AKRA: Analisa Fundamental Raksasa Distribusi Kimia dan Migas

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com. Kali ini saya ingin membahas analisa fundamental saham AKRA (PT AKR Corporindo Tbk.), sebuah perusahaan distributor produk-produk kimia dan minyak bumi & gas raksasa di Indonesia.

Sama seperti ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.), INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk.), INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.), JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk.), UNTR (United Tractors Tbk.), CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk.), ANTM (Aneka Tambang Tbk.), ASII (Astra International Tbk.), UNVR (Unilever Indonesia Tbk.), dan yang lain, pembahasan AKRA kali ini juga merupakan bagian dari Seri Saham LQ45 blog ini – dimana saya akan membahas semua saham yang termasuk dalam indeks LQ45.

Sebelum kita bahas AKRA lebih lanjut, saya sebutkan lagi kalau saya akan menganalisa saham AKRA ini menggunakan metode analisa value investing saya sendiri, yang saya sebut sebagai SRRI (Screen, Review, Research, and Invest), dimana saya akan menggunakan metode valuasi standar seperti PER dan PBV. Tapi saya juga akan menggunakan metode valuasi Discounted Cash Flow (DCF).

Lalu saya juga mau menyebutkan bahwa analisa saham ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Saya hanya berbagi informasi yang saya dapatkan berdasarkan riset saya sendiri. Bila belum pernah, silahkan baca disclaimer blog ini di sini.

Terakhir, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5 dan untuk mata uang saya menggunakan USD / IDR; bukan “Dollar” atau “Rupiah”.

Sekarang, mari kita analisa saham AKRA!

Analisa saham AKRA

PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) adalah salah satu perusahaan distribusi dan perdagangan produk-produk kimia dan minyak bumi raksasa Indonesia. AKRA berdiri pada tahun 1960 di Surabaya dan didirikan oleh Pak Soegiarto Adikoesoemo di Surabaya. Lalu di tahun 1985, AKRA memindahkan kantor pusat perusahaaannya ke Jakarta dan mereka menjadi perusahaan publik pada tahun 1994.

Secara industri, AKRA masuk ke oil, gas, & coal. Secara kepemilikan, PT Arthakencana Rayatama memiliki 59.60% dari saham AKRA, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki 0.66% saham, Masyarakat memiliki 38.06%, dan sisanya masuk ke dalam Saham Tresuri sebesar 1.68%.

AKRA memiliki empat lini bisnis utama: Perdagangan & Distribusi, Jasa Logistik, Pabrikan, dan Kawasan Industri. Mari kita bahas satu per satu sebelum masuk ke tahap Research.

Bisnis

Sumber pendapatan AKRA dibagi empat dan mereka, termasuk masing-masing komposisi/kontribusinya, adalah:

  1. Perdagangan & Distribusi (Trading & Distribution)

Segmen ini mendistribusikan produk BBM dan beragam jenis bahan-bahan kimia dasar seperti caustic soda (soda api), sodium sulfat, PVC resin dan soda ash (soda abu).

Kontribusi bisnis ini sebesar 92% dari keseluruhan bisnis AKRA di tahun 2020.

  1. Jasa Logistik (Logistic Services)

Bisnis ini menyediakan beragam jasa logistik seperti penyewaan tangki penyimpanan dan gudang, jasa pengepakan, bongkar muat dan jasa transportasi, terutama untuk produk produk kimia cair dan padat, serta produk BBM, di Indonesia.

Kontribusinya sebesar 4% dari keseluruhan pendapatan AKRA di tahun 2020.

  1. Pabrikan (Manufacturing)

Segmen ini memproduksi bahan perekat kayu melalui anak usahanya di Surabaya.

2% dari keseluruhan pendapatan AKRA di tahun 2020 dari segmen ini.

  1. Kawasan Industri (Industrial Estate)

Kawasan industri ini adalah bagian dari proyek JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate) yang dikembangkan antara BKMS (PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera) dan BJTI (PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, sebuah entitas anak dari Pelindo III). Ini adalah kawasan industri, pelabuhan, pusat logistik, kawasan berikat, kawasan hiburan, kawasan komersil, dan perumahan seluas 3,000 hektar yang berlokasi di Gresik.

