UCID: Analisa Fundamental Uni-Charm Indonesia

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham UCID (PT Uni-Charm Indonesia Tbk.), salah satu produsen produk-produk saniter milik Jepang yang terbesar di Indonesia.

Sama seperti DMND (Diamond Food Indonesia Tbk.) dan PMMP (Panca Mitra Multiperdana Tbk.), UCID juga baru melakukan IPO (“initial public offering”, penawaran saham perdana) di tahun 2019 lalu.

Nah, sebelum kita bahas saham UCID lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham UCID ini!

Analisa saham UCID

PT Uni-Charm Indonesia Tbk. (UCID) adalah produsen produk-produk saniter (“sanitary”) asal Jepang yang berafiliasi dengan Sinar Mas Group dan merupakan salah satu yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, untuk beberapa produk-produknya.

UCID merupakan perusahaan patungan (“joint venture”) antara Unicharm Corporation (Jepang) dan PT Purinusa Ekapersada (perusahaan kemasan kertas dan karton milik Sinar Mas Group) yang berdiri di tahun 1997, memproduksi produk pembalut wanita merek “Charm”. Di tahun 2000, mereka mulai memproduksi popok bayi merek “MamyPoko”. Lalu, di tahun 2010, UCID memulai operasi di pabrik kedua mereka di Karawang, Jawa Barat. Tahun 2013, UCID membuka pabrik ketiga mereka di Mojokerto, Jawa Timur. Tahun 2019, UCID resmi menjadi perusahaan publik di Indonesia dan di tahun 2020 merek “Charm” dan “MamyPoko” menguasai masing-masing 47% dan 45% pangsa pasar Indonesia.

Secara industri, UCID masuk ke nondurable household products. Secara kepemilikan, berdasarkan Laporan Tahunan UCID tahun 2020, saham UCID dibagi seperti berikut: 59.2% dimiliki oleh Unicharm Corporation (perusahaan induk), 20.8% oleh PT Purinusa Ekapersada, 0.32% adalah milik saham treasuri, dan 19.68% oleh masyarakat.

Gambar produk pembalut wanita "Charm" milik UCID.
Gambar 1. Salah satu produk UCID (Sumber)

Bagaimana performa bisnisnya? Mari kita lihat.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan UCID dari 2016 – Kuartal 3 tahun 2021 (yang saya setahunkan). Berikut performa bisnis mereka selama hampir 5 – 6 tahun kebelakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 4.6%.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 60.7%! Mediannya saja di 64%! Mereka sering melakukan efisiensi dalam pengeluaran, jadi labanya bisa tumbuh besar, meski pertumbuhan pendapatannya kecil.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) memiliki angka media: 1.9%. Kecil sekali. Tapi saya tidak heran, sih, produk-produk ritel memang begini.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif di IDR 3.2 Triliun dengan rata-rata IDR 533 Miliar per tahun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 0.3x! Efisien!
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.77x.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 3.7% per tahun. Lebih kecil dari bunga deposito. Tapi tidak heran untuk produk ritel.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) memiliki angka median: di 1.2x per tahun. Tinggi, tapi trennya menurun dan sudah tiga tahun terakhir dibawah 1x.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 18x! Saat saya melakukan Research ini di bulan Desember 2021, PER saham UCID ada di 19x. Sekitar 5% lebih mahal dari harga rata-rata historisnya.

    Tapi, saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 23x, jadi harga saham UCID 20% lebih murah dari PER rata-rata industrinya.

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.3x. Waktu itu PBV saham ini ada di 1.25x. 6% lebih murah.

Dan, PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 4.8x. Berarti harga PBV UCID saat itu 281% lebih murah dari rata-rata industrinya! Menarik, nih.

Invest di saham UCID?

Menurut saya, performa bisnis UCID cukup baik. Pendapatan dan laba tumbuh terus (kecuali di tahun 2020 lalu), ekuitas tumbuh terus, dan FCF positif dengan owner’s earnings ratio yang rendah.

Tapi NPM dan ROE yang rendah menunjukan perusahaan ini berada di industri yang persaingannya ketat. Bahkan, ROA (“return on assets”, imbal hasil dari aset) UCID “hanya” 2.2%! Kalah sama deposito!

Lalu? Apa ada “harta karun tersembunyi” di saham UCID ini? Mari kita lihat:

  1. Revenue (pendapatan) UCID di tahun 2021 (secara proyeksi) akan mencapai IDR 8.48 Triliun. Kapitalisasi pasarnya saat ini? IDR 6 Triliun “saja”. 40% lebih besar dari kapitalisasi pasarnya!
  2. Current ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan hutang lancar) UCID rata-rata di 1.79x! Jadi meski DER UCID tinggi, aset lancar mereka jauh lebih besar dari hutang lancarnya.
  3. Net working capital (aset lancar dikurangi seluruh hutang-hutangnya) itu senilai IDR 1.8 Triliun, 31% dari kapitalisasi pasarnya saat ini. Sangat sehat.
  4. Total aset UCID ada di IDR 7.7 Triliun. Hampir 30% di atas kapitalisasi pasarnya!
Gambar produk popok "MamyPoko" milik UCID.
Gambar 2. Salah satu produk UCID: popok “MamyPoko” (Sumber)

Sekarang, mari lihat analisa DCF dari saham ini.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar hasil valuasi DCF untuk saham UCID. Ada 131% margin of safety di sini! Bahkan dikurangi hutang-hutangnya, masih ada 82% margin of safety! Menarik!
Gambar 3. Hasil valuasi DCF untuk saham UCID
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Angka FCF/Net Profit yang saya pakai adalah 15.44%. Ini adalah angka FCF/Net Profit terkecil UCID dari tahun 2018. “Kok tidak diperkecil?” Iya, itu karena FCF/Net Profit UCID bisa di atas 200%, jadi 15.44% sudah kecil.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 8.5%. Saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 1.5%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik UCID dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 13.9 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 13.9 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham UCID yang beredar saat ini di 4.1 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 3,363.

Saat research atas saham ini saya lakukan di bulan Desember 2021, nilai per lembar saham UCID adalah IDR 1,450. 131% lebih murah dari nilai intrinsiknya!

Kalau dikurangi hutang-hurangnya bagaimana? Nilai intrinsik per lembar UCID ada di IDR 2,646, atau 82% lebih murah dari nilai intrinsiknya! Banyak margin of safety di sini!

Kesimpulan

Langsung saja, apa saya mau berinvestasi di saham UCID ini? Jawabannya, iya! Tapi tergantung harganya.

Memang ada margin of safety yang besar disini dan secara PBV juga lebih murah dari rata-rata historisnya. Tapi saya tidak suka dengan angka ROE dan ROA yang kecil. Jadi, mungkin saya akan melihat dulu Laporan Tahunan tahun 2021 nanti saat sudah keluar dan juga bila harga sahamnya di kisaran IDR 1,290an. Baru saya mau beli saham UCID (kalau ada dananya, ya…hehehe).

Kenapa? Karena kalau harganya di kisaran IDR 1,290, PER-nya akan lebih rendah dari PER rata-rata historisnya dan nilai intrinsiknya, yang sudah dikurangi hutang, akan menjadi IDR 2,646 per lembarnya. Atau 105% lebih murah!

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham UCID ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)