EMTK: Analisa Fundamental Elang Mahkota Teknologi

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Setelah kita membahas analisa fundamental MNCN (Media Nusantara Citra Tbk.) dan saingannya, SCMA (Surya Citra Media Tbk.), dua perusahaan media televisi terbesar di Indonesia (…dimana saya lebih memilih untuk berinvestasi di SCMA), kali ini saya ingin membahas perusahaan induk dari SCMA yaitu EMTK (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.).

Lebih menarik mana, nih? Anak perusahaannya atau perusahaan induknya? Hehehe…mari kita lihat.

Nah, sebelum kita bahas saham EMTK lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar, seperti PER dan PBV, dan metode valuasi yang lebih mendalam, seperti Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham ini!

Analisa saham EMTK

EMTK (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.) adalah induk dari SCMA yang, meskipun anak perusahaannya adalah perusahaan media televisi, utamanya bergerak di bidang teknologi. Sebagai perusahaan induk (“holding”) yang memiliki anak perusahaan media televisi, EMTK, bisa dibilang, bersaing dengan BMTR (Global Mediacom Tbk.), atau MNC Media, perusahaan yang ada di portfolio pak Lo Kheng Hong, sang investor legendaris Indonesia.

EMTK didirikan pada tahun 1983 dengan nama PT Elang Mahkota Komputer, sebagai distributor produk komputer merek “Compaq” (masih ingat, kah?), dan didirikan oleh pak Eddy Kusnadi Sariaatmadja. Di tahun 2002, EMTK mengakuisisi stasiun televisi SCTV, dengan membeli saham SCMA. Tahun 2010, EMTK menjadi perusahaan publik dan di tahun 2011, EMTK mengakuisisi stasiun televisi Indosiar. Lalu, di tahun 2012, EMTK memulai bisnis online digital media platform, dengan meluncurkan PT Kreatif Media Karya (“KMK”). Sejak itu, EMTK mulai mengembangkan sayapnya menjadi perusahaan konglomerasi besar. Coba lihat saja:

  • Membeli Rumah Sakit Usada Insani di tahun 2013.
  • Berinvestasi di Rumah.com dan Bukalapak.com di tahun 2014.
  • Berinvestasi di perusahaan start-up (“rintisan”) teknologi yang lebih banyak lagi, seperti: bobobobo.com, PropertyGuru Pte., Ltd., Bridestory Pte., Ltd., Hijup.com, dan Kudo. Lalu KMK meluncurkan Vidio.com di tahun 2015.
  • Mengakuisisi BBM Messenger (masih ingat juga? Hehehe…) di tahun 2016.
  • Meluncurkan DANA di tahun 2017.
  • Membeli kepemilikan OMNI Hospitals di tahun 2020.
  • Berinvestasi di Grab Indonesia pada tahun 2021 lalu.
  • Berinvestasi di perusahaan pengembang teknologi NFT, Fraction, di tahun 2022 ini.

Kurang lebih cerita EMTK mirip dengan Berkshire Hathaway saat Warren Buffett pertama mengakuisisinya, yaitu: membeli perusahaan yang bisa menghasilkan uang tunai yang banyak, lalu uangnya dipakai untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan lain sehingga bisa menjadi suatu konglomerasi. Padahal perusahaan itu sendiri tidak ada hubungannya dengan dunia investasi.

Gambar logo Vidio.com, video streaming platform milik EMTK.
Gambar 1. Logo Vidio.com, video streaming platform milik EMTK (Sumber)

Kepemilikan

Secara industri, EMTK masuk ke software & IT services dan secara kepemilikan, berdasarkan Laporan Keuangan Kuartal 3 Tahun 2021, saham EMTK dibagi seperti berikut: 23.29% dimiliki oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja (Pendiri EMTK), 11.80% oleh Susanto Suwarto, 10.78% oleh PT Adikarsa Sarana, 9.13% oleh Anthoni Salim, 8.27% oleh Piet Yaury, 7.20% oleh Archipelago Investment Pte Ltd, 6.30% oleh PT Prima Visualindo, 4.83% oleh Fofo Sariaatmadja, 0.02% oleh Alvin W. Sariaatmadja, 0.02% oleh Yuslinda Nasution, 0.01% masing-masing oleh Sutanto Hartono, Jay Geoffrey Wacher, Titi Maria Rusli, dan Sutiana Ali, dan terakhir 18.32% oleh masyarakat.

