Saham KEJU: Analisa Fundamental Mulia Boga Raya

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham KEJU (PT Mulia Boga Raya Tbk.), produsen produk-produk keju Indonesia merek “Prochiz”.

Sama seperti UCID (Uni-Charm Indonesia Tbk.), DMND (Diamond Food Indonesia Tbk.) dan PMMP (Panca Mitra Multiperdana Tbk.), KEJU juga baru melakukan IPO (“initial public offering”, penawaran saham perdana) di tahun 2019 lalu.

Nah, sebelum kita bahas saham KEJU lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham KEJU ini!

Analisa saham KEJU

PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) merupakan anak usaha PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. yang memproduksi produk-produk keju merek “Prochiz” di Indonesia.

KEJU berdiri di tahun 2006, yang awalnya hanya beroperasi sebagai distributor produk makanan dan dairy (“berbahan susu”) dan didirikan oleh Lie Po Fung. Di tahun 2008, pabrik KEJU di Cikarang, Jawa Barat, mulai beroperasi. Di tahun 2009, KEJU memproduksi produk-produk keju cheddar milik Fonterra Brands, dengan merek “Anchor”. Lalu, di tahun 2010, merek “Prochiz” pertama kali diproduksi oleh KEJU. Di tahun 2019, KEJU resmi menjadi perusahaan publik, dan di tahun 2020, Garudafood mengakuisisi mayoritas saham KEJU.

Secara industri, KEJU masuk ke food & beverages. Secara kepemilikan, berdasarkan informasi pemegang saham terbaru di situs KEJU, saham KEJU dibagi seperti berikut: 66.07% dimiliki oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk., 11.25% oleh Lie Po Fung (Pendiri KEJU), 6.88% oleh Sandjaya Rusli (ex Presiden Direktur KEJU), 5% oleh PT Tudung Putra Putri Jaya (perusahaan pengendali/holding Garudafood), dan 10.8% oleh masyarakat.

Gambar logo "Prochiz", produk milik KEJU.
Gambar 1. Logo “Prochiz” produksi KEJU (Sumber)

Bagaimana performa bisnisnya? Mari kita lihat.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan KEJU dari 2016 – Kuartal 3 tahun 2021 (yang saya setahunkan). Berikut performa bisnis mereka selama hampir 5 – 6 tahun kebelakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 6.55%.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 38.58%! Ini artinya, seiring dengan pertumbuhan pendapatan, KEJU juga melakukan efisiensi dalam pengeluaran, jadi persentase pertumbuhan labanya bisa besar, meski pertumbuhan pendapatannya kecil.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) memiliki angka media: 9%. Biasa saja, tapi sekali lagi, produk-produk ritel memang begini. Meski demikian, sejak tahun 2019, NPM KEJU mulai meningkat di atas 10%.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif di IDR 682 Miliar dengan rata-rata IDR 113 Miliar per tahun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 0.2x! Efisien!
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: 0.64x. Efisien!
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 19% per tahun! Wow, buat perusahaan yang NPM-nya kecil, ROE KEJU tergolong tinggi.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) memiliki angka median: di 0.5x per tahun. Sehat!
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 12.39x! Saat saya melakukan Research ini di bulan Desember 2021, PER saham KEJU ada di 12.82x. Sekitar 3% lebih mahal dari harga rata-rata historisnya.

    Tapi, saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 13x, jadi harga saham KEJU hanya 1% lebih murah dari PER rata-rata industrinya. Tidak menarik.

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 3x. Waktu itu PBV saham ini ada di 3.2x. 8% lebih mahal dari rata-rata historisnya.

Dan, PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 2.4x. Berarti harga PBV KEJU saat itu 25% lebih mahal dari rata-rata industrinya! Tidak menarik.

Invest di saham KEJU?

Menurut saya, performa bisnis KEJU sangat baik, apalagi bagi perusahaan yang menjual produknya secara ritel. Pendapatan dan laba tumbuh terus (kecuali di tahun 2020 lalu, dimana pendapatan KEJU turun sekitar 8%), ekuitas tumbuh terus, dan FCF positif dengan owner’s earnings ratio yang rendah, ROE tinggi, dan DER rendah.

