Portfolio Saham Saya (Januari 2021)

Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com ini. Apa kabar? Semoga kalian sehat-sehat semua, ya. Meskipun ini sudah mau akhir Januari 2021, saya ingin mengucapkan: Selamat Tahun Baru 2021! Maaf saya baru bisa post lagi. Di kantor ada yang resign jadi kerjaan saya bertambah terus…tapi gaji tidak nambah (Looh? Curhat? Hehe..).

Anyways, saya akan mulai rajin post lagi di blog Stoxets ini karena target saya bisa ada 100 posts sampai akhir tahun 2021 ini paling tidak. Harusnya bisa jauh lebih dari itu, tapi saya lebih mementingkan kualitas dari kuantitas. Saya suka posts yang detil, jadi pembaca juga bisa tahu jalan pikiran saya saat membuat kesimpulan/keputusan. Tidak perlu menebak-nebak.

Nah, di post pertama saya di 2021 ini saya ingin melanjutkan post terakhir saya di tahun 2020, yaitu mengenai performa portfolio saham saya. Saya ingin memulai 2021 dengan memberikan update mengenai performa portfolio saham saya di tanggal 30 Desember 2020 (hari terakhir Bursa Efek Indonesia buka di 2020) dan tanggal 4 Januari 2021 (hari pertama BEI buka di 2021). Kenapa? Supaya di akhir 2021 nanti kita bisa melihat sama-sama bagaimana performa portfolio saya selama setahun ke belakang.

Oke, kita langsung saja. Tapi sebentar, sebelum saya lanjutkan, saham-saham yang saya sebutkan ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun, ya, ingat. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.

Tambahan, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5. Dan untuk kode mata uang, saya akan menulis kode standar internasional seperti USD / IDR.

Portfolio Saham (Januari 2021)

Sama dengan sebelumnya, saya urutkan performa portfolio saham saya ini berdasarkan besar persentase kepemilikan saya di masing-masing saham. Tetapi terus terang kali ini saya tidak bisa kasih gambar, seperti sebelumnya, karena waktu itu saya tidak sempat ambil screenshot portfolio saya dari aplikasi broker saya seperti di post saya sebelumnya.

Dan terus terang, setelah saya menulis post saya yang terakhir di 26 Desember 2020 (saya post di 29 Desember 2020), performa portfolio saham saya turun terus. Kalau kalian ingat, di akhir tahun 2020, IHSG merah. Karena ada 383 emiten yang merah.

Gambar grafik pergerakan harga IHSG yang menyebabkan portfolio saham saya turun di akhir Desember 2020.
Gambar 2. Dua hari merah di IHSG yang membuat portfolio saham saya turun

Jadi banyak dari portfolio saya yang ikut merah dan itu mengecilkan performa portfolio saya. Coba cek:

1. EKAD

Nama: PT Ekadharma International Tbk.

Pertama beli: 26 Mei 2020

Harga beli rata-rata: IDR 1,230

Harga tutup 2020: IDR 1,260

Kinerja: naik 2.44% (3.09% kalau dengan dividen)

Catatan: Jadi di post sebelumnya saya tulis EKAD saya naik 4.14% (4.8% kalau dengan dividen). Tetapi di 30 Desember 2020, EKAD saya turun, jadi hanya naik 2.44% (3.09% kalau dengan dividen). Tetap lebih baik dari rata-rata inflasi tahun 2020 yang di 2%, jadi yaaah, sudah lah.

2. TOTO

Nama: PT Surya Toto Indonesia Tbk.

Pertama beli: 27 Juli 2020

Harga beli rata-rata: IDR 216

Harga tutup 2020: IDR 238

Kinerja: naik 10.18% (sudah beserta dividen)

Catatan: Sebelumnya, TOTO saya naik 14.91%, tetapi di 30 Desember 2020, TOTO saya turun, jadi hanya naik 10.18%.

3. RALS

Nama: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.

Pertama beli: 5 Mei 2020

Harga beli rata-rata: IDR 598

Harga tutup 2020: IDR 775

Kinerja: naik 29.6% (34.23% kalau dengan dividen)Catatan: Sebelumnya, RALS saya naik 42.14%, (46.78% kalau dengan dividen), tetapi di 30 Desember 2020, RALS saya turun, jadi hanya naik 29.6% (34.23% kalau dengan dividen).

4. ITMG

Nama: PT Indo Tambangraya Megah Tbk.

Pertama beli: 26 Mei 2020

Harga beli rata-rata: IDR 8,200

Harga tutup 2020: IDR 13,850

Kinerja: naik 68.90% (71.14% kalau dengan dividen)

Catatan: Sebelumnya, ITMG saya naik 73.78%, (76% kalau dengan dividen), tetapi di 30 Desember 2020, ITMG saya turun, jadi hanya naik 68.90% (71.14% kalau dengan dividen).

5. HEXA

Nama: PT Hexindo Adiperkasa Tbk.

Pertama beli: 9 Juni 2020

Harga beli rata-rata: IDR 3,255

Harga tutup 2020: IDR 3,290

Kinerja: naik 1.07% (9.69% kalau dengan dividen)

Catatan: Sebelumnya, HEXA saya naik 1.36%, (9.99% kalau dengan dividen), tetapi di 30 Desember 2020, HEXA saya turun, jadi hanya naik 1.07% (9.69% kalau dengan dividen).

6. PJAA

Nama: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.