Oke, lalu bagaimana dengan komposisi bisnis-bisnis mereka? Mari kita lihat.

Bisnis

Kalau dari segi pendapatan, berdasarkan Laporan Tahunan EMTK Tahun 2020 (karena yang tahun 2021 belum ada yang untuk setahun penuh) bisnis-bisnis EMTK mencetak uang dari beberapa aktifitas berikut:

  • Penjualan barang
    EMTK menghasilkan IDR 6.2 Triliun, atau 51.99% dari total pendapatan mereka di tahun 2020 dari sini.
  • Iklan
    EMTK menghasilkan IDR 4.69 Triliun, atau sekitar 39.31% dari total pendapatan mereka di tahun 2020 dari sini.
  • Jasa kesehatan dan rumah sakit
    IDR 385.8 Miliar, atau sekitar 3.23% dari total pendapatan mereka di tahun 2020 dari sini.
  • Jasa VSAT (“Very Small Aperture Terminal”, antena parabola untuk jaringan komunikasi)
    IDR 123.99 Miliar, atau 1.04% dari total pendapatan mereka di tahun 2020 dari sini.
  • Jasa perbaikan dan perawatan
    IDR 28.3 Miliar, atau 0.23% pendapatan dari sini.
  • Jasa dukungan teknis
    IDR 14.29 Miliar, atau 0.11% pendapatan dari sini.
  • Lain-lain
    IDR 484 Miliar, sekitar 4.05% dari total pendapatan, didapatkan EMTK dari lini bisnis ini.

Nah, sekarang mari kita bahas hasil dari tahap Research untuk EMTK di bawah.

Research – Valuasi PER dan PBV EMTK

Saya menggunakan laporan tahunan EMTK dari tahun 2011 – kuartal 3 tahun 2021 (yang saya setahunkan). Berikut performa bisnis mereka sekitar 10 tahun ke belakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 13.24% per tahun! Dengan angka median di 13.16% per tahun!
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 121% per tahun! Secara median, angka ini ada di 23.7%.
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 17.74% per tahun!
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif dengan rata-rata IDR 475 Miliar per tahun. Total FCF selama 10 tahun terakhir di IDR 5.23 Triliun!
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata: 0.44x. Angka yang bagus!
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: stabil dengan rata-rata 0.61x per tahun. Sangat sehat.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 10.9% per tahun. Biasa saja.
  8. Debt equity ratio (ratio hutang dibanding modal) rata-rata: 0.42x per tahun! Sangat sehat.
  9. Current ratio (rasio aset lancar dibanding kewajiban lancar) rata-rata: 4.8x! Sangat likuid!

  10. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 73x(!). Saat saya melakukan Research ini di bulan Januari 2022, PER EMTK ada di 169x! 57% lebih mahal dari PER historisnya!

Saat itu PER rata-rata industrinya ada di 111x, jadi PER EMTK saat itu 35% lebih mahal dari PER industrinya! Tidak menarik.

  1. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 4.3x. PBV mereka saat post ini saya tulis ada di 5.1x. 15% lebih mahal dari PBV rata-rata historisnya.

    PBV rata-rata industrinya ada di 5.28x. sekitar 3% lebih rendah dari PBV rata-rata industrinya. Tidak menarik juga, nih.

Invest di saham EMTK?

Secara valuasi PER dan PBV, EMTK tidak ada yang menarik. Meski secara performa bisnis cukup bagus: ROE memang biasa saja, tapi NPM cukup bagus dan DER-nya rendah. Belum lagi pendapatan dan laba yang naik terus, dan juga current ratio yang sangat likuid.

