Halo, saya ETS, pemilik dari blog Stoxets.com ini. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan Selamat Natal 2020 bagi yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 2021 bagi kalian semua! Semoga liburan kita semua menyenangkan dan kita semua sehat-sehat selalu. Untuk menemani liburan kalian, di post terakhir untuk tahun 2020 ini saya ingin membahas (atau update, kali yah…) portfolio saham saya (Desember 2020) satu per satu. Apa saja di dalamnya dan bagaimana kinerja mereka di tahun 2020 ini.
Saya akan sebutkan itu semua dan juga sedikit rekap alasan saya beli, apa saja yang saya jual (dan kenapa), lalu apa rencana saya untuk tahun 2021 yang akan segera kita masuki ini.
Sebelum saya lanjutkan, saham-saham yang saya sebutkan ini bukan rekomendasi untuk melakukan apapun. Bila kalian belum pernah baca disclaimer blog ini, silahkan klik di sini.
Tambahan, saya juga mau mengulang kalau saya menulis angka menggunakan sistem US/UK, bukan Belanda/Indonesia. Contoh: 1 juta saya tulis 1,000,000; bukan 1.000.000. Untuk desimal saya tulis 1.5; bukan 1,5.
Portfolio Saham Saya (Desember 2020)
Saya urutkan portfolio saham saya ini berdasarkan besar persentase kepemilikan saya di masing-masing saham. Tetapi di gambar di bawah ini tidak urut seperti demikian karena memang aplikasi broker yang saya pakai (Stockbit + Sinarmas Sekuritas) mengurutkannya berdasarkan abjad.
Nama: PT Ekadharma International Tbk.
Pertama beli: 26 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 1,230
Kinerja: naik 4.14% (4.8% kalau dengan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai EKAD, saya hanya menempatkan 7% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini EKAD ada di 16 – 17% dari keseluruhan portfolio saya (yang paling besar), karena dari valuasi DCF-nya (waktu saya menulis post tersebut, valuasi DCF EKAD belum saya buat) EKAD memberikan margin of safety yang terbesar dari saham-saham di portfolio saya.
Saat ini kinerja EKAD saya naik 4.14%, tetapi beserta dividen yang yang terima beberapa bulan lalu, EKAD di portfolio saya sudah naik total ke 4.8%. Sudah jauh lebih baik dari rata-rata inflasi tahun 2020 yang di 2%. Saya cukup happy, sih. (Pastinya mau ratusan kali lebih besar dari inflasi dong naiknya…hehehe).
Nama: PT Surya Toto Indonesia Tbk.
Pertama beli: 27 Juli 2020
Harga beli rata-rata: IDR 216
Kinerja: naik 14.91% (sudah beserta dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai TOTO, saya hanya menempatkan 3% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini TOTO ada di 14% dari keseluruhan portfolio saya, karena dari valuasi DCF-nya (waktu saya menulis post tersebut, valuasi DCF TOTO belum saya buat) TOTO memberikan margin of safety terbesar kedua dari saham-saham portfolio saya dan mereka juga memiliki PBV yang sangat menarik.
Saat ini kinerja TOTO saya naik 14.91%.
Nama: PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
Pertama beli: 5 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 598
Kinerja: naik 42.14% (46.78% kalau dengan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai RALS, saya menempatkan 15.3% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini RALS ada di 12% dari keseluruhan portfolio saya, bukan karena sengaja saya perkecil. Tetapi memang dana investasi saya bertambah dan saya alokasikan ke emiten-emiten lain, jadinya portfolio RALS saya menjadi kecil dengan sendirinya.
Saat ini kinerja RALS saya sudah naik 42.14%, yang kalau ditambah dividen yang saya terima di bulan September 2020 lalu, total kenaikan RALS di portfolio saya menjadi 46.78%.
Nama: PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
Pertama beli: 26 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 8,200
Kinerja: naik 73.78% (76% kalau dengan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai ITMG, saya menempatkan 6% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini ITMG ada di 10% dari keseluruhan portfolio saya, karena dari valuasi DCF-nya (waktu saya menulis post tersebut, valuasi DCF ITMG belum saya buat) ITMG memberikan margin of safety yang sangat menarik dan mereka juga memiliki valuasi PER dan PBV yang sangat menarik, saat itu paling tidak.
Saat ini kinerja ITMG saya sudah naik 73.78%, yang kalau ditambah dividen menjadi 76%. Kemarin-kemarin bahkan sempat naik 80-90%, tapi, yaaah, tujuan saya kan jangka panjang.
Nama: PT Hexindo Adiperkasa Tbk.
