Visualisasi produk KPR BBTN

BBTN: Analisa Fundamental Saham Bank BTN 2021

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham Bank BTN (BBTN). Salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia dan fokus di produk kredit pemilikan rumah (“mortgage bank” kalau dalam Bahasa Inggris).

Tapi, tidak seperti BBRI, BMRI, dan BBNI, bank-bank BUMN yang kapitalisasi pasarnya sudah di ratusan Miliar. Saat post ini ditulis, kapitalisasi pasar BBTN ada di kisaran IDR 15 Triliun. Meski demikian, dari sisi aset, BBTN adalah pemilik aset terbesar keenam dalam semua jajaran BUMN lainnya, bank maupun non-bank.

Nah, sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa saham ini bukan merupakan bagian dari portofolio saya dan analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Saya menggunakan metode analisa value investing saya sendiri untuk analisa kedua saham ini, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest).

Lalu, saat saya melakukan tahap Research untuk kedua emiten ini, metode valuasi menggunakan PER dan PBV waktu itu cukup. Jadi saya tidak menggunakan metode valuasi fundamental lain seperti DCF (Discounted Cash Flow).

Selain itu, melakukan valuasi sebuah bank akan berbeda dengan valuasi perusahaan-perusahaan lain, seperti ritel atau batubara misalnya. Valuasi industri perbankan membutuhkan banyak rasio-rasio berbeda yang memang dikhususkan untuk industri tersebut. Itu semua akan saya bahas lagi.

Terakhir, sebelum kita lanjut, saya mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5. Dan untuk kurs, saya menggunakan standar kurs internasional seperti IDR, USD, dan lain-lain.

Analisa saham BBTN

Bank Tabungan Negara (Persero), atau BBTN, adalah bank BUMN Indonesia yang masuk ke kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III, atau bank yang modal intinya di antara IDR 5 – 30 Triliun. Bank ini berdiri pada tahun 1897 (pada masa Belanda) dan menjadi bank publik di tahun 2009.

Secara industri BBTN masuk ke….banking. Seperti yang saya sebutkan di atas, BBTN adalah bank yang fokus utamanya di Kredit Pemilikan Rumah, Apartemen, Ruko, selain dari produk-produk kredit lainnya. Sejak produk KPR BBTN pertama diluncurkan di tahun 1976, mereka sudah menyalurkan kurang lebih sebanyak 4.7 juta unit rumah hingga saat ini – pangsa pasar terbesar di Indonesia.

Bahkan, BBTN merupakan penyalur KPR bersubsidi, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), terbesar di Indonesia. BBTN juga memiliki visi untuk bisa menjadi penyalur KPR terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk BBTN di bawah ini.

Research saham BBTN

Saya menggunakan laporan tahunan BBTN dari 2010 – 2021 (Kuartal II), dan berikut adalah performa bisnis mereka selama 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: sekitar 13.31% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: sekitar 66.71% per tahun! Ini karena fluktuasi yang tajam dari tahun 2019 ke 2020. Angka mediannya di 15.6%.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: sekitar 11% per tahun.

Nomor 4 – 5 ini, bagi industri perbankan, bisa dibilang unik. Agak kurang tepat, meski tetap bisa dilakukan, bila kita menggunakan metode kalkulasi free cash flow dan owner’s earnings ratio karena pendapatan utama bank adalah dari perbedaan dana nasabah yang disimpan di bank tersebut dan pinjaman yang diberikan bank tersebut ke nasabah lain.

Bisa saja di satu tahun dana simpatan nasabah sedang rendah, tetapi dana pinjaman sedang tinggi. Ini akan berpengaruh ke uang kas dari aktifitas operasi bank tersebut. Meski demikian, di sinilah efisiensi dan kepiawaian bisnis bank tersebut bisa dilihat.

Rasio-rasio efisiensi manajemen

  1. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 4.7T per tahun. Total FCF selama hampir 11 tahun terakhir adalah IDR 52.46T.
  2. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata BBTN sangat rendah, di 0.12 (BBTN “hanya” membutuhkan 12% untuk belanja aset bila dibandingkan dengan uang kas dari aktifitas operasi mereka).
  1. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata 0.54x per tahun.
  2. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 11% per tahun.
  3. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 11.88x. Bila dibanding industri/sektor lain, ini amat sangat tinggi. Tapi di perbankan, tinggi itu wajar. Karena bisnis mereka memang dari hutang yang mereka kelola. Jadi tidak perlu dipusingkan angka ini.

Nah, untuk nomor 9 – 15, ini adalah rasio-rasio yang penting dan spesifik bagi industri perbankan. Silahkan dilihat.