Nah, seperti biasa, saya selalu mencoba untuk menggali informasi lebih dalam lagi saat saya melakukan Research, untuk melihat siapa tahu masih ada “harta karun tersembunyi” di tiap perusahaan yang saya analisa.

Dan untuk EMTK, hanya hal ini yang saya dapat:

  1. Saat post ini ditulis, total kapitalisasi pasar EMTK ada di IDR 124.46 Triliun. Total aset mereka (minus Goodwill atau salah satu bentuk aset tak berwujud) saat ini ada di IDR 24.16 Triliun. Atau 20% dari kapitalisasi pasarnya.

Bagus, kah, itu? Hmmm, bagus, sih. Tapi tidak bisa dibilang “harta karun” juga menurut saya. Bukan hal yang istimewa menurut saya. Kalau analisa DCF untuk saham ini bagaimana?

Research – Valuasi DCF EMTK

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Gambar hasil valuasi DCF untuk saham EMTK. Harga wajar saham ini di IDR 405 per lembar. 425% lebih mahal dari harga saat post ini ditulis di IDR 2,130 per lembar! Dikurangi hutang, memberikan fair value di IDR 355 per lembar, atau menjadikan harganya 500% lebih mahal! Tidak ada margin of safety di harga EMTK yang sekarang!
Gambar 2. Hasil valuasi DCF untuk saham EMTK
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Untuk FCF/Net Profit – Expected, saya pakai 49%. Yaitu, angka FCF/Net Profit rata-rata selama 11 tahun kebelakang, dari tahun 2011 – 2021.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 7.5%. Itu saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya tambah 0.5%.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2% saja. Angka yang lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama sepuluh tahun terakhir.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik EMTK dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 23.67 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 23.67 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham EMTK yang beredar saat ini di 58.4 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 405.

Saat research atas saham ini saya lakukan di bulan Januari 2021, harga per lembar saham EMTK adalah IDR 2,130. 425% lebih MAHAL dari nilai intrinsiknya!

Kalau dikurangi hutang-hurangnya bagaimana? Nilai intrinsik per lembar EMTK makin kecil di IDR 355, atau 500% lebih MAHAL dari nilai intrinsiknya! Tidak ada margin of safety di sini!

Kesimpulan

Oke, invest di EMTK, kah, kita? Jawabannya, tidak di harga sekarang.

Memang EMTK adalah perusahaan yang bagus, performa bisnisnya cukup bagus dan dengan prospek ke depan yang sangat cerah (dengan kepemilikan EMTK di perusahaan-perusahaan teknologi Asia Tenggara, mereka siap dalam menghadapi kemajuan teknologi).

Tapi harga sahamnya saat ini mahal! Di Agustus 2020, saat awal pandemi, harga saham EMTK sempat menyentuh IDR 412 per lembarnya. Meski itu tetap lebih mahal dari nilai wajarnya, di IDR 405 per lembar sebelum dikurangi hutang, tapi harga itu berarti PBV-nya kurang dari 1x (0.99x tepatnya) dan aset totalnya (minus Goodwill) saat itu di IDR 17.88 Triliun, atau 74% dari kapitalisasi pasarnya saat itu. Harga yang lebih masuk akal dibandingkan dengan harga sekarang.

Gambar grafik saham EMTK yang sudah naik 417% dari Agustus 2020 ke Januari 2022 (dari harga IDR 412 per lembar, yang meski tetap sedikit lebih mahal dari nilai wajarnya di IDR 405 per lembar, harga IDR 412 tetap lebih masuk akal dari harga sekarang.)
Gambar 3. Tapi saham EMTK sudah naik 417% dari Agustus 2020 ke Januari 2022! (Sumber)

Untuk saya pribadi, di harga saham EMTK saat ini (IDR 2,130 per lembar), lebih baik saya beli anak perusahaannya: SCMA. Performa bisnis lebih bagus dan margin of safety-nya sangat besar.

Oke! Untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai EMTK. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan tulis komentar di bawah atau silahkan hubungi saya di sini.

Juga, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)