2% dari pendapatan AKRA di tahun 2020 berasal dari segmen ini juga.

Research saham AKRA – Valuasi PER dan PBV

Saya menggunakan laporan tahunan AKRA dari 2011 – Kuartal 2 tahun 2021. Berikut performa bisnis mereka selama hampir 11 tahun kebelakang:

  1. Revenue growth (pertumbuhan pendapatan) rata-rata: 9.97% per tahun.
  2. Net profit growth (pertumbuhan laba/profit) rata-rata: 22% per tahun. Angkanya tergolong tinggi karena banyaknya fluktuasi pertumbuhan tiap tahun, angka mediannya ada di 5.45%
  3. Net profit margin (marjin laba dibanding pendapatan) rata-rata: 4.29% per tahun.
  4. Free cash flow (FCF, sisa uang tunai dari aktifitas operasi dikurangi belanja aset) kumulatif positif di IDR 879 Miliar dengan rata-rata IDR 79 Miliar per tahun. (Berdasarkan laporan keuangan AKRA untuk Kuartal 2 di tahun 2021 ini, jadi angka ini bisa berubah).
  5. Owner’s earnings ratio (rasio belanja aset dibagi uang tunai dari aktifitas operasi) rata-rata di 1.65x. Tinggi karena hal sama seperti pertumbuhan laba mereka, sedangkan angka mediannya di 0.9x.
  6. Efficiency ratio (rasio seberapa efisien biaya setiap pendapatan perusahaan) rata-rata: fluktuatif dengan rata-rata di 0.02x per tahun. Sama seperti nomor 2, fluktuasi yang banyak mempengaruhi angka ini. Kalau angka mediannya di 0.28x.
  7. Return on equity (imbal hasil dari modal) rata-rata: 11.69% per tahun.
  8. Debt equity ratio(ratio hutang dibanding modal) rata-rata: tinggi di 1.18x per tahun.
  1. Price earnings ratio (PER, rasio harga saham dibanding laba) rata-rata: 22.45x. Saat saya melakukan Research ini di bulan Agustus 2021, PER AKRA ada di 12.6x, atau 82% lebih murah dari rata-rata historisnya!

    Tapi saat itu saya lihat PER rata-rata industrinya di 4.6x, atau 173% lebih mahal dari PER sekarang! Kurang menarik.

  2. Price to book value (PBV, rasio harga saham dibanding nilai modal) rata-rata: 2.64x. Waktu itu PBV AKRA ada di 1.41x, atau 87% lebih murah dari rata-rata historisnya!

Dan, PBV rata-rata industrinya saat itu di kisaran 1.97x. Berarti harga PBV AKRA saat itu 39.7% lebih murah dari rata-rata industrinya! Menarik juga, nih.

Invest di saham AKRA?

Menurut saya, performa bisnis AKRA bisa dibilang cukup baik, dan dari sisi valuasi PER dan PBV ada “potensi” di sini.

Sekarang saya coba menggali lebih dalam lagi untuk melihat apakah ada “harta karun tersembunyi” di saham AKRA ini:

  1. Revenue (pendapatan) mereka di tahun 2020 adalah IDR 17.7 Triliun dan kapitalisasi pasarnya, saat post ini ditulis, di IDR 15.3 Triliun. Berarti harga seluruh perusahaannya 15%  lebih kecil dari kemampuan AKRA menghasilkan pendapatan. Masuk akal, gak?
  2. Total Asset mereka di IDR 20.2 Triliun. Berarti 30% lebih besar dari harga pasarnya! Masuk akal??
  3. Nilai uang tunai + properti + properti investasi + aset tetap + tanah untuk dibangun milik AKRA senilai IDR 13.3 Triliun. Sudah 90% dari kapitalisasi perusahaannya. Masa kemampuan AKRA mencetak laba hanya dihargai 10%? Kan tidak mungkin.
  4. Current Ratio (rasio perbandingan aset lancar dengan liabilitas lancar) AKRA rata-rata di 1.38x! Perusahaan ini likuid, kok. Meski DERnya tinggi.

