian dibeli oleh perusahaan Belanda. Tahun 1970 mereka berganti nama menjadi PT Delta Djakarta dan di tahun 1984 mereka go public (tahun dimana PemProv DKI pertama berinvestasi di perusahaan ini).

Secara industri DLTA masuk ke food & beverages (F&B). Lalu di tahun 1990an, mayoritas saham perusahaan ini dibeli oleh San Miguel Malaysia (L) Private Limited (58.33%). Sedangkan 26.25% sahamnya dipegang oleh PemProv DKI dan sisanya dimiliki oleh masyarakat.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk saham DLTA di bawah ini.

Research – valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan dan keuangan saham DLTA dari 2011 – Kuartal 1 tahun 2021 (yang disetahunkan), performa bisnis mereka selama kurang lebih 11 tahun kebelakang adalah seperti demikian:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 4% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 11.82% per tahun.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 31.59% per tahun! Tinggi sekali!
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 270 Miliar per tahun. Total FCF selama 11 tahun terakhir (plus proyeksi untuk tahun 2021 ini) di IDR 2.97 Triliun. Sehat sekali.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata DLTA sangat bagus di 0.06x.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.29x per tahun. Sangat efisien.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 27% per tahun!
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.22x per tahun. Sangat sehat.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 18x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan September 2021, PER DLTA ada di 13x.

    PER industrinya ada di 7x. PER DLTA lebih mahal dari PER rata-rata industrinya, tapi 38% lebih murah dari PER rata-rata histronisnya.
  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 4.85x. Waktu itu PBV DLTA ada di 2.77x. Berarti 75% lebih murah dari PBV rata-rata historisnya!

    Lalu, PBV rata-rata industri saat itu di kisaran 2.25x. Berarti secara PBV, DLTA 23% lebih muran dari perusahaan-perusahaan lain di industrinya.

Invest di saham DLTA

Seperti biasa, saya coba cek apa masih banyak “harta karun tersembunyi” di perusahaan ini.

Ini yang saya temukan:

  1. Cash Current ratio (rasio kas dari aset lancar dibanding liabilitas/hutang lancar) rata-rata ada di 3.7x! Jadi dari uang kasnya saja, DLTA bisa membayar seluruh hutang-hutang mereka untuk setahun ke depan (hutang lancar), dan masih banyak sisa lagi!

  2. Selama hampir 11 tahun, rata-rata pembayaran dividen (dividend yield) mereka sebesar 5% per tahun! Dan DLTA tidak pernah gagal dalam membayarkan dividen (yaa pasti, lah, pemilik saham terbesar kedua kan PemProv DKI Jakarta…hehehe)

Lalu, bagimana dengan analisa DCF-nya? Mari kita lihat.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham DLTA. Dengan fair value di IDR 14,525 / lembar dan harga saham saat post ini ditulis di IDR 3,730 / lembar. Ada margin of safety sebesar 289%! Kalau kita kurangi dengan hutang, margin of safety-nya ada di kisaran 280%. Sangat menarik!
Gambar 1. Hasil valuasi DCF untuk saham DLTA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2016 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2023.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, saya pakai 29.67%. Yaitu, angka FCF/Net Profit rata-rata dari tahun 2016 – Kuartal 1 tahun 2021 yang saya setahunkan, yang saya bagi 4 untuk lebih konservatif.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 8%. Saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 1%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2%. Kenapa angka ini? Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun kebelakang adalah 5.7%, saya rasa 2% angka yang sangat konservatif.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify) dan konservatif, nilai kumulatif FCF milik DLTA dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 11.6 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun atau 20 tahun ke depan.

Nilai IDR 11.6 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham DLTA yang beredar saat ini di 800 Juta lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik di IDR 14,525 / lembar.

Bila IDR 11.6 Triliun itu kita kurangi dengan semua hutang-hutang DLTA, kita mendapat angka 11.3 Triliun yang kalau kita hitung per lembarnya kita dapat nilai intrinsik di IDR 14,202 / lembar.

Saat post ini ditulis di bulan September 2021, nilai per lembar saham DLTA adalah IDR 3,730. Berarti ada margin of safety sebesar 280 – 289%(!) untuk saham ini. Menarik!

Kesimpulan

Seperti yang saya sudah pernah bahas, saham DLTA dari Desember 2020 sampai sekarang sedang turun sekitar 13%. Menurut saya ini karena laba DLTA di sepanjang tahun 2020 turun sebesar 62%. Kenapa? Lah, kan ada pandemi, bukan?

Dengan pandemi yang menyebabkan mayoritas kafe/bar/restoran/hotel satu Indonesia tutup saja mereka masih bisa mencetak laba dan FCF, apalagi kalau situasi kembali normal?

Warren Buffett sering bilang:

It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price

Warren Buffett

Yang artinya: “jauh lebih baik untuk membeli perusahaan yang luar biasa di harga yang biasa-biasa saja dibanding perusahaan yang biasa-biasa saja di harga yang luar biasa”. Nah, dalam hal saham DLTA, saat ini kondisinya sedang menjadi “wonderful company at a wonderful price!”

Kalau di Desember 2020 lalu, margin of safety yang diberikan “hanya” sebesar 45%, kali ini saham DLTA memberikan margin of safety yang jauh lebih besar, yaitu sebesar 280 – 289%! Perlu saya tekankan, valuasi DCF saya untuk saham DLTA kali ini bahkan lebih konservatif dari di Desember 2020 lalu.

Jadi bila di akhir tahun 2021 ini saya ada uang lebih, saham DLTA ini akan menjadi salah satu pilihan saham baru di portfolio saya. (Pastinya akan saya bandingkan dengan saham-saham lain dulu sebelum memilih, nanti saya kabarin lagi). Bagi kalian yang tidak masalah dengan saham minuman beralkohol, saya merekomendasikan saham DLTA ini.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham DLTA. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi.

Menurut kalian bagaimana? Silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)