AVIA: Analisa Fundamental Avia Avian (Avian Brands)

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham AVIA (PT Avia Avian Tbk.), perusahaan produsen cat terkemuka Indonesia yang dikenal dengan nama “Avian Brands” atau “Cat Avian”.

Sama seperti CMRY (Cisarua Mountain Dairy Tbk.), AVIA juga baru melakukan IPO (“initial public offering”, atau penawaran saham perdana) di bulan Desember 2021 ini.

Saya ingin menganalisa fundamental saham ini karena dari kecil saya sering sekali melihat iklan produk cat tembok Avian di televisi, jadi waktu saya baca kalau mereka baru IPO, saya jadi tertarik untuk menganalisanya. Karena saya baca kalau AVIA memiliki pangsa pasar cat dekoratif terbesar di Indonesia, 20%, saya jadi ada perasaan kalau performa bisnis AVIA akan menarik. Akan kita lihat apa saya benar.

Gambar salah satu produk AVIA.
Gambar 1. Salah satu produk AVIA (Sumber)

Nah, sebelum kita bahas saham ini lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV; disini saya juga menggunakan valuasi Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham AVIA ini!

Analisa saham AVIA

PT Avia Avian Tbk. (AVIA) adalah produsen cat terkemuka Indonesia yang didirikan di tahun 1978 oleh Soetikno Tanoko. Pabrik pertama mereka ada di Sidoarjo, Jawa Timur, yang memproduksi cat kayu dan besi. Di tahun 1981, AVIA baru memasuki segmen cat tembok. Generasi kedua keluarga Tanoko mulai terlibat di tahun 1982 (Wijono Tanoko, Presiden Direktur saat ini) dan 1983 (Hermanto Tanoko, Presiden Komisaris saat ini). Di tahun 1992, perusahaan ini mulai memproduksi kaleng metal mereka sendiri. Tahun 1996, AVIA mulai memperkuat pasar Indonesia Barat dengan membangun pabrik kedua di Serang, provinsi Banten. Generasi ketiga, Ruslan Tanoko (Wakil Presiden Direktur saat ini) mulai terlibat di tahun 2000 dan di tahun 2001, AVIA mendirikan perusahaan distribusi sendiri. Lalu di tahun 2021, AVIA resmi menjadi perusahaan publik.

Secara industri, AVIA masuk ke basic materials dan secara kepemilikan, per Mei 2021, yaitu sebelum AVIA melakukan IPO, 44.1% saham AVIA dimiliki oleh PT Tancorp Surya Sentosa (perusahaan holding), 39.14% oleh PT Wahana Lancar Rejeki (perusahaan afiliasi AVIA), 10% oleh Archipelago Investment Private Limited (perusahaan investasi Singapura), 2.7% oleh Robert Christian Tanoko (cucu pendiri dan Direktur Operasional saat ini), masing-masing 2.03% oleh Rony dan Rudi Tanoko (keluarga pendiri).

Saya tidak mau menggunakan persentase kepemilikan AVIA setelah IPO sebelum ada di Laporan Tahunan mereka.

Bisnis AVIA

Secara bisnis, AVIA membaginya menjadi dua segmen:

  • Solusi Arsitektur

Di dalamnya ada cat anti air, cat tembok, cat kayu dan besi, dan lain-lain. Segmen ini berkontribusi terhadap pendapatan total AVIA di tahun 2020 sebesar 79.31%.

  • Barang dagangan

Termasuk pipa, mebel, dan produk pendukung cat (kuas, roller, ampelas, dan lain-lain). Kontribusi segmen ini sebesar 20.68%.

Research – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan AVIA dari 2017 – Kuartal 2 tahun 2021 (yang saya setahunkan). Berikut performa bisnis mereka selama hampir 4 – 5 tahun kebelakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 2.68%.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 7.68%.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 19.58%! Wow, amat sangat sehat.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif di IDR 4.65 Triliun dengan rata-rata IDR 930 Miliar per tahun.
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 0.25x! Sangat bagus!
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil di kisaran 0.5x. Sangat bagus.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 25% per tahun! Angka yang fantastis!
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.3x per tahun! Sehat sekali ini.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 4.57x. Saat saya melakukan Research ini di bulan Desember 2021, PER saham AVIA ada di 5.5x. Lebih mahal 20% dari PER rata-ratanya.

    Tapi, saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 19x, berarti PER AVIA 245% lebih murah dari PER rata-rata industrinya saat itu! Menarik.