Memang NPM-nya kecil, tapi ROE yang tergolong tinggi menunjukan manajemen yang efisien meski KEJU ada di industri yang persaingannya ketat. Bahkan, ROA (“return on assets”, imbal hasil dari aset) KEJU ada di 12.8%. Cukup bagus.

Lalu? Apa ada “harta karun tersembunyi” di saham KEJU ini? Mari kita lihat:

  1. Current Ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan hutang lancar) KEJU rata-rata di 2.3x! Jadi KEJU memiliki IDR 2.3 untuk membayar setiap IDR 1 hutang lancarnya. Sangat sehat
  2. Total aset KEJU ada di IDR 758 Miliar. Kapitalisasi pasarnya di IDR 1.79 Triliun. Berarti total aset KEJU sebanyak 42% dari kapitalisasi pasarnya!
  3. PEG Ratio (rasio perbandingan PER dengan pertumbuhan laba) KEJU rata-rata di 0.42x! Nah, proyeksi rasio PEG saham KEJU untuk tahun 2021 ini di 0.8x.

    Saya sering tulis kalau Peter Lynch, seorang investor legendaris dunia, dalam bukunya yang berjudul ‘One Up on Wall Street’ bilang kalau PER di bawah dari angka pertumbuhan laba perusahaan (rasio PEG di bawah 1x), kemungkinan itu perusahaan yang sedang bertumbuh dan murah. Menarik, nih!

Sekarang, mari lihat analisa DCF dari saham KEJU.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar hasil valuasi DCF untuk saham KEJU. Harga wajar saham ini di IDR 2,333 per lembar. 95% lebih murah dari harga saat post ini ditulis di IDR 1,195 per lembar! Dikurangi hutang, memberikan fair value di IDR 2,192 per lembar, atau ada 83% margin of safety! Menarik!
Gambar 2. Hasil valuasi DCF untuk saham UCID
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Angka FCF/Net Profit yang saya pakai adalah 20.53%. Ini adalah angka FCF/Net Profit terkecil KEJU dari tahun 2018 yang saya bagi 2 supaya lebih konservatif. “Angka 2 dari mana?” Tidak dari mana-mana, saya mau perkecil angkanya saja.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 0.5%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2.5%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik KEJU dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 3.5 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 3.5 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham KEJU yang beredar saat ini di 1.5 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 2,333.

Saat research atas saham ini saya lakukan di bulan Desember 2021, harga per lembar saham KEJU adalah IDR 1,195. 95% lebih murah dari nilai intrinsiknya!

Kalau dikurangi hutang-hurangnya bagaimana? Nilai intrinsik per lembar KEJU ada di IDR 2,192, atau 83% lebih murah dari nilai intrinsiknya! Banyak margin of safety di sini!

Kesimpulan

Langsung saja, apa saya mau berinvestasi di saham KEJU ini? Jawabannya, iya! Tapi mungkin saya baru mau beli kalau harganya turun ke di bawah IDR 1,000 per lembarnya (dan ada dananya…hehehe).

Memang ada margin of safety yang besar disini secara analisa DCF. Tapi secara valuasi PER dan PBV, saham ini tidak menarik. Biasanya kalau saya pribadi ingin margin of safety yang besar dari analisa DCF, dan juga PER dan PBV, baru saya mau beli sahamnya.

Jadi, mungkin saya akan melihat dulu Laporan Tahunan tahun 2021 nanti saat sudah keluar dan juga bila harga sahamnya di kisaran IDR 1,000an. Baru saya mau beli saham KEJU.

Kenapa? Karena kalau harganya di kisaran IDR 1,000an, PER dan PBV-nya akan lebih rendah dari PER dan PBV rata-rata historisnya. Lalu nilai intrinsiknya, yang sudah dikurangi hutang, akan menjadi 119% lebih murah!

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham KEJU ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)