Pertama beli: 9 Juni 2020
Harga beli rata-rata: IDR 3,255
Kinerja: naik 1.36% (9.99% kalau dengan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai HEXA, saya menempatkan 10% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini RALS ada di 7% dari keseluruhan portfolio saya, bukan karena sengaja saya perkecil. Tetapi memang dana investasi saya bertambah dan saya alokasikan ke emiten-emiten lain, jadinya portfolio HEXA saya menjadi kecil dengan sendirinya.
Saat ini kinerja HEXA saya naik 1.36%, tetapi beserta dividen yang yang terima beberapa bulan lalu, HEXA di portfolio saya sudah naik total ke 9.99%. Dividend yield HEXA ada di rata-rata 7%, amat membantu kinerja saham yang turun sih.
Nama: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Pertama beli: 9 Juni 2020
Harga beli rata-rata: IDR 523
Kinerja: naik 20.53% (tahun 2020 ini, PJAA tidak membagikan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai PJAA, saya menempatkan 15.5% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini PJAA ada di 7% dari keseluruhan portfolio saya, sama seperti beberapa emiten sebelumnya, bukan karena sengaja saya perkecil. Tetapi memang dana investasi saya bertambah dan saya alokasikan ke emiten-emiten lain, jadinya portfolio PJAA saya menjadi kecil dengan sendirinya.
Saat ini kinerja PJAA saya sudah naik 20.53%.
Nama: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Pertama beli: 4 Agustus 2020
Harga beli rata-rata: IDR 5,720
Kinerja: naik 9.27% (saya membeli BBNI setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai BBNI, saya menempatkan 7% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini.
Saat ini kinerja BBNI saya sudah naik 9.27%. Sempat naik ke belasan persen, tapi saya menambah kepemilikan saya di emiten ini jadi menurunkan persentase kenaikannya.
Nama: PT Bumi Serpong Damai Tbk.
Pertama beli: 9 Juni 2020
Harga beli rata-rata: IDR 860
Kinerja: naik 48.39% (tahun 2020 ini, BSDE tidak membagikan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai BSDE, saya menempatkan 6% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini BSDE ada di 7% dari keseluruhan portfolio saya, karena dari valuasi DCF-nya (waktu saya menulis post tersebut, valuasi DCF ITMG belum saya buat) BSDE memberikan margin of safety yang menarik, valuasi PER dan PBV yang menarik, dan BSDE juga memiliki aset-aset yang banyak.
Saat ini kinerja BSDE saya sudah naik 48.39%.
Nama: PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk.
Pertama beli: 12 November 2020
Harga beli rata-rata: IDR 1,671
Kinerja: turun -1.85% (saya membeli ULTJ setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai ULTJ, saya menempatkan 6% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini.
Saat ini kinerja ULTJ saya sedang turun -1.85%.
Nama: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Pertama beli: 10 November 2020
Harga beli rata-rata: IDR 830
Kinerja: turun -2.4% (saya membeli SIDO setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai ULTJ, saya menempatkan 6% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini.
Saat ini kinerja SIDO saya sedang turun -2.4%.
Nama: PT Prodia Widyahusada Tbk.
Pertama beli: 18 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 3,247
Kinerja: naik 7.8% (saya membeli PRDA setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai PRDA, saya menempatkan 10% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini PRDA ada di 4% dari keseluruhan portfolio saya, ini juga karena dana investasi saya bertambah dan saya alokasikan ke emiten-emiten lain, jadinya portfolio PRDA saya menjadi kecil dengan sendirinya.
Saat ini kinerja PRDA saya sudah naik 7.8%.
Nama: PT Blue Bird Tbk.
Pertama beli: 26 Juni 2020
Harga beli rata-rata: IDR 1,174
Kinerja: naik 27.75% (tahun 2020 ini, BIRD tidak membagikan dividen)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai BIRD, saya menempatkan 4% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini BIRD ada di 2% dari keseluruhan portfolio saya, ini juga karena dana investasi saya bertambah dan saya alokasikan ke emiten-emiten lain, jadinya portfolio BIRD saya menjadi kecil dengan sendirinya.
Saat ini kinerja BIRD saya sudah naik 27.75%.
Nama: PT Waskita Beton Precast Tbk.
Pertama beli: 9 Juni 2020
Harga beli rata-rata: IDR 196
Kinerja: naik 36% (saya membeli WSBP setelah dividend cum date, jadi tidak kebagian)
Catatan: Saat saya menulis post mengenai WSBP, saya menempatkan 2.8% dari portfolio keseluruhan saya untuk emiten ini. Saat ini WSBP ada di 1% dari keseluruhan portfolio saya. Kali ini saya memang mengurangi kepemilikan saya di emiten ini karena Direktur Utamanya yang ditangkap KPK atas tuduhan korupsi.
Saat ini kinerja WSBP saya sudah naik 36%.
Portfolio Yang Sudah Dijual
Saya juga memiliki dua saham yang niatnya untuk jangka panjang, tetapi sudah saya jual karena saya menemukan perusahaan-perusahaan lain yang valuasinya lebih menarik.
