INKP: Analisa Fundamental Salah Satu Raksasa Kertas Sinarmas

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham INKP (PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.), salah satu raksasa produsen kertas milik grup Sinarmas.

Sama seperti PTRO (Petrosea Tbk.), BMTR (Global Mediacom Tbk.) dan GJTL (Gajah Tunggal Tbk.), MBSS (Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.), dan CFIN (Clipan Finance Indonesia) yang sudah kita bahas sebelumnya. INKP juga merupakan salah satu saham yang pernah dikoleksi pak Lo Kheng Hong (LKH), seorang investor legendaris Indonesia.

Sebelum kita bahas INKP lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham INKP ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV. Tapi saya juga akan menggunakan metode valuasi Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham INKP!

Analisa saham INKP

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) adalah bagian dari Asia Pulp & Paper (APP), sebuah perusahaan holding (perusahaan induk yang menaungi beberapa anak perusahaan, bisa di industri yang sama ataupun beragam) produsen bubur kertas dan kertas milik grup Sinarmas, yang melakukan aktifitas produksi utama di Indonesia dan China.

INKP berdiri di tahun 1976, sebelumnya pak Eka Tjipta Widjaja (pendiri grup Sinarmas) sudah mendirikan apa yang menjadi PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) di tahun 1972. Kedua perusahaan ini yang menjadi cikal bakal APP, dengan INKP beroperasi di Riau dan Banten dan TKIM beroperasi di Jawa Timur. (Mungkin suatu hari saya akan membahas saham TKIM juga, ya.)

INKP menjadi perusahaan publik di tahun 1990 dan secara industri INKP masuk ke basic materials (“bahan-bahan dasar”). 53.25% saham INKP dimiliki oleh keluarga Widjaja melalui PT Purinusa Ekapersada dan 46.75% dimiliki oleh masyarakat.

Di bawah saya bahas sedikit mengenai sumber pendapatan dari INKP, baru setelah itu kita bahas hasil dari tahap Research-nya.

Bisnis

Sumber pendapatan INKP secara umum dibagi 2 dan mereka, termasuk masing-masing komposisi/kontribusinya, adalah:

  1. Bubur kertas dan kertas budaya (“pulp” dan “cultural paper”)

Bubur kertas (“pulp”) merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan kertas, INKP menjual bahan dasar ini ke produsen-produsen kertas lain. Sedangkan kertas budaya (“cultural paper”) adalah bahan yang membuat permukaan kertas bisa menjadi halus.

Lini bisnis ini memberikan kontribusi terhadap pendapatan INKP sebesar kurang lebih 62%.

  1. Kertas industri, tissue, dan lain-lain

Dari penjualan produk-produk ini, kontribusi yang diberikan terhadap pendapatan INKP sebesar 38%.

Research saham INKP – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan INKP dari 2011 – Kuartal 1 tahun 2021. Berikut performa bisnis mereka selama hampir 11 tahun kebelakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 1.95% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 67.98% per tahun. Angkanya tinggi karena fluktuasi pertumbuhan tiap tahun yang terlalu ekstrim, angka mediannya ada di 42.46%
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 8% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif di USD 499.9 Juta dengan rata-rata USD 45.4 Juta per tahun. (Berdasarkan laporan keuangan INKP untuk Kuartal 1 di tahun 2021 ini, jadi angka ini bisa berubah).
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 1.65x. Tinggi karena hal sama seperti pertumbuhan laba mereka, sedangkan angka mediannya di 0.7x.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata di 0.77x per tahun.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 7.81% per tahun.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: tinggi di 1.54x per tahun. Grup APP (termasuk INKP) memang terkenal banyak hutang, tapi dalam 10 tahun terakhir tren DER INKP itu menurun.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 7.8x. Saat saya melakukan Research ini di bulan Agustus 2021, PER INKP ada di 6x. Sedikit lebih murah dari rata-rata historisnya.

    Lalu saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 17x juga, 183% lebih murah dari PER sekarang!

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 0.46x. Waktu itu PBV INKP ada di 0.58x. Berarti PBV INKP sedikit lebih mahal dari rata-rata historisnya.

Tapi, PBV rata-rata industri saat itu di kisaran 1.7x, berarti harga PBV INKP saat ini 193% lebih murah dari rata-rata industrinya!

Invest di saham INKP?

Menurut saya, performa bisnis INKP bisa dibilang bagus, dan dari sisi valuasi PER dan PBV ada “potensi” di sini.

Sekarang saya coba menggali lebih dalam lagi untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham INKP ini:

  1. Revenue (pendapatan) mereka di tahun 2020 ada di USD 2.98 Miliar (IDR 42.99 Triliun, kalau kurs IDR 14,400 / USD) dan kapitalisasi pasarnya di IDR 36.79 Triliun. Berarti harga seluruh perusahaannya 17%  lebih kecil dari kemampuan bisnis INKP. Masuk akal, gak?
  2. Total Asset mereka di IDR 124.7 Triliun. Berarti 3.3x lebih besar dari harga pasarnya! Masuk akal??
  3. Nilai uang tunai + aset tetap INKP ada di 59.48 Triliun. 62% lebih tinggi dari harga seluruh perusahaannya!
  4. Current Ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar) INKP rata-rata di 1.8x! Perusahaan ini likuid, kok. Meski DERnya tinggi.

Banyak yang menarik di saham INKP ini sebenarnya! Bagaimana dengan valuasinya secara DCF? Mari kita lihat.

Research saham INKP – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham INKP. Dengan fair value di IDR 18,206 dan harga saham saat post ini ditulis di IDR 6,725. Ada margin of safety sebesar 170%! Cukup menarik!
Gambar 1. Hasil valuasi DCF untuk saham INKP
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Angka FCF/Net Profit yang saya pakai adalah 6.96%. Ini adalah angka FCF/Net Profit terkecil mereka,tahun 2018 sebesar 27.84%, yang saya bagi 4 supaya lebih konservatif perhitungannya.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 8.5%. Sekali lagi, saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 1%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik INKP dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 99.6 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 99.6 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham INKP yang beredar saat ini di 5.47 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 18,206.

Saat post ini ditulis di bulan Agustus 2021, nilai per lembar saham INKP adalah IDR 6,725. Ada 170% margin of safety di sini!

Sekarang, mungkin, kah, saham INKP naik ke IDR 18,000an?? Loh, di tahun 2018 saham ini naik ke IDR 19,900 / lembarnya. Sangat mungkin!

Kesimpulan

INKP adalah perusahaan yang besar dengan performa bisnis yang bagus. Di akhir tahun 1990an memang manajemennya kurang kompeten dengan kasus gagal bayar hutangnya sebesar USD 13.9 Miliar. Yang merupakan kasus gagal bayar hutang terbesar di Asia, kasus yang membuat nama bang Hotman Paris menjadi terkenal se-Indonesia. Tapi yang saya lihat, minimal untuk perusahaan ini, DER mereka dalam tren menurun, meski bukan karena hutang berkurang. Tapi lebih karena modal, atau ekuitas, yang naik.

Meskipun demikian, ini tetap perusahaan yang bagus, yang mampu menghasilkan uang kas (FCF) yang banyak tiap tahunnya. Bahkan pak Lo Kheng Hong pernah untung hingga 10x (1,000%!) di saham INKP ini.

Menurut saya saham ini akan naik, tapi karena masih banyak saham yang lebih menarik valuasinya, seperti GJTL atau AUTO,  saya tidak akan berinvestasi di saham INKP ini, minimal untuk sekarang.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)