Pertama beli: 9 Juni 2020

Harga beli rata-rata: IDR 523

Harga tutup 2020: IDR 600

Kinerja: naik 14.72% (tahun 2020, PJAA tidak membagikan dividen)

Catatan: Sebelumnya, PJAA saya naik 20.53%,, tetapi di 30 Desember 2020, PJAA saya turun, jadi hanya naik 14.72%.

7. BBNI

Nama: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Pertama beli: 4 Agustus 2020

Harga beli rata-rata: IDR 5,720

Harga tutup 2020: IDR 6,175

Kinerja: naik 7.95% (saya membeli BBNI setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)

Catatan: Sebelumnya, BBNI saya naik 9.27%, tetapi di 30 Desember 2020, BBNI saya turun, jadi hanya naik 7.95%.

8. BSDE

Nama: PT Bumi Serpong Damai Tbk.

Pertama beli: 9 Juni 2020

Harga beli rata-rata: IDR 860

Harga tutup 2020: IDR 1,225

Kinerja: naik 42.44% (tahun 2020, BSDE tidak membagikan dividen)Catatan: Sebelumnya, BSDE saya naik 48.39%, tetapi di 30 Desember 2020, BSDE saya turun, jadi hanya naik 42.44%.

9. ULTJ

Nama: PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

Pertama beli: 12 November 2020

Harga beli rata-rata: IDR 1,671

Harga tutup 2020: IDR 1,600

Kinerja: turun -4.24% (saya membeli ULTJ setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)

Catatan: Sebelumnya, ULTJ saya turun -1.85%, tetapi di 30 Desember 2020, ULTJ saya turun lagi, jadi -4.24%.

10. SIDO

Nama: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.

Pertama beli: 10 November 2020

Harga beli rata-rata: IDR 830

Harga tutup 2020: IDR 805

Kinerja: turun -3% (saya membeli SIDO setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)

Catatan: Sebelumnya, SIDO saya turun -2.4%, tetapi di 30 Desember 2020, SIDO saya turun lagi, jadi -3%.

11. PRDA

Nama: PT Prodia Widyahusada Tbk.

Pertama beli: 18 Mei 2020

Harga beli rata-rata: IDR 3,247

Harga tutup 2020: IDR 3,250

Kinerja: naik 0.1% (saya membeli PRDA setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)

Catatan: Sebelumnya, PRDA saya naik 7.8%, tetapi di 30 Desember 2020, PRDA saya turun, jadi hanya naik 0.1%! Hahaha…

12. BIRD

Nama: PT Blue Bird Tbk.

Pertama beli: 26 Juni 2020

Harga beli rata-rata: IDR 1,174

Harga tutup 2020: IDR 1,300

Kinerja: naik 10.73% (tahun 2020 ini, BIRD tidak membagikan dividen)

Catatan: Sebelumnya, BIRD saya naik 27.75%, tetapi di 30 Desember 2020, BIRD saya turun, jadi hanya naik 10.73%

13. WSBP

Nama: PT Waskita Beton Precast Tbk.

Pertama beli: 9 Juni 2020

Harga beli rata-rata: IDR 196

Harga tutup 2020: IDR 274

Kinerja: naik 39.79% (saya membeli WSBP setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)

Catatan: Sebelumnya, WSBP saya naik 36%, dan di 30 Desember 2020, WSBP saya naik lagi ke 39.79%. Ini satu-satunya saham di portfolio saya yang naik akhir tahun lalu. Saya juga bingung kenapa.

Kalau kalian pernah baca post saya mengenai WSBP, saya sempat bilang saya kecewa dengan manajemen WSBP yang Direktur Utamanya saat itu ditangkap KPK. Tapi, yah, saya tetap bersyukur, sih, saham ini bisa naik. Mudah-mudahan bisa naik terus…hehehe.

Penutup

Nah, saya menutup tahun 2020, dan membuka tahun 2021, jadinya dengan kenaikan keseluruhan performa portfolio saham saya sebesar 16.12% “saja”.

Bukan 20.62%, per post saya yang saya tulis di 26 Desember 2020. Saya sedikit kecewa, tetapi saya tetap bersyukur. Alhamdulillah.

Meskipun portfolio saya turun, saya tetap “mengalahkan” IHSG yang sepanjang tahun 2020 performanya -4.84% (dihitung dari awal Januari 2020). Tetapi, sekali lagi, kalau saya ukur dari saat saya baru mulai berinvestasi jangka panjang di Mei 2020, dimana IHSG bisa naik 26.4%, saya jadi “kalah” 10.29% untuk bisa mendapatkan alpha.

Yah, tapi seperti saya sering bilang, performa tahun ke tahun tidak begitu penting kalau pandangan kita untuk 10 tahun ke atas.

OKe deh, itu saja yang ingin saya bicarakan dalam post pertama di tahun 2021 ini. Terima kasih sudah membaca tulisan saya sepanjang tahun 2020. Semoga kalian tetap membaca tulisan-tulisan saya di tahun 2021 ini.

Sekali lagi, Selamat Tahun Baru! Sehat selalu, rekan-rekan investasi.

Salam investasi,

ETS

Stoxets.com

Disclaimer/Peringatan:

Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.

Support This Blog

Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…

atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:

Buku untuk investor saham pemula

Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia

Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia

Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman

Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia

One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia

Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah

The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia

Dan masih banyak lagi!

Tolong bagikan artikel ini:

2 thoughts on “Portfolio Saham Saya (Januari 2021)”

    1. Terima kasih atas dukungannya! Saya jadi semangat lagi nge-blog…maaf lama gak post, kantor lagi sibuk..hehe

      Salam investasi,
      ETS

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error

Enjoying this blog? Tolong bagikan, ya! :)