Banyak yang menarik di saham AKRA ini sebenarnya. Bagaimana dengan valuasinya secara DCF? Mari kita lihat.

Research saham AKRA – Valuasi DCF

Ini hasil analisa DCF (Discounted Cash Flow) untuk saham ini:

Hasil valuasi DCF untuk saham AKRA. Dengan fair value di IDR 8,022 per lembar dan harga saham saat post ini ditulis di IDR 3,830 per lembar. Ada margin of safety sebesar 109%! Cukup menarik!
Gambar 1. Hasil valuasi DCF untuk saham AKRA
  1. Saya menggunakan nilai performa bisnis aktual (yang sudah terjadi) untuk tahun 2017 – 2020 dan nilai ekspektasi performa bisnis untuk tahun 2021 – 2024.
  2. Angka FCF/Net Profit yang saya pakai adalah 4.97%. Ini adalah angka FCF/Net Profit terkecil mereka,tahun 2017.
  3. Untuk discount factor (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai FCF yang kita ekspektasikan/prediksikan untuk masa depan kalau nilai itu kita tarik ke hari ini), saya pakai 11%. Saya pakai angka Surat Berharga Negara (SBN) dengan tenor 10 tahun dan saya lebihkan 4%. Karena FCF yang fluktuatif, saya berharap imbal balik yang lebih besar.
  4. Untuk perpetual growth (angka persentase yang kita pakai untuk kalkulasi berapa nilai pertumbuhan FCF perusahaan selama-lamanya), saya pakai 2%.

Intinya, dengan amat sangat saya permudah (oversimplify), adalah nilai kumulatif FCF milik AKRA dari akhir 2021 (awal prediksi dimulai) sampai selamanya, kalau kita tarik ke hari ini akan bernilai sebesar IDR 32.2 Triliun. Selamanya itu sampai kapan? Entah. Bisa 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun ke depan.

Nilai IDR 32.2 Triliun itu, kalau kita bagi dengan jumlah saham AKRA yang beredar saat ini di 4 miliar lembar, akan memberikan kita nilai intrinsik per lembarnya di IDR 8,022.

Saat post ini ditulis di bulan Agustus 2021, nilai per lembar saham AKRA adalah IDR 3,830. Ada 109% margin of safety di sini!

Sekarang, mungkin, kah, saham AKRA naik ke IDR 8,000an? Loh, di tahun 2016 saham ini naik ke IDR 8,400an / lembarnya. Sangat mungkin!

Kesimpulan

AKRA adalah perusahaan yang besar dengan performa bisnis yang cukup baik. Meski DER-nya tinggi, tapi Current Ratio mereka juga tinggi (jadi tetap merupakan perusahaan yang likuid). Tapi NPM yang rendah dan ER yang tinggi menunjukkan kalau industri AKRA ini memiliki persaingan yang ketat. Meskipun demikian, ini tetap perusahaan yang bagus, yang mampu menghasilkan uang kas (FCF) yang banyak tiap tahunnya.

Menurut saya pribadi saham ini akan naik karena ada margin of safety, berdasarkan valuasi DCF, yang menarik di sini dan juga dividen yang tidak pernah gagal AKRA berikan selama 11 tahun terakhir. Tapi karena masih banyak saham yang lebih menarik valuasinya, seperti GJTL atau AUTOsaya tidak akan berinvestasi di saham AKRA ini. Minimal untuk sekarang.

Oke, untuk sekarang, mungkin ini dulu yang bisa saya bahas mengenai saham ini. Jangan lupa lakukan riset kalian sendiri, ya, sebelum berinvestasi. Bila ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di sini atau tinggalkan komentar di bawah.

Oke, mungkin kali ini sampai situ saja, kalau post ini membantu dalam perjalanan investasi, atau menghibur, kalian, saya hanya ingin memberi tahu kalau iklan yang kalian lihat di blog ini akan membantu saya dalam terus menjalankan blog saya ini. Bila ada yang menarik dan kalian klik, saya berterima-kasih sebelumnya.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)