Nama: PT Merck Tbk.
Pertama beli: 18 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 2,804
Harga jual: IDR 3,140
Kinerja: naik 11.69% (12.66% kalau dengan dividen)
Catatan: Saya memutuskan untuk keluar dari MERK karena saya lebih suka valuasi SIDO dan ULTJ. Saya lebih suka kinerja bisnis SIDO dan ULTJ.
Nama: PT Tempo Scan Pacific Tbk.
Pertama beli: 18 Mei 2020
Harga beli rata-rata: IDR 1,182
Harga jual: IDR 1,290
Kinerja: naik 8.85% (12.88% kalau dengan dividen)
Catatan: Sama dengan MERK, saya memutuskan untuk keluar dari TSPC karena saya lebih suka valuasi SIDO dan ULTJ.
Penutup
Nah, total kenaikan keseluruhan portfolio saya ada di 20.62%, per 26 Desember 2020. Apa saya senang dengan performa portfolio saham saya? Alhamdulillah.
Bahkan, beberapa hari yang lalu portfolio saya sempat naik sampai 30an%, tapi setelah itu IHSG turun, dan saya mendapat rezeki dana lebih yang bisa saya tempatkan ke portfolio saya. Jadi karena hal-hal itu, keseluruhan persentasi portfolio saya berkurang ke angka sekarang.
Sampai saat post ini ditulis, portfolio saham saya memang sudah “mengalahkan” IHSG yang tahun ini performanya masih -4.37% (dari awal Januari 2020). Memang kalau saya pakai tolak ukur ini saya sudah achieved alpha (mengalahkan indeks). (Horeee!)
Tapiii….saya baru mulai berinvestasi jangka panjang bisa dibilang bulan Mei 2020. Kalau saya pakai angka IHSG dari bulan Mei 2020, IHSG sudah naik 26.4%. Jadi saya masih “kalah” 5.78%.
Tetap saya bersyukur. Alhamdulillah, yang penting bisa positif portfolio saya dalam menutup tahun ini. Dan terus terang, performa tahun ke tahun tidak begitu penting kalau pandangan kita untuk 10 tahun ke atas.
Oke, itu saja yang ingin saya bicarakan dalam post terakhir di tahun 2020 ini. Terima kasih sudah membaca tulisan saya sepanjang tahun ini. Sehat selalu, rekan-rekan investasi! Bila ada pertanyaan/komentar silahkan kontak saya di sini, atau tinggalkan pesan di bawah.
Salam investasi,
ETS
Stoxets.com
Disclaimer/Peringatan:
Kami bukan perencana keuangan, pialang saham, maupun penasihat investasi. Stoxets.com murni berfungsi sebagai blog untuk berbagi pengalaman dan pendapat kami dalam berinvestasi di berbagai jenis aset (terutama pasar saham), tidak menyarankan siapapun untuk membeli/menjual suatu jenis aset maupun saham tertentu, dan tidak akan bertanggung jawab atas siapapun yang mengalami kerugian, maupun keuntungan, uang dalam berinvestasi dimanapun setelah membaca blog ini. Investasi apapun beresiko. Lakukan riset kalian sendiri. Uang kalian, tanggung jawab kalian.
Support This Blog
Kalau kalian ingin mendukung / support blog saya, kalian bisa klik iklan-iklan yang ada di blog saya ini…
atau kalian juga bisa membeli buku-buku rekomendasi saya di bawah ini melalui tautan / link afiliasi yang saya berikan. Semua buku yang saya rekomendasikan akan saya review terlebih dahulu, kalau tidak bagus tidak akan saya rekomendasikan untuk dibeli (meski tetap akan saya review). Program afiliasi ini tidak menjadikan harga buku lebih mahal, saya hanya mendapatkan komisi dari si penjualnya saja:
Buku untuk investor saham pemula
Who Wants to be a Smiling Investor – Lukas Setia Atmaja & Thomdean: Gramedia / Tokopedia
Value Investing: Beat the Market in Five Minutes – Teguh Hidayat: Gramedia / Tokopedia
Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan – Joeliardi Sunendar: Tokopedia
Learn to Earn – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia
Buku untuk investor saham yang lebih berpengalaman
Warren Buffett and the Interpretation of Financial Statements – Mary Buffett & David Clark: Tokopedia
One Up on Wall Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia
Beating the Street – Peter Lynch & John Rothchild: Tokopedia
Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. I – Joeliardi Sunendar: Tokopedia
Cara Simpel Berinvestasi di Pasar Modal vol. II – Joeliardi Sunendar: Tokopedia
Buku untuk investor saham tingkat jendral bintang lima & pendekar silat sabuk merah
The Intelligent Investor – Benjamin Graham: Gramedia / Tokopedia