Rasio-rasio perbankan

  1. Return on assets (imbal hasil dari total aset) rata-rata: 0.89% per tahun. Angka ini idealnya di atas 1%, jadi BBTN kurang bagus disini.
  2. Net interest margin (marjin/perbedaan dari bunga yang bank terima dari nasabah dengan bunga yang bank bayarkan ke nasabah lain) rata-rata: 4.57%. Angka ini sebaiknya stabil atau pelan-pelan meningkat. Angka NIM ini di BBTN makin lama makin menurun, menunjukan persaingan yang semakin sengit di industri perbankan.
  3. (rasio dana penanggulangan kredit macet yang wajib disediakan bank) rata-rata: 32.96%. Agak mengkhawatirkan, yah. Karena paling tidak bank harus bisa menutupi 100% dari kredit macetnya.
  4. Net write-offs (persentase dana macet yang kemungkinan tidak akan dibayar kembali oleh nasabah) rata-rata: 0.37%. Untuk angka ini, BBTN sangat bagus. Di tahun 2020 dan 2021 (kuartal II) memang angkanya meningkat drastis, tapi itu pasti karena pandemi saja.
  5. Current account savings account/CASA (dana bank dari tabungan nasabah yang berbunga rendah) rata-rata: 45.05%. Angka ini semakin besar semakin baik, karena artinya bank ini pandai dalam menarik dana berbunga rendah (dalam arti lain, berbiaya rendah).
  6. Term deposits (dana bank dari deposito/bunga tinggi) rata-rata: 54.95%. Angka ini semakin rendah semakin baik, karena deposito itu berbunga tinggi (dalam arti lain, berbiaya tinggi).
  7. Loan deposit ratio (rasio perbandingan dana bank yang diterima dari nasabah dengan dana yang dipinjamkan ke nasabah lain) rata-rata: 102.78%. Angka ini ditentukan oleh BI, minimum 78% dan maksimum 92%. Kenapa ada minimum dan maksimum? Karena kalau terlalu rendah artinya bank tersebut tidak menggunakan dana yang mereka punya secara maksimum dan kalau terlalu tinggi artinya bank tersebut memiliki resiko tidak likuid saat dibutuhkan. Agak mengkhawatirkan, nih.

Valuasi PER dan PBV

  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 18.46x. Tetapi saat saya melakukan Research ini di bulan September 2021, PER BBTN ada di 8.2x. 125% lebih rendah dari PER rata-rata historisnya!

    Lalu saya lihat PER rata-rata di industri banking di 34x, berarti BBTN sekitar 314% lebih rendah dari harga rata-rata PER industri saat itu. Sangat menarik!

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.13x. Sama dengan PER, waktu itu PBV BBTN ada di 0.76x. 48% lebih rendah dari PBV historisnya!

    Lalu, PBV rata-rata industri banking saat itu di kisaran 4.48x, berarti BBTN 489% lebih rendah dari harga rata-rata PBV industrinya! Sangat menarik juga!

Oke, jadi kita kira-kira mau investasi di BBTN, kah?

Kesimpulan

Ini menarik.

Sebenarnya secara performa bisnis, BBTN biasa saja. Lalu ada hal-hal yang mengkhawatirkan seperti:

  1. Loan life coverage ratio yang hanya 32.96%. Dimana harusnya paling tidak 100%.
  2. Loan deposit ratio (LDR)yang besar, 102.78%. Artinya jumlah kredit yang diberikan lebih besar daripada uang tunai, dari nasabah, yang masuk ke dalam BBTN.

Tetapi meski demikian, saya rasa loan life coverage yang rendah itu karena net write-offs BBTN yang memang rendah. Jadi karena persentase kredit macet yang kecil, jadi mungkin BBTN merasa untuk apa disisihkan dana banyak untuk menutup kredit macet kalau memang jumlah kredit macetnya sedikit.

Dan meski LDR (beda arti LDR yaaa…hehehe), yang besar, tapi BBTN tetap perusahaan yang solid. BBTN memiliki total aset yang lebih besar daripada hutangnya, jumlah uang kas yang selalu bertambah setiap tahunnya, dan angka ekuitas yang selalu bertambah setiap tahunnya. BBTN juga tidak pernah gagal membayarkan dividen (meski yield-nya rata-rata hanya 2% per tahun).

Lalu dari PER dan PBV, saham BBTN ini benar-benar undervalued, sih. Bahkan, aset mereka kali ini 25x lebih besar dari kapitalisasi pasarnya (total aset BBTN di IDR 380.5 Triliun vs. IDR 15.2 Triliun untuk kapitalisasi pasarnya). Sedangkan rata-rata rasio total aset dibanding kapitalisasi pasar BBTN selama 11 tahun terakhir ada di 12.8x! Lalu tambahan lagi, jumlah uang kas + obligasi + aset tetap BBTN itu sebanyak 4x dari kapitalisasi pasarnya!

Dari hal-hal di atas, saya merekomendasikan saham BBTN ini untuk diinvestasikan jangka panjang. Saya yakin two-bagger (naik 2x lipat)bisa didapat dari saham BBTN ini. Lebih dari itu saya tidak tahu.

Tapi terus terang saya belum ingin beli saham perbankan lagi untuk sekarang. Saya mau fokus di portfolio saya sekarang dan mungkin hanya akan menambah saham-saham dengan potensi naik yang jauh lebih besar, seperti GJTL, AUTO, atau BMTR.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai BBTN. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Menurut kalian bagaimana? Silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)