JPFA: Analisa Fundamental Saham Perusahaan Pakan Ternak Kedua Terbesar di Indonesia

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com dan kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.). Sebuah perusahaan pakan ternak kedua terbesar di Indonesia secara kapitalisasi pasar, setelah CPIN yang kita pernah bahas sebelumnya.

Juga, seperti ANTM, INCO, UNVR, ASII, UNTR, dan CPIN yang sudah saya post sebelumnya, pembahasan JPFA kali ini juga merupakan bagian dari Seri Saham LQ45 blog ini. Selain itu, JPFA juga pernah menjadi bagian dari portfolio pak Lo Kheng Hong saat beliau memiliki saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk. (MBAI), yang akhirnya diakuisisi (“merger”) oleh JPFA. (Meski pak Lo Kheng Hong sudah menjual seluruh kepemilikan sahamnya sebelum MBAI diakuisisi oleh JPFA.)

Nah, seperti biasa, sebelum saya lanjutkan ke analisa saya, perlu saya jelaskan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Lalu, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Analisa saham JPFA

JPFA (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.) adalah perusahaan yang menyediakan solusi lengkap untuk peternakan ayam, lalu mereka juga ada peternakan ikan, dan ada peternakan sapi.

Perusahaan ini secara industri masuk ke animal feed (“pakan ternak”) dan berdiri di Indonesia tahun 1971. Mereka menjadi perusahaan publik di tahun 1989.

Secara bisnis JPFA terbagi menjadi 3 lini, yaitu: Perunggasan (“poultry”), Budidata Perairan (“aquaculture”), dan Peternakan Sapi Potong (“beef cattle”). Mari kita bahas satu per satu.

Bisnis JPFA

Tiga lini bisnis utama JPFA dan kontribusinya terhadap total penjualan mereka adalah sebagai berikut:

1) Perunggasan

Terdiri dari pakan unggas, pembibitan, peternakan, hingga pemrosesan produk konsumen (mungkin kalian familiar dengan merek “So Good” dan “So Nice”? – itu punya JPFA).

Lini bisnis ini menyumbang 86.9% dari pendapatan JPFA di tahun 2020.

2) Budidaya Perairan

Terdiri dari pakan ikan/udang/sidat (sejenis belut, kalau di Jepang namanya “unagi”), pembibitan, peternakan, hingga pemrosesan produk konsumen.

9% pendapatan JPFA dari lini bisnis ini di tahun 2020.

3) Peternakan Sapi Potong

Terdiri dari pakan sapi, pembibitan, peternakan, hingga pemrosesan produk konsumen.

3% pendapatan JPFA dari lini bisnis ini di tahun 2020.

Sisa pendapatan mereka dari lini bisnis Perdagangan (“trading”) dan lain-lain.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk JPFA di bawah ini.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan JPFA dari 2011 – Kuartal 1 tahun 2021, dimana angka kuartal 1 tahun 2021 ini saya setahunkan (jadi merupakan ekspektasi saja).

Berikut performa bisnis mereka selama 10 – 11 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 9.61% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 42.91% per tahun!
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 5.13% per tahun. Industri yang cukup kompetitif.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif  dengan rata-rata IDR 313 Miliar per tahun. Total FCF selama 10 – 11 tahun terakhir di IDR 3.45 Triliun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata JPFA bagus di 0.6x.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata 0.81x per tahun.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 17.43% per tahun.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 1.43x per tahun. Tinggi sekali hutang mereka.
  9. Current ratio (rasio aset lancar dibanding kewajiban lancar) rata-rata: 1.88x! Perusahaan ini sangat likuid.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 13.54x. Dan saat saya melakukan Research ini di bulan Mei 2021, PER JPFA ada di 7.21x. Sekitar 88% lebih murah dari PER historisnya.

Saya lihat PER rata-rata industri ini ada di 6.7x. PER JPFA saat saya tulis post ini berarti lebih mahal dari PER rata-rata industrinya, tetapi secara historis sedang murah.

  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2x. PBV mereka saat post ini saya tulis ada di 1.87x. Sekitar 7% lebih murah dari PER historisnya.

    PBV rata-rata industrinya ada di 4.32x. Secara PBV, JPFA juga lebih mahal dari rata-rata industrinya, tetapi secara historis sedikit lebih murah.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham JPFA. Dengan fair value di IDR 3,630 dan harga saham saat post ini ditulis di IDR 1,970. Ada margin of safety sebesar 84.28%. Menarik juga nih!
Gambar 1. Hasil valuasi DCF untuk saham JPFA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2023.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, saya pakai 3.45%. Yaitu, angka rata-rata FCF/Net Profit 2017 – 2020 yang saya bagi 4 supaya lebih konservatif.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Sekali lagi, saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 1%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2.5%. Angka yang rendah supaya lebih konservatif.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik JPFA dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 42.5 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan. Nilai IDR 42.5 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham JPFA yang beredar saat ini di 11.7 Miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 3,630/lembar.

Saat post ini ditulis di bulan Mei 2021, nilai per lembar JPFA adalah IDR 1,970. Berarti, ada 84% margin of safety untuk saham ini.

Kesimpulan

Oke, invest di JPFA, kah, kita?

Sebenarnya menarik juga, sih, JPFA ini. Selain ada margin of safety dari analisa DCF saya, ada juga sedikit margin dari perbedaan PER dan PBV historisnya. Apalagi saya melihat, kapitalisasi pasar JPFA saat post ini ditulis lebih rendah 30% dari total aset mereka! Menarik juga, kan.

Hanya saja, saya tidak suka perusahaan yang hutangnya banyak (DER yang tinggi), meskipun mereka sangat likuid (Current Ratio yang amat tinggi juga). Jadi bagi saya, saya tidak akan berinvestasi di JPFA untuk sekarang…..yaaa, sebenarnya saya lagi tidak ada uang “nganggur” juga…hehehe.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai JPFA. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)