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 1.19x. Waktu itu PBV saham AVIA ada di 1.74x. 47% lebih mahal dari harga rata-ratanya.

PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 1.65x. Sekitar 5% lebih mahal dari PBV rata-rata industrinya. Tidak ada yang menarik di PBV.

Invest di saham AVIA?

Menurut saya, performa bisnis AVIA sangat bagus. Memang sekilas revenue growth dan net profit growth yang hanya single digit (<10%) memberikan kesan AVIA sudah lewat masa growth-nya (“masa pertumbuhan”), tapi kalau kita lihat secara per tahun, di 2018 AVIA tumbuh 18.8% secara pendapatan dan 29% secara laba. Lalu, AVIA memiliki rata-rata NPM, ROE, DER yang fantastis.

Sekarang saya coba menggali lebih dalam lagi untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham AVIA ini:

  1. Current Ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar) AVIA rata-rata di 4.2x! Jadi setiap hutang lancar IDR 1, AVIA ada aset lancar sebesar IDR 4.2 untuk membayar. Sangat sehat!
  2. Return on Assets (perbandingan laba dengan aset total) mereka rata-rata di 19.3%! sangat bagus.
  3. Current Assets (aset lancar) AVIA ada di IDR 4.1 Triliun – 74% dari kapitalisasi pasarnya yang saat ini ada di IDR 5.6 Triliun!
  4. Proyeksi total pendapatan AVIA di tahun 2021 ini adalah IDR 4.59 Triliun – 81% dari kapitalisasi pasarnya!

Lalu, yang saya suka juga, perusahaan ini terlihat cukup terbuka dalam membagi informasi ke pemegang sahamnya. Karena di situs mereka ada juga laporan keuangan untuk tahun 2017, yang mereka tidak ada kewajiban untuk memberikan karena saat itu status mereka, kan, belum menjadi perusahaan publik.

Sekarang, mari lihat analisa DCF dari saham AVIA.

Research – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar hasil valuasi DCF untuk saham AVIA. Ada 404% margin of safety di sini! Bahkan dikurangi hutang-hutangnya, masih ada 353% margin of safety! Menarik!
Gambar 2. Hasil valuasi DCF untuk saham AVIA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Angka FCF/Net Profit yang saya pakai adalah 6.8%. Ini adalah angka FCF/Net Profit terkecil AVIA di tahun 2018 yang saya bagi 2 supaya sangat konservatif. “Angka 2 dari mana?” Tidak dari mana-mana, saya ingin mengecilkan persentasenya saja.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 1.5%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik AVIA dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 28.4 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 28.4 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham AVIA yang beredar saat ini di 6.2 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 4,595.

Saat research atas saham AVIA ini saya lakukan di bulan Desember 2021, nilai per lembar saham AVIA adalah IDR 910. Ada 404% margin of safety di sini! Wow!

Kalau dikurangi hutang-hurangnya bagaimana? Nilai intrinsik per lembar ada di IDR 4,127, masih ada 353% margin of safety! Menarik!

Kesimpulan

Langsung saja, apa saya mau berinvestasi di saham ini? Jawabannya: Iya! Tapi saya ingin melihat Laporan Tahunan 2021 resmi AVIA terlebih dahulu.

Tapi, kalau harga saham AVIA turun lagi ke kisaran IDR 800-an, seperti di tanggal 9 Desember lalu, mungkin saya akan langsung membeli sahamnya (kalau ada dananya, ya…hehehe). Karena dengan performa bisnis seperti sekarang, harga saham di IDR 800-an, PER mereka akan menjadi 291% lebih rendah dari PER industrinya dan PBV AVIA akan menjadi 7% lebih rendah dari PBV industrinya.

Meskipun saya tidak suka membeli perusahaan yang baru IPO, tapi perusahaan ini memiliki performa bisnis yang sangat bagus, merek dagang yang sangat kuat, dan valuasi yang terlalu menarik untuk tidak saya hiraukan.

Valuasi DCF-nya mengingatkan saya akan GJTL (Gajah Tunggal Tbk.) dan AUTO (Astra Otoparts Tbk.) – yaitu dari sisi merek dagang yang kuat, performa bisnis yang bagus, dan valuasi yang menarik.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Lalu, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi atau menghibur kalian, saya hanya ingin bilang kalau kalian lihat iklan menarik yang ada di blog ini dan kalian klik, saya berterima kasih sebelumnya. Itu akan membantu saya dalam terus menjalankan blog ini.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)